Lee Dongmin si anak lelaki tampan berkulit putih yang memiliki senyuman bagai malaikat bukan hanya terkenal di sekolahnya karena wajahnya tetapi juga kepintaran otaknya dan kebaikan hatinya.
Tidak ada satupun orang di dunia ini yang sanggup membenci dirinya. Dongmin adalah anak tunggal seorang pengusaha sukses, sehingga selain dianggap malaikat karena kebaikannya, Dongmin juga seringkali dipanggil pangeran karena harta keluarganya yang berkelimpahan.
Namun, di usia yang ke delapan tahun, sebulan setelah ulang tahunnya, keluarganya bangkrut karena ditipu oleh mafia di kotanya. Ayah dan ibunya, yang selalu ia sayangi dan banggakan, keluarganya yang selalu jadi panutan tetangganya karena selalu harmonis berubah 180 derajat.
Orang tuanya ternyata lebih mencintai uang sehingga mereka dengan tega menjual anak semata wayang mereka, Dongmin ke mafia yang telah menipunya.
Jangan bayangkan bagaimana kehidupan Dongmin di sarang mafia. Dongmin yang baru berusia delapan tahin itu seringkali menjadi samsak hidup mafia-mafia itu.
Bukan sekali dua kali, Dongmin ditemukan pingsan karena terpukul di daerah-daerah vital. Tapi, dengan sisa-sisa kemanusiaan yang ada dalam hatinya, Dongmin masih berusaha mensyukuri hidupnya. Walau ia sering terluka, ia masih memiliki tempat tinggal yang melindunginya dari cuaca-cuaca ekstrim kotanya dan ia juga masih bisa makan kenyang setiap harinya.
Bukankah hal sederhana seperti itulah yang harus selalu disyukuri?
Tetapi, lagi-lagi, nasib sepertinya kembali mengujinya. Di bulan kedua dirinya tinggal di sarang mafia, seorang remaja tanggung yang dipersiapkan menjadi putera mahkota di kerajaan mafia ayahnya, menembak Dongmin dengan sengaja hanya karena ia tidak suka melihat wajah Dongmin dan mengenai perutnya, melukai organ dalamnya sehingga Dongmin harus dilarikan ke rumah sakit.
Disanalah, si mafia yang membeli Dongmin bertemu dengan ayah angkat Lalice dan June dan membeli Dongmin dengan harga tinggi.
¤¤¤
Dongmin yang sudah sembuh dari luka tembaknya kini berada dalam mobil berwarna hitam milik ayah angkat Lalice dan June.
"Kita mau kemana, Mr. Cooper," tanya Dongmin penasaran sambil melihat-lihat pemandangan di depannya.
"Kerumahku. Aku memiliki anak kembar seusia mu, kuyakin kau akan menyukai mereka" senyum Mr. Cooper.
"Benarkah, aku akan sangat senang mengenal mereka," ujar Dongmin menampilkan senyuman menawannya yang mematikan.
¤¤¤
Dongmin menatap kedua anak di depannya yang dikenalkan padanya sebagai anak Mr. Cooper. Lalice dan June nama mereka. Dan dalam hitungan detik, Dongmin langsung menyukai keduanya.
Lalice dan June menatap terkejut melihat Dongmin tanpa disadari oleh Dongmin. Sial, apalagi yang dipikirkan si pria gendut itu, pikir mereka. Apa si lelaki berwajah malaikat didepannya akan menjadi kelinci percobaan seperti mereka juga, batin mereka.
Jika begitu, itu artinya, Lalice dan June harus menjadi temannya jika mereka tidak ingin melihat Dongmin menjadi gila seperti anak-anak sebelumnya yang menjadi gila dan akhirnya disuntik mati karena tidak berguna.
"Hei, aku Lalice dan dia June. Kami delapan tahun, dan kau?" tanya Lalice tersenyum hangat.
Dongmin terpana melihat senyuman lebar Lalice sebelum akhirnya menjawab, "Lee Dongmin. Kita seumur, jadi kurasa kita bisa menjadi teman," senyumnya.
"Yeah! let's be friend," ucap June menjulurkan tangannya menyalami Dongmin.
Semoga kau orang yang kuat, Lee Dongmin, batin Lalice dan June.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Angels of Death - The Beginning
AcciónSeason 2 : The Angel of Death - Encounter Season 3 : The Angel of Death - Finale *** ⚠🔞 Warning : This story contains violence, indecent language and adult contains!! Please be wise 🔞⚠ Twins - Lalisa and Junhoe were a little ball of sunshine. Ever...