Kean, mengemudikan mobil Van mereka menembus kegelapan malam menuju bangunan terbengkalai yang berada di pinggiran kota Northenshire.
Matt dan Ryan duduk di kursi belakang sambil berjaga-jaga waspada pada dua orang yang berhasil mereka lumpuhkan sebelumnya, Eunwoo dan Lalice.
Sedangkan Myra duduk dikursi penumpang di sebelah Kean dan Zero kembali melacak keberadaan June dengan laptop nya di kursi paling belakang.
Mereka benar-benar tidak boleh gagal dalam misi ini, atau nyawa taruhannya. Ketiga target mereka adalah orang paling dicari dalam beberapa tahun belakangan ini.
¤¤¤
Lalice dan Eunwoo terbangun di sebuah ruangan bernuansa putih.
Keduanya diikat di sebuah kursi yang mirip seperti kursi di dokter gigi dengan tangan kaki dan kepala diikat gesper kulit yang menyatu dengan kursi yang mereka duduki.
Beberapa kabel yang terhubung dengan monitor dipasangkan di beberapa bagian tubuh mereka, memantau pergerakan jantung dan nadi mereka.
Tepat dihadapan Lalice dan Eunwoo duduk, terdapat sebuah cermin besar, sehingga Eunwoo dan Lalice bisa saling menatap dan mempelajari ruangan tempat mereka disekap.
Ruangan itu terlihat kosong karena tidak terdapat banyak barang. Hanya dua buah monitor jantung dan entah alat apa yang ada di bagian bawahnya.
Lalu ada juga sebuah speaker yang bertengger diatas cermin besar.
Selain Lalice dan Eunwoo, terdapat dua pemuda bertubuh tegap berdiri di dekat pintu, satu-satunya pintu yang ada di ruangan tersebut.
Di samping ruangan itu, tepatnya dibalik cermin besar tempat Lalice dan Eunwoo disekap, terdapat sebuah ruangan yang dipenuhi alat-alat elektronik canggih.
Ada empat orang didalamnya.
Seorang wanita berusia sekitar 50an tahun yang duduk dengan anggun memandang Lalice dan Eunwoo melalui cermin besar dengan tatapan congkak dan senyuman miring. Di dekatnya ada sebuah microphone kecil yang bisa menyalurkan suaranya masuk ke dalam ruangan Lalice dan Eunwoo.
Disampingnya, berdiri seorang pria yang terlihat ringkih. Pria kutu buku yang biasa dijumpai di laboratorium-laboratorium. Pria itu mengenakan jas laboratorium putih yang panjang yang menutupi pakaian super rapihnya yang dikancing hingga kancing teratas. Di hidungnya bertengger sebuah kacamata baca super tebal dan di tangannya pria itu menggenggam sebuah clipboard yang menjepit berkas-berkas tentang Eunwoo dan Lalice.
Selain keduanya, berada agak jauh di belakang, dua orang pria bertubuh tegap berdiri dengan tatapan waspada. Siap mengorbankan dirinya untuk melindungi si wanita paruh baya yang kini mulai memencet tombol bicara di peratan canggih yang ada di depannya.
"Hello there," sapa si wanita paruh baya itu dengan suara yang begitu dalam sambil memperhatikan pergerakan kedua pemuda pemudi di hadapannya.
Namun, Eunwoo dan Lalice hanya diam tanpa berminat membalas, bahkan tidak terlihat sedikitpun peduli dengan sapaan si wanita itu.
"Namaku, Cynthia Koo," ujar wanita paruh baya itu sambil memantau pergerakan jantung keduanya melalui monitor, berharap ada perubahan disana.
Tetapi sayang sekali, Lalice dan Eunwoo seakan tidak peduli dengan keadaan mereka. Jika saja tubuh dan mata mereka tidak sesekali bergerak, dan jika saja pergerakan jantung mereka tidak dipantau monitor, orang bisa mengira mereka hanyalah boneka atau orang yang sedang keadaan comatose.
"Aku suka mereka. Percobaan pertama yang berhasil memang superior!" kata Cynthia terbahak-bahak.
"Berikan data mereka," perintahnya pada si lelaki kutu buku disebelahnya yang merupakan asistennya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/198268848-288-k785741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels of Death - The Beginning
ActionSeason 2 : The Angel of Death - Encounter Season 3 : The Angel of Death - Finale *** ⚠🔞 Warning : This story contains violence, indecent language and adult contains!! Please be wise 🔞⚠ Twins - Lalisa and Junhoe were a little ball of sunshine. Ever...