Happy reading✨
He is my hero.
.
.
Asyhila
Pernahkah kamu mengkhawatirkan seseorang secara berlebihan? Padahal kamu saja tidak tahu harus menganggap orang itu apa? Tapi bukankah mengkhawatirkan seseorang tidak perlu harus ada status.Rasa cemas serta pikiran yang tidak-tidak lantas menghampiri pikiran laki-laki berkaus putih itu. Sejak sore hingga menjelang malam, laki-laki itu tidak tenang sedari tadi akibat kepikiran seseorang.
Dimana gadis itu, apakah dia baik-baik saja dan apakah sudah pulang dengan selamat?
"Akh! Gimana sih." rutuk laki-laki mengusap wajahnya kasar.
"Kamu kenapa, sayang?" suara lembut sang ibu lantas membuat laki-laki itu mendongak. Menatap sang ibu yang ternyata membawa dua buah cangkir teh diatas nampan itu.
"Gak papa, Ma." sahut laki-laki itu sambil tersenyum.
"Azka, Azka. Kamu pikir Mama gak liat apa kamu ngomel-ngomel sendiri." kata Alya sembari menatap sang putra.
Azka menghembuskan nafas kasar. Sepertinya jika bercerita dengan sang ibu akan membuatnya sedikit tenang.
"Azka lagi bingung, Ma. Azka lagi kepikiran seseorang." jujur laki-laki itu dengan wajah tidak bersemangatnya.
Azka menyeruput tehnya pelan, kemudian berseru."Kepikiran Syhila ata--
"Kok Mama tau?" sela Azka langsung.
"Mama belum selesai ngomong ih, kan bener dugaan Mama. Kenapa sama calon mantu, Mama." kekeh Alya diakhir kalimatnya.
"Ma," tegur Azka pada sang ibu.
Alya pun langsung menatap serius. Merasa masalah sang anak cukup membingungkan.
"Iya, iya. Terus kenapa? Kamu khawatir apa gimana?" tanya Alya mulai serius.
"Aku takut aja dia kenapa-napa." tutur Azka mengungkapkan apa yang ia pikirkan.
"Coba kamu tanyain sekarang dia kemana?" saran Alya tenang.
Mata Azka lantas membola, menepuk jidatnya seakan orang pikun.
"Kenapa gak kepikiran dari tadi, ya." kesal Azka pada dirinya sendiri.
"Makanya, kalau ada apa-apa selesain pake kepala dingin." ujar Alya menasehati. Setelahnya, Alya berpamitan untuk ke toilet. Meninggalkan Azka dengan segala pemikirannya.
"Kampret! Gue gak punya nomernya lagi." gumam Azka menatap ponselnya sebal.
"Ah, Elin."
Dengan gesitnya, Azka menekan nomor Elin. Mencoba menghubungi gadis cempreng itu. Pasti Elin mempunyai nomor Syhila, pikir Azka.
Tut.. Tutt
"Gak diangkat!" seru Azka kesal.
Laki-laki itu tidak menyerah. Ia terus menelpon Elin sampai beberapa kali. Sampai panggilan ke empat baru diangkat.
"Ha--
"HEH! LO, GAK TAU APA HAH GUE TIDUR SAMBIL MASKERAN! LAGI MIMPIIN OPPA-OPPA GUE! GANGGU." tanpa melihat nama yang tertera, gadis yang tengah bercerocos sambil memejamkan matanya itupun langsung menyemprot orang yang berani mengganggu tidur cantiknya.
Azka sampai menjauhkan ponsel dari telinganya gegara suara membahana milik Elin.
"Kirim nomer, Syhil." kata Azka langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYHILA(COMPLETED)
Novela JuvenilAsyhila Ersya Arabell gadis manis dan lugu yang selalu terlihat ceria didepan semua orang. tetapi dibalik semua itu tidak pernah ada yang tahu tentang penderitaan yang selau gadis itu alami. Gadis yang sering di panggil Shila itu suatu ketika tak s...