🌼Asyhila🌼27

24.1K 1.5K 61
                                    

Happy reading✨

Nyatanya tidak semua orang yang kamu pikirkan akan memikirkanmu juga
.
.
Azka


"Erlan, mau dengerin aku nyanyi gak?" tanya seorang gadis yang tengah duduk manis dibangkunya. Gadis itu tersenyum manis sambil menekan-nekan tuts piano dengan lembutnya.

Laki-laki itu mendekat menatap lamat-lamat gadis yang sudah lama mengisi harinya ini. "Boleh? Kamu emangnya mau nyanyi apa?" tanya Erlan.

Gadis itu tersenyum lebar. "Lagu favorit aku dong. Tapi cuma reff'nya aja. Dengerin ya." pinta gadis itu dengan gemasnya.

"Eh, kok cuma reff'nya aja?" tanya Erlan pura-pura protes.

Gadis itu nampak manyun dan menatap Erlan sebal. "Terserah aku, pokoknya harus dengerin ya?"

Erlan mengangguk semangat. Ingin melihat bagaimana kekasihnya itu memainkan piano didepannya.

Alunan nada mulai terdengar sangat merdu dan lembut. Erlan masih menatap gadisnya lamat tidak mau mengalihkan pandangannya dari gadis yang sedang bermain piano itu.

I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what i've broken

Oh, cause i need you to see
That you are the reason

Alunan musik piano itu terhenti, menatap gadis yang sudah mengakhiri permainan itu.

"Kok cuma sedikit? Lanjutin dong." pinta laki-laki itu pada gadisnya.

Gadis itu menyegir kemudian menghampiri sang kekasih. "Nanti, kalau ada udah hapal, hehee." cengir gadis itu.

Laki-laki itu lantas tertawa dan mengacak rambut gadisnya gemas, pantasnya cuma reff'nya saja pikir Erlan, ternyata gadisnya ini tidak hapal dengan lagunya.

"Erlan jahat, jangan diketawain." cemberut gadis itu ketika melihat sang kekasih nampak sangat senang menertawakannya.

"Haha.. Eh-eh iya maaf." ujar Erlan menghentikan tawanya.

Gadis itu langsung memeluk Erlan erat. Dan laki-laki itu membalasnya tak kalah erat.

Tiba-tiba laki-laki itu teringat pada gadis mungil yang juga memainkan piano dengan nada serta suara lembut yang sama. Pikiran laki-laki itu bercabang, antara dia dan gadis mungil itu.

Laki-laki itu semakin memejamkan matanya erat. Pikirannya tertuju pada saat ia merasakan bagaimana dekapan hangat dulu yang selalu memeluknya setiap saat.

Laki-laki itu rindu, kapan ia bisa merasakan pelukan hangat itu lagi?

"Azka! Woy bangun! Lo, gak mati sambil duduk kan?" suara itu lantas membuat laki-laki itu membuka matanya dengan terpaksa.

"Ganggu!" desis Azka tajam menatap Varo yang malah cengengesan didepan pintu.

Laki-laki berkemeja biru itu maju dan duduk diatas kasur milik Azka. "Lah, elo. Gue panggilin dari bawah gak nyahut-nyahut ya gue samperin lah." cerocos Varo menatap Azka yang nampak memasang dasinya.

"Bodo." sahut Azka malas. Gara-gara abangnya itu terpaksa harus menyudahi lamunan tentang gadisnya itu.

Varo mencebik, merasa sangat kesal pada Azka yang nampak cuek. "Ngelamunin apaan sih, lo? Serius amat dah?" tanya Varo sedikit kepo.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang