Twelve

271 18 0
                                    

Happy Reading..
Jangan lupa vomment ya!

🍂

Delisa tersenyum sumbang "Iya, dia emang Mamah aku".

"Tapi cuman statusnya doang" lanjut Delisa kemudian mengenakan helm tanpa Angga yang menahannya lagi.

Angga terdiam sebentar memikirkan ucapan Delisa, Ia menatap Delisa yang kemudian memberikan isyarat melalui tatapan nya yang seakan akan berkata 'Ayo'.
Angga pun menarik nafasnya panjang dan mengenakan helm full face nya kemudian melenggang di jalanan beraspal itu.

🍂

Flashback on..

"Mamah! Delisa dapet nilai 90 loh" teriak seorang gadis kecil yang berusia sekitar 7 tahun terlihat sedang berlari ke arah Maya yang kini tengah sibuk dengan laptopnya.

"Mamah!mamah! Liat deh! Delisa dapet 90. Delisa pinter kan?"

"Mamah liat dulu!" gadis kecil itu menarik narik baju Maya.

Maya menarik nafasnya panjang, Ia menarik kertas dari tangan kecil milik Delisa "Wah pinter ya anak Mamah" Maya mengacak ngacak rambut Delisa kecil lalu kembali fokus kepada laptopnya.

Delisa kecil masih menatap Mamahnya itu dengan senyuman yang masih mengembang di wajahnya.

"Mamah Delisa gak dapet hadiah?" Delisa menengadahkan tangan mungilnya di samping Maya.

"Mamah sibuk sayang" jawab Maya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tapi nanti kalo Mamah udah gak sibuk kita ke big mall ya?" kata Delisa dengan tatapan penuh harap.

"Mamah gak bisa" jawab Maya tegas.

"Kalo kamu dapet nilai itu cuman untuk Mamah ajak jalan jalan atau dapat hadiah dari Mamah. Mending kamu gak usah dapet nilai segitu aja" jawab Maya yang mulai tersulut dengan emosinya.

Delisa kecil tertunduk, air matanya menumpuk di pelupuk matanya, sebentar lagi air mata itu akan jatuh. Buru buru Ia berlari meninggalkan Mamahnya yang masih sibuk dengan pekerjaannya itu.

Flashback off..

Maya memijat keningnya sambil menutup matanya. Kini sudah menunjukkan pukul 22.00, tapi Ia masih belum menemukan putri semata wayangnya itu dirumah. Kemana kah putrinya itu pergi hingga selarut ini?

Maya memutuskan untuk masuk ke kamar Delisa, lama sekali Ia tidak mengunjungi kamar anaknya itu, barang kali Ia bisa membantu Delisa untuk membereskan kamarnya.

Maya melangkahkan kakinya untuk menaiki anak tangga dan menuju ke kamar Delisa. Setibanya di sana Maya melihat kamar Delisa yang biasanya selalu terlihat rapih kini terlihat sedikit berantakan. Maya menarik nafasnya sambil menggeleng geleng kan kepalanya. Ia mengambil baju baju yang berserakan di atas kasur Delisa maupun di atas sofa. Gelas dan bungkus snack berserakan di atas karpet berbulu milik anak tunggalnya itu.

Saat Ia hendak meletakkan pakaian yang sudah Ia lipat didalam lemari Delisa tiba tiba matanya tertuju pada salah satu baju yang sangat Ia kenali.

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang