🌫 Hari Galau

1.3K 232 23
                                    

"Irsya ngga mau lanjut S2?"

Sebuah pertanyaan singkat yang cukup membuat Irsya galau setengah mampus.

Lanjut S2? Irsya ngga pernah kepikiran. Sepintar-pintarnya Irsya, dia juga capek belajar terus.

Tapi ... kalau tawarannya ada di depan mata begini. Irsya kudu gimana?

Godaannya berat, Ya Tuhan.

Irsya mah kalau mau lanjut S2 gampang, tinggal lanjut aja. Atau mau ngambil psikiater kayak rencananya Lian, juga bisa.

Uang ada. Otak masih pinter. IPK—kemungkinan besarnya—cumlaude.

Seandainya mengambil beasiswa pun, masih bisa diusahakan. Jadi, kenapa Irsya mesti ragu?

"Maaas~"

"Kenapa sih sayang, hm?"

"Kalau Irsya lanjut S2 lagi, gimana?"

"Ya ngga gimana-gimana. Mas dukung lah."

"Yakin ...? Bukannya Mas harus balik ke Aussie ya tahun depan?"

".... emangnya Adek mau lanjut ke mana?"

"Kalo kata Papa, temennya bilang ada  beasiswa buat ke Amrik, tinggal di urus. Papah ngomong ke Irsya 'kan enak kalau bisa dapat beasiswa, lumayan Adek bisa nabung' gitu."

"Jadi, Papa pengennya Adek lanjut ke sana?"

"Iya ...."

"Adek mau?"

".... t-tapi ngga mau pisah sama Mas Ican~"

Satu tarikan sukses bikin Irsya jatuh dengan nyamannya ke atas pangkuan si mas kesayangan.

"Adek pernah mikirin cita-cita ngga? Kepengen jadi apa gitu, kalau udah gede?"

"Kan Irsya udah pernah bilang Mas, pengen punya papah gula."

'Ctak!'

Satu jitakan telak menimpa jidat Irsya.

"Serius, sayang."

"Ih! Sakit tau Mas."

"Adek sih, ngadi-ngadi aja."

"Tapi beneran, Irsya tuh cuma pengen hidup aman; tentram; damai; sejahtera; kayak istri-istri pejabat itu lho Mas, yang tiap harinya cuma nyalon; shopping; kumpul bareng temen."

"Irsya mau jadi ibu-ibu?"

"Ngga. Mau banyak uangnya doang."

"Ya kalo gitu kerja makanya, kuliah dulu yang bener. Baru nanti Mas nikahin."

"Ga bisa gitu langsung nikah?"

"Maumu."

"Maunya Mas juga 'kan?"

"Emang yakin Kakek bakal ngasih restu?"

"Yakin, asal Mas usaha."

"Iya, iya ...Mas bakalan usaha. Sekarang balik lagi nih, Adek mau lanjut kuliah atau ngga?"

"Ngga, deh. Mas kan juga udah berduit."

"Yakin? Serius? Adek harus ngomong baik-baik sama Papa lho, nanti dikira gara-gara Mas Ican kamunya ngga mau lanjut."

"Tenang bosku, nanti Irsya yang lapor. Tapi Mas beneran wajib kudu harus nikahin Irsya ya? Awas aja PHP, Irsya kebiri di tempat. Mumpung udah dapat ilmunya dari si kembar."

Mas Ican, "...." emangnya mahasiswa FK belajar cara kebiri juga?

●●●

ɴᴇxᴛ ʟᴇᴠᴇʟ ▪ ᴄʜᴀɴᴍɪɴ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang