Semester akhir adalah masa perjuangan penentu hidup dan matinya status kelulusan.
Laporan dan tugas di mana-mana, skripsi, konsultasi, bimbingan, sempro, hingga menuju sidang akhir yang penuh dengan kisah betapa sakitnya derita banting tulang pasukan burung hantu.
Yang mana hal itu juga akan sangat berpengaruh pada kesehatan mental sang korban. Percayalah. Masa-masa itu rasanya penuh dengan gundah gulana, galau, kecemasan, mood yang tidak menentu, hingga stres berkepanjangan.
Antara candaan:
"Tau gini mending nikah aja, ngga sanggup gue." Hahaha sambil mau nangis.
Dengan:
"Ya Tuhan, bentar lagi, selangkah lagi, kuatkan hamba. Demi Papah dan Mamah. Inget berapa banyak uang yang udah keluar." Sambil menatap foto orang tua yang di simpan dalam dompet, agar selalu ingat sebagai anak rantau kalau mau jajan sana-sini uangnya itu dari mana.
Yah ... intinya penuh dengan suka duka yang presentasinya berbanding 10:90.
Dan Irsya, begitu juga dengan Lian dan Abin, sekarang berada dalam masa-masa itu.
Tapi senangnya mereka, yang membedakan dengan kita-kita para pejuang wisuda berstatus jomblo adalah mereka punya faktor pendukung emosional yang tidak kita miliki.
Ayo, nangis di pojokan bareng-bareng.
.
.
.
"Sini, Adek yang ngetik Mas yang bacain. Atau mau tukeran Mas yang ketik?" Ini Ican untuk Irsya.
"Ian, tidur dulu. Matamu udah merah itu. Sini sampingku." Ini Hansel untuk Lian.
"Kak, masih sibuk ya? Ugi bikinin cemilan sama kopi ya biar ngga ngantuk ...." Dan ini Yogi untuk Abin.
Gestur kecil nan sederhana yang mampu menenangkan jiwa dikala terluka akibat terlalu sadisnya realita sebagai pejuang wisuda.
●●●
Pija lagi nostalgia ke awal tahun 2019 👻
KAMU SEDANG MEMBACA
ɴᴇxᴛ ʟᴇᴠᴇʟ ▪ ᴄʜᴀɴᴍɪɴ ✓
Fanfiction・・・≫ bangchan, seungmin ・・・≫ ican-irsya series ② romansa Ican dan Irsya dalam tahapan baru hubungan mereka [⚠] untuk part yang mengandung erotisme ──ᝰ bxb drabbel non-baku harsh words slice of l...