Twenty

367 22 7
                                    

Happy Reading...
Jangan lupa vomment ya!

🍁

Kringgg....kringgg....kringgg

Bel istirahat yang ditunggu tunggu oleh Felly akhirnya berbunyi. Ia segera bangkit dari kursi dan berjalan menuju meja Delisa yang duduk cukup jauh dari kursinya. Tadinya mereka berdua memang duduk satu meja, tapi karena kepergok oleh pak Bambang saat keduanya tengah menggosip mereka pun langsung dipindahkan.

"Dell kantin skuyy!!" ajak Felly dengan penuh semangat.

"Laper nihh!!" katanya sambil menepuk nepuk perutnya.

"Gue gak kekantin fel, lo duluan aja" jawab Delisa tanpa ada semangat sama sekali.

Felly menghela nafasnya dan duduk di samping Delisa "Come on girll!!" katanya yang kini merangkul bahu sahabat nya itu.

"Gue gak laper fel sumpah" jawab Delisa yang tidak sesuai dengan harapan Felly.

"Halah! Gue tau lo lagi galau!" Felly bangkit dari kursi.

"Yaudah kalo gitu gue makan dulu, laperr!" katanya sebelum meninggalkan Delisa di dalem kelas seorang diri karena semua anak yg berada didalam kelas memang langsung berhamburan keluar kelas saat mendengar bel istirahat berbunyi.

Alvino👹

Udah baikan?

Alvino: Udah kok

Bagus deh kalo gitu, istirahat aja dulu

Alvino: Iya del, makasih ya

Sama sama Al

Alvino: Semangat sekolahnya, besok aku masuk sekolah tenang aja

Kalo masih sakit jangan dipaksa masuk dulu

Alvino: Udah sembuh kalo liat senyum mu del haha

Haha

Delisa mematikan ponselnya dan memasukkannya kedalam saku. Ia berjalan keluar kelas berniat untuk pergi ke toilet umum karena toilet kelasnya sedang rusak dan sedang diperbaiki.

"Wah parah sih Ngga sampe ngemis gitu!"

"Terima aja napa bego!"

"Tau nih! sok jual mahal!"

"Kalo gue jadi lo ya Ngga, dah pasti gue terima!"

Percakapan kecil itu terdengar saat Delisa melewati kelas IPS, dimana itu adalah kelas Angga, mantan pacarnya.

"Gak usah dihiraukan del" batinnya

Tapi sepertinya rasa penasarannya kini lebih besar dibandingkan gengsinya.

Ia pun memelankan langkahnya dan mendengarkan sedikit percakapan Angga dan teman temannya.

"Dona cantik juga!"

"Oh gue tau kenapa ni kadal gak mau nerima Dona"

"Biar gak dikatain fakboi"

"Hahaha"

"Kan baru putus sama kelas ujungg"

"Bacot!" kata Angga yang kini bangkit dari kursi dan berjalan menuju pintu kelas.

Delisa yang mengetahui itu pun langsung berpura pura memainkan ponselnya yang mati.

Angga sempat melihat Delisa tapi Ia langsung membuang muka. Entah apa yang Delisa rasakan, intinya perasaannya begitu sakit ketika mendapatkan tatapan dingin dari Angga.

Biasanya Ia selalu mendapatkan tatapan hangat dari laki laki itu, tapi hari ini? hari ini adalah kedua kalinya Ia mendapatkan tatapan dingin itu.

🍂

Angga menghisap sepuntung rokok yang kini tinggal setengah dan mengepulkan asap rokok tersebut ke udara, Ia menjentik jentikkan puntung rokok tersebut agar abu yang ada disana berjatuhan tepat didalam asbak kaca miliknya. Tangan kanannya meraih gitar berwarna merah maroon yang berada disebelahnya sedangkan mulutnya sibuk mengapit puntung rokok agar tidak terjatuh. Jari jemarinya begitu lihai memetikkan senar gitar dan membentuk sebuah alunan musik yang begitu menenangkan pikirannya malam ini.

"Jago juga lo main gitar!"

Suara itu tiba tiba membuat Angga menghentikkan gerakan jarinya dan melihat ke arah Revangga yang kini berdiri didepannya.

"Didepan kamar gue ada pintu gak?" tanya Angga.

Revangga menoleh ke arah pintu kamar adiknya kemudian Ia mengangguk "Ada" jawabnya.

"Terus gunanya pintu kamar gue selama ini apa kalo lo selalu masuk tanpa izin dari gue?" tanya Angga dengan wajahnya yang datar.

Revangga hanya menyengir kuda dan duduk di samping adiknya itu.

Angga menarik nafasnya dalam dan bangkit dari sofa, tapi sebelum berdiri Ia mematikkan bara api yang masih menyala dipuntung rokok nya tadi.

Revangga menggeleng gelengkan kepalanya "Mau sampe kapan lo ngerokok terus? sampe tuh tenggorokan bolong? atau paru paru lo item?" omel Revangga yang merasa kesal karena nasihatnya sama sekali tidak digubris oleh sang adik.

"Sampe kapan aja terserah gue" jawab Angga santai.

"Ngerokok itu bikin lo cepet mati bego" kata Revangga yang kini sudah berdiri disamping Angga.

Suasana hening beberapa saat..

"Ngapain lo?" tanya Angga yang bingung melihat kakaknya tengah memandangi langit pada malam ini dengan seksama.

"Ngitung bintang"

"Kalo lebih dari 5 Lo harus turutin permintaan gue" kata Revangga yang disusul kekehan kecil dari Angga.

"Lah?"

Seketika tawa kecil itu kembali menjadi sosok Angga yang datar.

"Bisa ketawa juga ya ternyata?" tanya Revangga heran.

"To the poin, ngapain lo kekamar gue?" tanya Angga tanpa memandang wajah Revangga.

"Lo putus sama cewek lo?" tanya Revangga.

"Hmm"

"Serius lo?" Revangga sedikit terkejut.

"Hmm" sahut Angga.

"Kok bisa?"

"Kenapa?" tanya Revangga yang mulai kepo

"Lo pengen tau apa peduli?" kata Angga lalu pergi meninggalkan Revangga dengan wajah bingungnya.

"Lah dia yang punya kamar gue yang ditinggal"

Halloo!! maaf ya baru upp hehe!! soalnyaa tugas numpuk banget. Haduh selama dikarantina bukannya istirahat tugas malah tambah banyak:((

Stay save ya kalian semua!! smgtt!!♥️
Tabungg duluu rindunyaa, nnti dipecahin sama sama doinya hehe:>

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang