⏳00.08

14.5K 1.6K 62
                                    

"Nih, gaji lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih, gaji lo."

Sebuah amplop coklat tebal mendarat di depan gue, refleks gue dongak buat lihat siapa yang naruh amplop duit di sini.

Itu Jaehyun.

"Udah minggu keberapa emang?" tanya gue sambil memperhatikan amplop.

"Lima minggu, sorry baru gue kasih sekarang."

Cepet juga ternyata, perasaan kemarin gue masih ngeliat Jaehyun sama cewek yang sialnya kenapa gue lupa namanya.

"Sans," jawab gue sekenanya dan fokus ke tugas bahasa dari Pak Jinyoung.

"Pulang sekolah gue anter."

"Hm."

Setelahnya gak ada suara, kelas gue sepi dan muridnya udah ilang pada kemana karena jamkos.

Kriet.

Suara kursi ditarik, refleks gue mendongak sebentar dan nemuin Jaehyun duduk di situ. Di kursi depan bangku gue.

"Gak balik ke kelas? Bukannya kelas lo ada guru tadi?"

"Gak, gue suka di sini."

"Kenapa?"

"Karena ada lo."

Halah sampah.

"Bacot banget heran gue."

Gue fokus lagi, tugas bahasa dari Pak Jinyoung emang gak main-main. Yaitu ngerjain soal essai tiga bab sekaligus.

Karena gue gabut dan lumayan suka bahasa, jadi ya gue kerjain lah. Mayan ntar malming bisa kencan sama laptop di rumah. Ga mikir tugas.

"Hari ini hari apa?"

"Rabu." Gue masih fokus.

"Ntar jalan sama gue mau? Mayan ada store baru dibuka di mall."

"Gak, gue mau di rumah aja. Lagian buat apa gue ikut ke mall cuma buat liat storenya."

"Udah ikut aja, nugasnya besok aja."

Kalau kayak gini, gue gak mau debat. Nurut aja udah daripada repot, ya walaupun cuma liat store baru.

 Nurut aja udah daripada repot, ya walaupun cuma liat store baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata store yang dimaksud Jaehyun itu sejenis miniso. Tapi banyakan pernak-pernik cewek, pantes aja dia ngajak gue ke sini. Nyari kado buat ceweknya kali ya.

"Lo minta yang mana?"

"Hah?"

"Mau beli yang mana, lo ngeliatin jam ini daritadi."

Lah gue ngelamun malah dikira liatin jam.

"Gak usah lah, gue gak terlalu mau juga."

"Mbak, tolong jam ini."

"Jae?"

"Kelamaan, ntar dibeli orang tau rasa lo."

Mbak pegawainya langsung ambil jam tangan yang ditunjuk Jaehyun tadi dan dibungkus pake boxnya.

Gue gak ngerti jalan pikiran ini orang.

Jaehyun narik gue ke sisi lain store itu, bagian aksesoris cewek. Gue deskripsikan, store ini punya aksen pink pastel dan beberapa corak putih. Dominan isinya barang-barang cewek semua.

"Bagus ini atau ini?" Tanya Jaehyun tiba-tiba, di tangannya ada gelang.

"Tangan kanan lo."

"Dua-duanya aja deh."

Kita keliling store dan sesekali bakal beli sesuatu yang sekiranya Jaehyun worth to buy. Dan itu semua dia asal ambil dan bawa ke kasir.

Kek gak ada beban banget gitu ya.

Selesai dari store, Jaehyun ngajak gue ke coffee shop di lantai dua. Dengan bawaan satu paper bag besar di tangan Jaehyun.

"Sebenernya lo ngajak ke store tadi buat apa sih? Mana beli banyak banget, buat siapa?"

Jaehyun yang lagi minum americanonya keselek. Lah aneh.

"Pengen aja, jajanin lo. Beberapa hari kemarin gue ngacuhin lo, anggap aja permintaan maaf."

"Gue bisa jajan sendiri, Jae. Lagian juga lo gak salah apa-apa."

"Udah diem aja, jarang-jarang kan gue jajanin."

Kita diem-dieman, sibuk sama minuman dan gak ada minat buat ngobrol atau bahas hal yang mungkin ganjel banget di hati gue.

"Habis ini kemana?"

"Pulang, ini udah malem."

"Yaudah."

Jam 9 malam, gue sampe di rumah. Sebuah rekor karena gue gak pernah pulang lebih dari jam 8 sebenernya.

"Chat gue kalau udah sampai, hati-hati lo."

"Iya, sayang."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Masih lanjut ga nih?

𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧• ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang