Three

496 28 3
                                    

Happy Reading..
Jangan lupa voment ya!

🍂

Sudah hampir satu jam Delisa mengobrol dengan teman masa kecilnya itu, sesekali keduanya terlihat tertawa bersama, Alvino juga terlihat sesekali mengacak ngacak rambut gadis itu bahkan Ia mencubit hidung Delisa hingga hidung itu nampak berwarna merah seperti tomat. Delisa juga sesekali nampak memukul pelan bahu Alvino sambil tertawa, mungkin mereka mengingat ngingat kembali masa kecil mereka yang menyenangkan waktu itu.

"Inget gak? Lo nangis waktu gue main sama temen baru gue" Alvino kembali tertawa mengingat kejadian menggemaskan itu.

Pipi Delisa memerah, Ia sangat malu jika mengingat ngingat hal itu "Udah ah gak usah di bahas Al" kata Delisa sambil memukul lengan Alvino pelan.

Tiba tiba terdengar sebuah suara yang sekiranya berasal dari perut cowok yang duduk di sampingnya dan hal itu membuat Delisa tertawa, kini giliran Alvino yang malu.

"Lo laper?" kata Delisa yang berusaha menghentikan tawanya.

"Ayok ah makan! malah ketawa" kata Alvino yang bangkit dari kursi dan berdiri memandangi Delisa yang tidak hentinya tertawa.

Sebuah lengkungan garis tipis terbentuk di wajahnya saat memandangi teman masa kecilnya itu.

"Ayok" kata Delisa yang sudah berdiri dan berhenti tertawa.

Alvino sedikit terkejut, senyuman itu langsung berubah menjadi wajah yang sedikit gugup saat Delisa menggandeng tangan nya.

"Lo masih suka makan ketoprak gak Al?" tanya Delisa yang berjalan di samping Alvino.

Pria itu menoleh ke arah Delisa, Ia mengangguk dan menampakkan senyuman di wajahnya. Memang ketampanan Alvino tidak bisa diragukan lagi, tapi Angga jauh lebih tampan dan manis dari pria itu.

"Masih dong. Lo gimana?" tanya nya balik kepada Delisa.

"Masih, tapi udah jarang banget yang jualan ketoprak di daerah sini" kata Delisa dengan wajahnya yang berubah menjadi sok sedih.

"Dih mukanya gak usah gitu juga kali" Alvino mengulurkan tangannya dan mengusap wajah Delisa, Delisa yang merasa tidak terima diperlakukan seperti itu langsung mencubit lengan Alvino kecil sekali.

"Eh sakittt woy!!!" kata Alvino saat merasakan sesuatu yang mencekit di daerah lengannya. Ia melihat lengannya yang memerah akibat ulah Delisa, tapi itu sama sekali tidak membuatnya marah "Dari dulu hobinya nyubit, dasar kepiting!" kata Alvino mengejek Delisa.

"Biarin aja, dari pada lo suka narik hidung, rambut, bahkan lo suka ngusep ngusep muka gue. Kayak orang mesum!" kata Delisa sambil menjulurkan lidahnya.

Mata Alvino membulat, Ia tidak terima di katai mesum oleh Delisa "Apa lo bilang?" Ia meraih tangan Delisa dan menggelitiki tubuh Delisa hingga gadis itu tertawa terbahak bahak tanpa memperdulikan orang orang yang memperhatikan mereka dari tadi.

"Rasain!" kata Alvino setelah selesai membalaskan dendamnya.

"Bikin malu aja!" kata Delisa sambil merapihkan rambutnya.

"Udah ah ayok buruan! jalan keparkiran aja kayak jalan ke tol Cipularang!" kata Alvino yang berjalan mendahului Delisa.

"All!! tungguin!" kata Delisa sambil berlari mengejar langkah besar milik Alvino.

🍂

Felly menerima telpon dari salah satu temannya, jujur saja Ia sebenarnya tidak ingin mengangkat telepon dari siapapun saat ini. Hanya karena temannya itu menelponnya lebih dari 10 kali makanya Ia mau mengangkatnya.

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang