Five

372 23 1
                                    

Happy Reading..
Jangan lupa voment ya!

🍂

Pagi ini hujan terus saja mengguyur kota Yogyakarta tanpa memperdulikan anak anak yang harus bersekolah di pagi hari.

Delisa yang terlihat tertidur begitu pulas nampak menarik selimutnya hingga menutupi seluruh wajahnya. Rasanya kedinginan di pagi hari seperti ini begitu nikmat jika Ia habiskan untuk tidur hingga hujan itu berhenti.

"Non geulis" suara ketukan pintu disertai suara yang begitu familiar ditelinga Delisa membuat gadis itu mengambil guling nya dan memeluknya dengan erat.

"Non Delisa udah bangun belum?" suara itu lagi lagi membuat Delisa bergumam pelan.

Bi Surti yang masih setia berdiri di depan pintu kamar anak majikannya itu memutuskan untuk masuk kedalam kamar yang sudah pasti tidak terkunci. Ia tahu betul bahwa anak majikannya itu tidak akan mengunci pintu kamarnya, alasannya agar Bi Surti gampang untuk membangunkan nya saat dirinya tak kunjung bangun jika sudah dipanggil dari luar pintu.

Bi Surti masuk kedalam kamar Delisa. Ia menggeleng geleng kan kepalanya dan menarik selimut tebal itu dari tubuh Delisa "Eh non, ini teh udah pagi atuh. Non gak' sekolah ya?" tanya Bi Surti bak seorang ibu yang membangunkan anaknya.

Delisa berdecak. Ia mengucek ngucek kedua matanya yang masih sangat mengantuk. Ia melihat jam weker berwarna biru tua di atas meja yang sengaja diletakkan di samping ranjang tidurnya. Matanya membulat sempurna saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.45. Buru buru Ia menghempaskan selimut dari tubuhnya. Ia mengambil ikat rambutnya dan mencepol rambutnya asal.

Bi Surti hanya tersenyum dan menggeleng geleng kan kepalanya lagi saat melihat tingkah Delisa yang kalang kabut. Anak itu terlihat mengambil handuk berwarna merah mudanya dan berlari ke dalam kamar mandi. Sedangkan Bi Surti mengambil selimut yang tadi di lempar dengan asal oleh Delisa. Ia membereskan tempat tidur anak majikannya itu untuk kedua kalinya.

Bi Surti jarang sekali membersihkan kamar Delisa. Karena setiap kali Ia ingin membereskan kamar itu, Delisa selalu menolak, Ia tidak mau Bi Surti membereskan kamarnya karena menurutnya Ia bisa membersihkan kamarnya sendiri. Toh Bi Surti di pekerjakan dirumah ini untuk membantu pekerjaan Mamah yang tidak bisa beliau lakukan karena kesibukannya, bukan untuk membereskan kamar Delisa.

Delisa adalah anak yang mandiri di mata Bi Surti. Ia adalah gadis cantik yang sopan dan baik hati. Bi Surti sangat menyukainya.

Bi Surti berjalan keluar kamar dan turun kebawah untuk menyiapkan roti selai keju kesukaan Delisa.

"Eh den Angga kasep" kata Bi Surti ketika melihat sosok Angga yang tampan sudah berdiri gagah didepan pintu rumah Delisa dengan tas ransel yang hanya Ia gendong dengan sebelah bahu nya saja membuat kegagahan nya semakin menjadi.

"Non Delisa nya masih di atas, ayo masuk dulu" ajak Bi Surti dengan ramah.

Angga tersenyum dan menerima ajakan Bi Surti. Ia duduk di atas sofa dan sesekali melihat ke seliling rumah Delisa yang menurutnya sedikit berbeda hari ini. Kira kira apa yang beda ya?.

"Untung aja ujan nya udah berhenti ya den" kata Bi Surti sambil mengoleskan selai keju di atas selembar roti.

"Iya bi" jawab Angga dengan tatapannya yang tidak berpaling dari setiap dinding rumah Delisa yang terlihat polos.

"Ayok" kata Delisa yang kini sudah berdiri di depan pintu dengan nafasnya yang tidak beraturan. Angga sontak langsung menoleh ke arah gadisnya itu.

"Gak sarapan dulu atuh non?" tawar Bi Surti.

"Gak usah bi ini udah telat soalnya" kata Delisa kemudian menyengir kuda.

Angga bangkit dari sofa dan berpamitan kepada Bi Surti. Delisa yang melihat itu tersenyum dan melakukan hal yang sama seperti yang Angga lakukan beberapa detik yang lalu.

"Berangkat dulu bii dadah" kata Delisa yang berjalan menuju pintu keluar sambil melambai lambaikan salah satu tangannya.

Rumput yang basah membuat Delisa asik menggerutu dengan sendirinya. Hal itu sangat menyebalkan karena membuat sepatu nya basah nantinya.

"Makanya jangan begadang terus"

Delisa berdecak mendengarkan kalimat Angga. Sungguh, Ia tidak bergadang semalam tapi mengapa pagi ini Ia bisa bangun kesiangan? apakah karena hujan? atau karena kelelahan?.

"Aku gak bergadang" jawab Delisa yang saat ini berdiri di samping Angga.

"Oh ya?" sahut Angga yang berjalan menuju pintu mobil dan membuka kenop pintu nya.

"Ayok" kata nya yang kini sudah berada di dalam mobil.

Delisa mengikuti perintah kekasihnya itu dan masuk kedalam mobil.

🍂

Angga dan Delisa telah tiba di sekolahnya dengan tepat waktu. Kurang lebih 5 menit lagi gerbang akan ditutup oleh sang satpam. Dan untungnya Dewi Fortuna sedang berpihak kepada mereka berdua.

Angga turun dari mobilnya dengan gagah diikuti oleh Delisa yang berdiri di sampingnya. Hampir seluruh pasang mata yang berada disekolah itu memperhatikan kedua pemuda pemudi yang berjalan santai di koridor sekolahan tersebut. Hal ini sudah biasa mereka rasakan, jadi keduanya tidak merasa risih sama sekali. Hampir satu sekolah tau akan hubungan keduanya. Bagaimana tidak? dua duanya adalah orang terpopuler di SMA N 1 Teladan, pantas saja semua siswa mengetahui akan hal itu.

Delisa. Siswi terpopuler di angkatan sekaligus jurusan nya yang sudah pasti dikenal oleh kakak kelas maupun adik kelasnya. Begitu juga dengan Angga, siswa terpopuler satu sekolah, dan terkenal atas kedinginan nya yang seperti es. Dan hanya Delisa yang mampu untuk mencairkan es nya.

Angga menggandeng tangan Delisa sambil terus berjalan menyusuri koridor. Keduanya benar benar menjadi sorotan pada pagi ini.

"Kamu ngerasa gak sih mereka merhatiin kita?" tanya Delisa yang berada di samping Angga.

"Biarin" jawab Angga santai.

"Ayok buruan" kata Delisa mempercepat langkahnya.

"Santai aja kali. Gak ada yang ngejar juga kan?"

"Bukan itu masalahnya" kata Delisa dengan wajahnya yang terlihat sedikit panik.

"Guru aku itu udah masuk kelas barusan" kata Delisa kemudian melepaskan genggaman Angga dan berlari "Dadahh" kata nya yang mulai menjauh dari Angga.

Angga melongo melihat Delisa yang berlari sangat kencang barusan. Sungguh, baru kali ini Ia melihat Delisa berlari seperti tadi.

"Angga"

Angga menarik nafasnya dan mengeluarkan nya lagi dengan kasar. Ia sangat mengenal suara itu, suara yang begitu membuatnya kesal setiap kali mendengar ucapannya.

"Hmm"

"Mau sampe kapan kamu kayak gini terus?" kata orang itu lagi.

"Gue udah bilang kan waktu itu" jawab Angga tanpa berniat melihat sosok yang berada dibelakangnya saat ini.

"Apa kamu gak mau bantu aku?"

"Selesaikan masalah lo sendiri" Angga memperbaiki tasnya dan berjalan meninggalkan wanita itu di sana, di koridor yang mulai terlihat sepi.

"Kamu bakal nyesel Ngga" kata wanita itu dengan senyuman jahatnya yang menjengkelkan. Sebut saja namanya Indri.

🍂

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang