Four

409 29 4
                                    

Happy Reading..
Jangan lupa voment ya!

🍂

Delisa berjalan gontai memasuki halaman rumahnya, Ia baru saja pulang dari rumah Felly dan mendapat kan berita buruk hari ini. Kebahagiaan yang tadi siang Ia rasakan langsung hilang dalam waktu satu detik saja.

"Assalamualaikum" kata Delisa dengan wajah lesunya.

"Waalaikumsalam. Eh non, mau bibi rebusin air hangat?" tawar bi Surti, tapi Delisa langsung menolak dan memilih untuk naik ke atas menuju kamarnya. Ia ingin langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tertidur, berharap ketika Ia membuka matanya nanti masalah di hidupnya telah selesai. Tapi itu tidak mungkin terjadi, mau tidak mau, siap tidak siap Delisa harus bisa melewati semuanya.

"Gak usah bi" kata Delisa dan berjalan dengan pandangan yang hanya menatap lantai dan sepatu sneakers berwarna dusty pink nya dari tadi.

Sesampainya dikamar Delisa langsung merebahkan tubuhnya dan melemparkan tas nya asal. Ia memejamkan matanya sesaat, saat Ia kembali membuka matanya pandangannya terperangkap pada sebuah gantungan foto polaroid yang menampakkan dirinya dan Angga yang tengah tertawa bersama, di samping foto itu terdapat foto lainnya yang memperlihatkan Angga dengan seragam putih abu abunya dan topi yang Ia kenakan terbalik, tidak lupa senyuman manis yang sangat Delisa sukai terpampang jelas pada foto itu. Delisa tersenyum melihat foto itu, Ia beranjak dari kasurnya dan meraih foto yang tergantung didinding kamarnya tersebut.

"Sok ganteng" kata Delisa dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

Drt...drt....drt....

Delisa menoleh mendapatkan ponselnya yang terus saja bergetar, Ia menghembuskan nafasnya kasar dan meraih ponsel itu. Sedetik kemudian senyuman kembali terbentuk diwajahnya yang putih pucat itu.

"Hallo" kata suara dari lawan bicara nya saat ini.

"Hallo" jawab Delisa sambil terus tersenyum.

"Kamu dimana?" tanya suara dari sebrang telpon.

"Dirumah" jawab Delisa lagi.

"Udah makan?" tanya Angga yang ingin memastikan bahwa gadisnya itu telah mengisi energi ditubuhnya.

"Udah kok" jawab Delisa berbohong.

"Oh yaudah bagus deh, besok aku jemput ya. Have a nice dream del"

Tiitt...tiitt.....ttiitittt..

Sambungan itu terputus, perlahan lahan Delisa menurunkan ponsel berlogo apel setengah gigitan itu dari telinganya. Pandangannya kosong, pikirannya tiba tiba saja berputar mengenai sosok Angga yang baru saja menelponnya.

"Gimana kalo kamu gak perhatian lagi sama aku?" katanya lalu memejamkan matanya.

Mata Delisa kembali terbuka ketika ada seseorang yang mengetuk ngetuk pintu kamarnya. "Masuk" kata Delisa memerintahkan orang itu masuk.

Tiba tiba muncul seorang wanita paruh baya lengkap dengan pakaian kerjanya yang mungkin belum sempat Ia ganti, wajah wanita itu benar benar hampir mirip dengan Delisa.

"Lagi ngapain sayang?" tanya wanita yang tak lain adalah Maya, mamah kandung Delisa.

Delisa memutarkan bola matanya malas. Ia sama sekali tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Mamah nya itu, Ia justru malah bangkit dan pergi untuk mengambil handuk.

"Mamah nanya kok gak dijawab?" kata Maya sambil terus memperhatikan hal yang dilakukan oleh putri semata wayangnya itu.

"Delisa mau mandi, Mamah bisa keluar?" kata Delisa dengan dingin namun terdengar tegas dan jelas.

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang