🌼Asyhila🌼63

23.1K 1.5K 91
                                    

Happy reading✨

Kalau pun dunia menolak kehadiranku, aku tidak apa-apa, asalkan itu jangan kamu
.
.
Azka.


Siapa yang tahu akan cerita luka sedalam itu. Kini, semuanya terungkap. Mengenang kembali masalalu yang sangat menyedihkan untuk didengar oleh siapapun.

Bagaimana luka, sakit, serta jeritan pedih yang sangat memilukan hati itu seolah terngiang nyata saat mendengarnya.

Yang mendengarnya saja bisa merasakan bagaimana pedih dan sakitnya. Apalagi yang mengalaminya.

Mungkin disebagian orang, masalalu hanyalah kenangan buruk dan kelam yang tidak pantas untuk diingat kembali. Namun, bagi seorang laki-laki ini, masalalu itu akan selalu ia ingat. Bagaimana kesalahan fatal yang dulu pernah ia buat.

Karna egonya sendiri, semuanya hancur. Dunianya runtuh seketika, tidak ada lagi yang berharga saat itu, kecuali hanyalah penyesalan.

"Aku brengsek, Syhi. Aku cowok paling bodoh didunia ini, aku gak pantes buat siapapun," ujar Azka merunduk. Otaknya selalu mereka ulang kesalahan fatal yang dulu pernah ia buat.

Bagaimana perpisahan keduanya yang sangat menyakitkan. Bahkan Azka saat itu pertemuan terakhir mereka saat dirumah sakit.

Syhila, sebagai pendengar sedari tadi bahkan sudah menangis deras. Ia sama sekali tidak bisa membayangkan jika ia berada diposisi laki-laki itu. Pastinya sangat menyakitkan.

Terlebih, nama Egi sempat terlintas dikejadian paling sadis itu. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa Egi-lah yang telah melakukan itu.

"Kalau aja aku gak sibuk urus orang-orang itu, Qila gak mungkin sampai--

Kalimat itu tertelan seiring isak serta dekapan hangat yang laki-laki itu dapat. Ada rasa terkejut serta heran kala melihat gadisnya kini yang sudah berderai air mata. "Hiks.. Udah, jangan dilanjut." ujar Syhila menangis seraya mendekap laki-laki itu.

Gadis itu sangat merasa bersalah, ia saat itu lebih mementingkan egonya. Ia tidak tahu bahwa kenangan kelam milik laki-laki itu sangat menyakitkan.

"Eh, kamu kenapa nangis?" heran Azka mengusap punggung gadisnya itu.

"Maaf, maafin aku." gadis itu masih terisak didekapan hangat itu.

Azka mengecup puncak kepala Syhila singkat. "Bukan salah, kamu. Harusnya aku yang minta maaf, maaf baru bisa jujur sekarang." ujar Azka lembut. Namun, dalam hati laki-laki itu ia juga sangat begitu sakit saat mengingat kenangan kelam itu.

Syhila menggeleng. "Aku egois, aku gak mau denger penjelasan kamu. Pasti kamu benci banget sama aku," ujar gadis itu menunduk kala pelukan itu terlepas.

Azka menggeleng tegas. Mengangkat dagu gadis itu dengan telunjuknya. "Dengerin, aku. Gimana aku bisa benci sama kamu, sedangkan aku udah buat luka banyak dihati kamu. Maafin, aku Syhi. Maaf, kalau kamu mau tetap putus aku gak papa. Karna cowok kaya aku emang gak pantes dapat berlian, seperti kamu."

"Enggak! Aku, gak mau. Maafin, aku. " kata Syhila kembali berderai air mata. Gadis itu kembali memeluk Azka erat. Demi apapun ia menyesal karna sudah mengatakan kalimat yang sangat menyakitkan waktu itu.

"Aku gak pantes buat, kamu Syhi. Aku gak bisa jadi laki-laki yang baik, ak--

"Kamu yang terbaik, maafin aku." isakan itu semakin kencang. Tangis gadis itu benar-benar membuat baju yang Azka kenakan basah akibatnya.

Azka tersenyum simpul. Didekapnya gadisnya erat-erat, hanya gadisnya sumber kekuatannya. Sumber cahaya dari segala kehidupan kelamnya dan sumber dari segala hidupnya kini.

ASYHILA(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang