Seventeen

299 19 3
                                    

Happy Reading...
Jangan lupa vomment ya!

🍁

"Aku lihat semuanya Del!" teriak Angga dihadapan gadis itu.

"Aku bahkan gak pernah nyentuh kamu sedikit pun!"

"Tapi sahabat kamu itu?" Angga menggeleng kan kepalanya.

"Angga bukan gitu" Delisa berusaha membela dirinya.

"Bukan gitu gimana?" tanya Angga.

"Jawab!" kesabaran Angga sudah habis sekarang.

"Semenjak laki laki yang katanya sahabat kamu itu muncul di kehidupan kamu, kamu selalu prioritasin dia del, kamu sadar gak?!"

"Semuanya dia, apa apa dia!"

"Sebenarnya pacar kamu itu aku atau dia sih?"

Angga mengelap wajahnya "Kamu anggap aku apa?" kini nada Angga turun satu oktaf.

"Aku ini siapa del?"

"Apa posisi aku udah digantiin sama Alvino semenjak dia datang?"

"Apa aku udah gak sepenting itu buat kamu?"

"Apa arti hubungan kita selama ini kalo kamu gak sayang sama aku?"

"Aku kecewa del"

Delisa menangis sambil terduduk di bangku taman itu "Aku sayang kamu Angga"

"Kalo kamu sayang aku, kamu harusnya bisa bedain mana sahabat dan mana pacar kamu" kata Angga berusaha menahan emosinya.

"Ini nggak!" katanya lagi.

"Malam ini kamu jalan sama aku, tapi dari pagi sampe sore waktu kamu full buat Alvino" kata Angga penuh dengan kekecewaan.

"Angga..." panggil Delisa yang sudah tidak bisa berkata kata lagi, karena memang benar apa yang dikatakan oleh Angga saat ini.

"Apa?, kamu masih mau bilang kalo yang tadi aku lihat itu cuman salah paham? Iya?"

"Ngga jangan kayak gini, dengerin aku dulu.." lagi lagi gadis itu mengeluarkan air matanya.

"Aku gak bisa dengar apa apa lagi. Udah cukup sabar aku ngadepin kamu yang selalu ninggalin aku setiap kali ada hal yang menyangkut tentang cowok itu" potong Angga dengan cepat.

"Sekarang aku cukup sadar diri aja, percuma juga kan aku bertahan buat orang yang sekarang hatinya udah bukan buat aku lagi?"

"Makasih untuk dua tahun belakangan ini, karena lo udah jadi pelangi buat gue"

Delisa merasakan sakit yang luar biasa di dadanya ketika kata yang biasanya di ucapkan oleh Angga aku-kamu berubah menjadi gue-lo. Delisa menahan tangisannya yang benar benar ingin pecah. Apakah ini akhir dari hubungan yang telah mereka jalin selama ini?.

"Dan makasih juga udah bawa kehancuran setelah pelangi lo hilang" sambungnya.

"Satu hal yang gue mau bilang" suara angga terdengar dingin persis seperti pertma kali keduanya bertemu.

"Semoga Alvino itu pilihan terbaik yang lo pilih ya"

Angga meninggalkan Delisa yang tertunduk di bangku taman itu seorang diri.

Delisa masih mencoba untuk tenang, tapi di sisi lain Ia masih memikirikan hubungannya yang sebenarnya masih ada atau sudah diakhiri oleh Angga? apakah segampang itu untuk mengambil keputusan? apakah Angga tidak ingin memberikan kesempatan untuk dirinya sekali saja?

Alhamdulillah yaa geys msih bisa up hhe!

#dirumahaja

Semoga bumi kita lekas membaik ya aamiin.

lov u all!!

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang