Traktiran

344 24 2
                                    

Pair: Tamaki x Iori

Happy Reading~!

***

3rd pov

Bruk

Iori yang duduk di hadapan sebuah televisi sambil melipat tangannya, sesekali menatap jam dinding yang di gantung jauh di atas televisi. Kelihatannya ia sedang menunggu sebuah acara yang tak kunjung tayang.

Tiba-tiba, seseorang menerjang dirinya. Sayangnya, laki-laki dengan manik biru tua itu tidak sempat menghindar.

"Yotsuba-san, nggak usah sampe nerjang juga." Protesnya dengan alis yang kelihatan jelas mengerut.

"Ioriin, lapeerr!!"

"Ya makan lah. Mau minta jajan?"

Tanpa berpindah dari posisinya pasca menerjang Iori, Tamaki hanya menatap Iori dengan ekspresi cemberut.

"Traktirin." pintanya.

"Iorin juga belum makan kan? Nanti kamu sakit."

Iori berusaha menjauh sedikit dari Tamaki, ia merasa tak nyaman dengan posisinya saat itu.

"Kau kira aku punya banyak duit?" Ia sedikit kesal ketika laki-laki surai biru muda itu meminta untuk mentraktir dirinya.

"bisa menjauh sedikit? Baru nanti kujawab."

Tamaki menuruti permintaannya, dia berpindah dari posisinya diatas Iori, masih memanyunkan bibirnya.

"Iorin punya lebih banyak simpanan daripada aku. Kamu kan rajin menabung. Jangan pelit."

Iori menghela napas. Sekilas, ia tersenyum tipis.

"Yotsuba-san jadi perhatian ya, bisa tahu kalau aku belum makan. Atau karena pengen banget ditraktir?" Ujarnya sambil menerka. Biasanya, bocah itu mudah ditebak.

"Aku selalu perhatian kok." Tamaki menatap datar ke Iori.

"Jangan membuatku terkesan jelek gitu dong."

"Baiklah, baiklah. Untuk kali ini saja, lho. Tapi jangan minta yang mahal-mahal." Iori berdiri, lalu memandang layar televisi sejenak.

"YESS DITRAKTIR!" Tamaki berteriak kegirangan. 

"Gapapa, gabakal mahal kok-"

"Ah, acaranya sudah mulai rupanya.." gumamnya dengan suara pelan. Tamaki menyadari gumaman iori.

"Are, ada acara yang mau ditonton?"

"Iya, tadinya." Iori memandang layar televisi yang menunjukkan suatu acara. Kemudian, ia berbalik dan berjalan ke arah kamarnya.

"Kau juga siap-siap sana." Iori memasukki kamar dan menutup pintunya.

"Oh... oke." Memandang punggung Iori yang memasuki kamarnya, bengong, lalu masuk ke kamarnya juga mengambil tasnya.

***

Setelah selesai bersiap-siap, Iori berjalan ke arah pintu keluar. Sembari menunggu Tamaki, ia bersender ke dinding dan memainkan handphonenya.

"Lama ya..." Gumam Iori seraya menghela nafas. Selang berapa lama, Tamaki keluar kamar, dan menyapa Iori yang menunggunya.

"Hey." Mukanya tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali meskipun telah membuatnya menunggu.

"Mau kemana?" Iori membuka pintu keluar, kemudian berjalan mendahului Tamaki.

"Hmm" Tamaki ngekor.

Ainana no SeikatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang