Sixteen

297 18 2
                                    

Happy Reading...
Jangan lupa vomment ya!

🍁

Angga benar benar tidak menyangka dengan apa yang Ia lihat saat ini. Ia membalikkan badannya dan langsung menuruni anak tangga, Ia memilih untuk pulang tanpa berpamitan terlebih dahulu, walaupun Bi Surti sudah menahannya saat Ia berada di bawah.

"Aden mau kemana atuh? udah ketemu sama non Delisa nya?" tanya Bi surti yang melihat kemarahan pada wajah Angga.

"Aden mau pulang? cepet pisan atuh den baru juga nyampe perasaan" kata Bi surti berusaha menahan Angga.

"Tiba tiba orang tua saya nelpon bi, saya harus pulang" jawab Angga berusaha tenang.

"Ooooh, yaudah kalo gitu mah, hati hati ya den" kata Bi Surti sambil mengangguk nganggukkan kepalanya.

Angga mengegas motornya dengan kecepatan tinggi, emosinya kini benar benar sampai di ubun ubun, Ia ingin memecahkan emosinya tapi tidak tahu pada siapa. Tidak mungkin Ia akan pulang ke rumah dengan keadaan seperti ini, Revangga pasti akan menanyakan berbagai pertanyaan saat mengetahui bahwa adiknya itu tengah emosi. Revangga begitu mengenal Angga.

Motor besar berwarna merah itu berhenti disebuah pemakaman yang selalu Angga datangi di saat pria itu tidak baik baik saja.

Angga duduk di samping sebuah makam yang tak lain adalah makam Bundanya, sosok wanita yang begitu Ia cintai dan rindukan.

"Selamat malam bun" kata Angga sambil melemparkan senyumannya di hadapan makan sang Bunda.

"Maaf Angga kesini malem malem" kata Angga sambil menatap ke makan yang lainnya, tidak ada rasa takut sana sekali pada diri anak itu, karena Ia yakin Bundanya akan selalu menjaganya.

"Angga mau cerita dikit boleh bun?" kata Angga sambil terus mengelus ngelus batu nisan yang bertuliskan nama sang Bunda.

"Angga lagi kecewa Bun" kata Angga dengan pandangan nya yang menatap tanah kuburan itu.

"Angga kecewa sama pacar Angga yang waktu itu Angga bawa kesini"

"Dia buat Angga bingung sekarang" kata Angga lalu menarik nafasnya, Ia tahu pasti bundanya saat ini tengah berada di sekitarnya.

"Bunda jangan marah ya, Angga jadi lemah gini"

"Semenjak bunda pergi, Angga kehilangan satu semangat yang bener bener Angga butuhin"

"Yaitu bunda" Angga tersenyum.

"Bunda baik baik ya di sana"

"Angga selalu doain bunda kok"

"I miss you bun" Angga mencium batu nisan itu lalu pergi meninggalkan pemakaman dengan perasaannya yang sedikit tenang.

🍁

"Non Delisa tadi udah ketemu den Angga?" tanya Bi Surti saat makan malam.

"Angga?" Delisa mengerutkan keningnya sambil mengulang kata Angga yang di ucapkan Bi Surti tadi.

"Iya atuh non, masa iya Mang Ujang" kata Bi Surti sambil mengelap piring.

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang