⏳00.15

13.8K 1.5K 52
                                    

"kalau gue egois mau lo buat sekarang, apa boleh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kalau gue egois mau lo buat sekarang, apa boleh?"

jaehyun senyum dan memeluk gue erat.

gue gak bisa memproses apapun sekarang. jaehyun yang diem dan tiba-tiba kayak gini makin bikin gue bingung.

"eh? kenapa meluk?"

dia geleng.

"boleh, lo mau gue selamanya juga boleh."

hah?

jae, jangan bikin gue beneran egois.

ini kalau dia gak punya yeri kayaknya udah gue bawa pulang dan gak boleh kemanapun apalagi ketemu si yeri.

"ngomong apasih lo?"

"katanya mau egois."

gue tarik pelan telinganya. gemes juga sama ini orang yang gak ada jelasnya sama sekali.

"ya gak gitu juga, gue sadar posisi. bisa sama lo bentar aja kayak sekarang gak masalah, gak usah ngadi-ngadi selamanya."

gue gak mau dilabrak yeri trus dijambak di depan kelas.

gila aja.

"gue gak ngadi-ngadi. kalau mau selamanya ya silahkan, tapi nunggu bentar ya."

"nunggu buat apa?"

pelukan dia sedikit berjarak setelah sebelumnya kita ngobrol di telinga masing-masing.

"nunggu gue putus sama yeri."

refleks gue cubit bahkan gue tarik-tarik pipinya. berakibat kita jadi tontonan karena teriakan jaehyun.

juga posisi yang masih berpelukan.

"kek lo bisa putus dari yeri aja."

jaehyun natap gue dengan ekspresi yang aneh.

"apa?"

"tunggu aja, kalau gue beneran putus. lo harus nginep di rumah satu bulan penuh."

"ngadi-ngadi mulu, lo. lepas! gue mau jalan."

gue menghempas tangan jaehyun sedikit kasar dan ninggalin dia di belakang sambil teriak-teriak.

gue menghempas tangan jaehyun sedikit kasar dan ninggalin dia di belakang sambil teriak-teriak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tiga hari setelah kita pulang dari pantai keluarga jung, jaehyun mulai antar jemput gue lagi.

dan dia juga gak mengutamakan yeri saat ada gue.

"belajar yang rajin, biar bisa jadi dokter," ujar jaehyun asal.

waenyol.

padahal kelas gue lebih dominan diajarin sosial.

"apa-apaan, gih sana ke kelas! ntar gue digosipin pacaran sama lo, yeri ngamuk."

"bukannya kita emang pacaran?"

jaehyun masang ekspresi tengilnya.

"mulut dikondisikan."

"iya, iya. sana masuk! diliatin hyunjin, tuh."

gue menoleh ke arah kelas dan melihat hyunjin, felix, serta han menatap gue seolah menuntut penjelasan.

"yaudah, gue masuk. lo juga ke kelas!"

gue meninggalkan jaehyun dan menarik hyunjin yang duduk di samping pintu untuk ikut ke bangku gue.

di sisi lain samping jendela.

"jadi?" - hwang hyunjin

"lo sama jaehyun." - han jisung

"jadian?" - lee felix

ini upin ipin kenapa nyahut aja sih.

"enggak, kalian tau sendiri dia ada yeri."

"ya kan gak menutup kemungkinan jaehyun mau sama lo, paling si yeri habis ini diputusin," sahut hyunjin.

"mulutnya, ntar antek-anteknya denger mampus lo."

hyunjin tertawa sambil sender di dinding, kok kayak sesuatu ya.

"aduh, takut."

"sok-sokan takut lo, juned," ujar han.

"nama gue hyunjin, lo gausah ganti-ganti. kasihan mak gue harus bikin bubur merah putih."

kita bertiga tertawa keras karena jawaban hyunjin.

"eh, tae. ntar kalau jaehyun putus beneran sama yeri, kita harus dikasih pj."

felix dan mulut gak ada akhlaknya.

"iya, ntar gue beliin cilok aja deh."

"mana ada!"

"mana ada!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

serius ak ngetik apa :(

𝐩𝐚𝐜𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐰𝐚𝐚𝐧• ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang