Extrapart

458 29 10
                                    

Empat tahun berlalu.

Delisa. Gadis yang saat ini berdiri di depan jendela apartemen nya. Mata nya menatap kosong pada setiap tetesan air hujan yang jatuh membasahi jendela kaca itu. Setiap hembusan nafasnya menciptakan embun pada jendela apartemennya.

Sepi.

Sunyi.

Itulah yang Ia rasakan selama ini. Selama Ia hadir di dunia ini. Kesepian itu. Kesunyian itu. Semuanya sempat hilang setelah bertemu dengan Alvino. Namun itu semua kembali Ia rasakan saat harus berpisah dengan sahabat kecilnya. Empat tahun yang lalu, tepat dimana terakhir kalinya Ia merasakan kedamaian. Kehangatan. Dan kebahagiaan. Selepas Alvino pergi, Angga hadir di kehidupannya. Membuat setiap harinya lebih berwarna seperti pelangi. Kesuraman itu semua lenyap dalam sekejap. Bahkan laki laki itu mampu membuatnya bahagia melebihi sahabatnya.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Alvino, sahabat kecilnya yang dulu begitu baik dan lembut datang di kehidupannya empat tahun yang lalu dalam keadaan yang berbeda, baik secara fisik maupun sikap. Ia tidak menyangka bahwa Alvino tega untuk memisahkannya dari kebahagiannya. Dari kekasihnya. Dari temannya. Dari Angga Ego Pramudya. Mengapa Alvino tega melakukan itu kepadanya?

Ah, jangan bingung jika Delisa memikirkan hal itu. Semenjak Angga pergi untuk melanjutkan sekolah nya di luar negeri. Hubungan Alvino dan Delisa merenggang. Tidak. Bukan karena Delisa yang menjauh, tapi cowok itu memiliki seorang kekasih dan tentu saja Ia lebih memprioritaskan kekasihnya itu di bandingkan dirinya.

Delisa menyesal. Menyesal telah menyia nyiakan Angga dan lebih memilih Alvino saat itu. Dia ingin mengulang semuanya dan pasti Ia akan memilih Angga ketimbang memilih Alvino. Tapi apa boleh buat? semua sudah terjadi. Terjadi karena kesalahannya sendiri. Terjadi karena ke egoisannya. Terjadi karena ulah sahabat nya dan diri nya sendiri.

--🌻--

Angga pov...

Aku melangkahkan kakiku untuk memasuki apartemen milik ayah. Bayang bayang seorang gadis yang dulu mengisi hari hari aku selama di Indonesia kini kembali menyerang pikiranku.

Ya. Aku sudah berusaha melupakannya. Seberusaha apapun aku, namun semuanya hanya sia sia. Otakku terlalu payah untuk menyingkirkan gadis itu dari pikiranku. Hatiku selalu berkata bahwa aku masih mencintainya. Terkadang aku berpikir. Mengapa aku begitu bodoh? begitu bodoh mencintai seorang perempuan yang jelas jelas sudah mencampakkan ku kemarin? mengapa aku harus terus mengingatnya? tiga tahun bukan waktu yang singkat kan? jadi kenapa aku belum bisa melupakan nya dalam waktu sepanjang itu?

"Huffft.."

Aku menghela nafas ku saat aku sudah duduk manis di dalam apartemen ayahku. Aku berusaha menghubungi seseorang dengan menggunakan ponsel genggam ku. Dan beberapa menit kemudian suara itu muncul dari sebrang sana.

--🌻--

"Wah gila! makin cakep aja lu!"

"HAHA"

"Iri lu ya?"

Percakapan itu di mulai saat Angga datang dan berkumpul kembali bersama teman teman SMA nya. Ya bisa dibilang acara reunian lah ya wkwk.

"Gimana kuliah lo di sana? aman?" tanya Heldi sambil menyeruput jus alpukatnya.

"Aman lah! lo liat aja tuh mukanya cerah, secerah hati guee!" Aldo merangkul gadis yang ada di sampingnya penuh bahagia.

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang