Seorang polantas wanita terkejut hampir melompat ketika suara kencang terdengar di inderanya. Sejenak dirinya tertegun menatap pintu kayu di sebelah kanannya tapi kemudian mengendikkan bahunya dan memilih meninggalkan tempat itu secepatnya tanpa berminat ikut campur.
Di dalam ruangan itu, Jinhwan menatap marah ke atasannya. Kedua tangannya bertumpuh pada meja kayu besar yang memisahkannya.
Sedangkan atasannya, seorang lelaki bertubuh gemuk dengan rambut hampir botak hanya menatapnya tidak peduli.
"We have too much in our plate, right now, Sir! Bagaimana mungkin kami mengambil kasus lain jika satu kasus saja begitu sulit dipecahkan," ujarnya sambil meredam emosinya.
"Justru, kasus Grim Reaper mu itu bisa dihentikan untuk sementara waktu, lagipula aku yakin kau memiliki kecakapan yang memungkinkan menangkap orang gila yang telah membunuh dua orang wanita," kata atasannya sambil menopang dagunya yang berlipat.
"Anggota ku akan sakit jika kami menerima kasus lagi, Sir," protes Jinhwan yang kali ini tidak lagi menutupi kemarahannya.
"Kau tidak memiliki pilihan lain, Mr. Kim. Lagipula di kantor ini hanya kau yang memiliki kecakapan lebih untuk menangkap seorang pembunuh misterius. Bukankah kau selalu berhasil menyelesaikan kasus yang kau terima di kantormu yang lama sebelum dirimu dimutasi?" cecar atasannya tanpa bermaksud meledek.
Namun tidak bagi Jinhwan. Dengan kesal ia berbalik tanpa mengucapkan salam dan pergi membanting pintu kantor atasannya dengan sedikit kasar.
__________
Rose, Chanwoo, Donghyuk, Mingyu dan Jennie terkejut saat pintu kantor divisi mereka menjeblak terbuka.
Menampilkan Jinhwan yang membawa sekardus besar yang berisi tumpukan file. Pria mungil berwajah seksi itu melangkah sambil menutup pintu kantornya yang ada dibelakangnya dengan menggunakan kakinya.
Lalu dengan langkah cepat dan dengan raut wajah kesal, Jinhwan menaruk kotak kardus berwarna putih dengan lambang polisi itu di atas meja yang sedikit kosong.
"Kasus baru. Si tua gendut sialan itu melimpahkan kita kasus baru tanpa mau mendengarkan penjelasanku, dengan alasan kasus ini mirip dengan kasus grim reaper walau aku sudah berkali-kali menjelaskan kalau si pembunuh baru ini hanya peniru," ungkap Jinhwan tanpa menunggu pertanyaan dari anggotanya.
"Donghyuk, kau ambil berkas file pembunuhan ibu dan anak beberapa waktu lalu di divisi tiga, sepertinya kasus ini ada kesamaan dengan yang sebelumnya," perintah Jinhwan sebelum mendudukkan dirinya di meja kerjanya dan membenamkan diri dengan file yang baru saja diterimanya.
¤¤¤
Suara tawa yang merusak gendang telinga membahana dari dapur, membuat Lalice dan Eunwoo terbangun dari tidurnya.
Dengan wajah datar, Lalice menoleh menatap wajah kekasihnya yang ternyata juga menatapnya dengan wajah datar. 'Kenapa June?' begitu arti tatapan keduanya.
Walau enggan, akhirnya Lalice dan Eunwoo bangkit duduk sebelum akhirnya berdiri, memunguti pakaian mereka dan memakainya dengan malas.
Sedikit menguap karena masih mengantuk Lalice berjalan pelan keluar kamar dan mulai menuruni tangga rumahnya dengan Eunwoo yang beraut sama persis dengan Lalice di belakangnya.
"June yya, kau sudah gila karena kebanyakan melotot di depan monitor?" tanya Lalice yang duduk di atas kursi meja barnya, menatap June dengan mata sayu khas orang ngantuk.
Disisinya, Eunwoo tanpa berbicara juga ikut duduk di kursi bar sebelah Lalice dan langsung membenamkan wajah tampannya di atas tangannya yang ia lipat diatas meja, melanjutkan tidurnya yang masih kurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels of Death - The Beginning
AksiSeason 2 : The Angel of Death - Encounter Season 3 : The Angel of Death - Finale *** ⚠🔞 Warning : This story contains violence, indecent language and adult contains!! Please be wise 🔞⚠ Twins - Lalisa and Junhoe were a little ball of sunshine. Ever...