Fourteen

275 18 0
                                    

Happy Reading..
Jangan lupa voment ya!

🍂

Delisa merasakan pusing yang begitu menguasai kepalanya saat ini, kepalanya seperti di pukul oleh batu bata yang begitu besar dan berat sehingga Ia tidak sanggup untuk mengangkat kepalanya sekarang.

Perlahan Ia memijit kepalanya menggunakan kedua tangannya, ia berusaha untuk duduk tapi begitu sulit, kepalanya benar benar pusing.

"Sini gue bantu" suara itu membuat Delisa menoleh kearah sang pemilik yang saat ini memegang sebuah bantal dan meletakkannya ke belakang bahu Delisa, laki laki itu juga membantu Delisa untuk duduk dengan baik.

"Maaci" kata Delisa sambil tersenyum manis ke arah Alvino.

"Lo sakit apa?" tanya Alvino yang saat ini membuka kan sekaleng susu beruang untuk Delisa minum.

"Nih minum, biar baikan dikit" katanya lalu tersenyum.

Delisa mengangguk dan meneguk susu itu hingga habis.

"Makasih banget ya Al" kata Delisa lagi lagi berterima kasih kepada sahabatnya itu.

"Santai aja kali" Alvino mengacak ngacak rambut Delisa

"Lo gak istirahat?" tanya Delisa yang melihat Alvino masih duduk di samping ranjangnya.

"Masa temen gue lagi sakit gue tinggalin sih?" Alvino menaik turunkan alisnya.

"Mending lo ke kantin aja" Angga tiba tiba muncul dari balik pintu lalu berjalan ke arah Delisa dan juga Alvino.

"Angga?" Delisa tersenyum ke arah laki laki itu.

Angga mengelus lembut surai hitam milik Delisa "Udah baikan?" tanya Angga dengan nadanya yang begitu lembut, sangat berbeda saat ia berbicara dengan Alvino tadi.

Delisa mengangguk "Udah kok, tadi juga udah di kasih susu beruang sama Alvino" Delisa menatap Alvino "Makasih ya Al"

"Sama sama" Alvino tersenyum manis kepada Delisa namun saat matanya tidak sengaja menatap Angga senyuman itu langsung menghilang dan berubah menjadi wajah yang datar tanpa ekspresi.

"Gue keluar dulu kalo gitu" kata Alvino kemudian beranjak dari kursi.

"Hussss" kata Angga saat melihat Alvino yang sudah keluar dari UKS.

"Angga" Delisa menatap tajam mata kekasihnya itu.

"Kenapa?" tanya Angga.

"Jangan kayak gitu sama Alvino." kata Delisa kemudian membuang mukanya.

"Emang gak boleh?"

"Kamu kan tau dia sahabat aku dari kecil Angga"

"Terus? Aku gak berhak cemburu?"

"Boleh" Delisa tersenyum "Tapi harus tau batasan" Delisa meletakkan jari telunjuknya di kening Angga.

"Oh ya?" Angga jongkok di hadapan Delisa.

"Jangan bikin aku khawatir kayak tadi ya?" Angga menatap mata Delisa lekat.

"Jangan terlalu deket deket sama Alvino juga"

𝔻𝔼𝕃𝕀𝕊𝔸ℕ𝔾𝔾𝔸 [𝙴𝙽𝙳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang