Spesial➖Hari yang Lain [⚠]

2.7K 204 12
                                    

[⚠] Bahasa semi-baku untuk narasi dan non-baku untuk dialog.

[⚠] Satu chapter penuh erotisme.

.

.

.

Hari berganti. Bulan. Tahun. Pun kehidupan seseorang.

Sama halnya seperti kehidupan Ican dan Irsya setelah menikah.

Meski belum ada kemunculan sosok bayi kecil yang suatu hari nanti akan menyandang nama Jean Ravindra Abraham, tetap saja ada yang berubah.

Memang, mereka sudah saling terbiasa tinggal serumah, tapi untuk menjalin komitmen bersama di bawah satu atap; untuk menyatukan dua kepribadian dari manusia yang berbeda. Tentunya tidak semudah itu.

Kakak beradik yang sejak lahir tinggal serumah saja masih bisa berselisih, apalagi sepasang kekasih yang baru menjalin hubungan selama satu tahun.

Dan Irsya tidak tahu apakah ini pengaruh karena mereka sudah menikah, atau memang romantisme mereka malam ini terasa lain dari biasanya.

Ketika Ican mengungkungnya begitu dekat, ada atmosfer yang berbeda. Sebuah tarikan yang membuat tubuhnya luluh dan kakinya lemas. Melebur begitu saja dalam dekapan yang lebih dominan.

Dengan lihainya Ican mengecupi kulit mulus sang suami baru. Mengeksplor pada titik-titik sensitif yang mampu membuat Irsya kelimpungan akan sensasi hangat yang berlebih.

Kulit halus dan mulus yang lebih muda terasa sangat lembut kala beradu dengan tubuh Ican yang penuh otot.

Bercak kemerahan terlukis dengan mudahnya mewarnai tiap inci kulit putih Irsya. Pada tiap titik yang hanya mampu dijamah oleh Ican seorang.

Aura menggoda pemuda cantik itu berpadu bersama lenguhan merdu yang keluar dari bibir tipisnya dan wajah sayu yang begitu memikat.

Ah ... sisi buas dalam tubuh Ican terbangun melihat penampakan erotis itu.

Irsya adalah sosok yang selalu terlihat kuat, keras kepala, dan bangga akan dirinya.

Jadi ketika Ican mampu membuatnya terlihat berantakan dengan wajah memelas menahan hasrat yang hanya bisa diberikan olehnya. Sisi dominan Ican meraung puas.

Ujung daun telinga Irsya yang sensitif digigit halus, tubuhnya bergetar kecil disertai semburat merah pada wajahnya yang semakin tampak.

Ican menggerakkan bibirnya menyusuri kanvas penuh warna merah itu. Lidahnya bergerak leluasa. Sesekali giginya lah yang menjadi kuas, mengecap rasa pada perpotingan leher si manis.

Kepala Irsya mendongak, memberi akses lebih pada kuas-kuas yang sedang menjelajahi tubuhnya.

Kerah bathrobe miliknya melorot hingga pergelangan tangan. Bagian depan dan bawahnya terbuka lebar tanpa terlepas seutuhnya. Menambah kesan yang lebih seksi di bawah temaram kilau kuning fairy light.

Tubuh Irsya perlahan dibaringkan di atas kasur, sementara Ican memposisikan dirinya di antara kedua belah paha si manis. Menunduk dalam sambil bergerak turun ke bawah.

Permukaan kukit paha dalam Irsya dikecupi dengan halus, sesekali dihisap untuk meninggalkan jejak cintanya di sana.

Tubuh Irsya kembali bergetar menahan sensasi menggelitik yang tanpa henti ia dapatkan. Tidak salah jika Ican dianggap sebagai pro dalam hal berbuat mesum.

Karena memang benar adanya.

Mereka melakukan hal ini sudah tidak terhitung berapa kali banyaknya, namun kenikmatan yang mereka rasakan tidak pernah cukup.

ɴᴇxᴛ ʟᴇᴠᴇʟ ▪ ᴄʜᴀɴᴍɪɴ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang