[Part - 3] Sunshine Cafe

1.2K 160 7
                                    

Tzuyu membereskan beberapa buku yang berserakan di mejanya. Banyak hal yang mengganggu pikirannya, hal itu membuat pergerakannya sedikit lambat dibanding Nara.

"Tzuyu, apa kau ada acara malam ini?" Tanya Nara. Nara sudah lebih dulu selesai membereskan bukunya.

Tzuyu berpikir sebentar, sebelum akhirnya dia mengangguk. "Aku akan kerja part time."


Ucapan Tzuyu berhasil membuat Nara terkejut, Nara tidak pernah tau kalau temannya itu bekerja disela kesibukannya sebagai pelajar.

"Kerja? Jadi kau bekerja? Kenapa Tzuyu? Keluargamu sangat mampu untuk tidak membiarkanmu bekerja." Ucapnya kaget. Namun sedetik kemudian kekagetannya hilang, dia menundukkan kepalanya, menyesal pada kalimat yang barusaja ia lontarkan. "Um, Tzu--maaf, a-aku..."

"Tidak apa-apa." Potong Tzuyu. Nara hanya hanya bisa diam sekarang, dia merasa sangat bersalah. Meski Tzuyu sebenarnya terlihat tidak terlalu memikirkan ucapan Nara.

###

Skip
Tzuyu sampai di rumahnya. Pertama masuk ke area rumahnya yang bisa dibilang sangat luas, hal pertama yang Tzuyu rasakan adalah kesepian, tidak ada siapapun di rumah kecuali dua orang ahjumma yang bekerja di rumah Tzuyu--ah ralat, rumah orang tuanya tepatnya. Tidak mau berlama-lama di sana, Tzuyu segera naik ke kamarnya, mandi, kemudian mengganti pakaiannya. Setelah dirasa cukup pantas untuk pergi ke kafe tempatnya bekerja, Tzuyu segera turun dari kamarnya.


Setelah memakai sepatunya, Tzuyu segera pergi meninggalkan rumahnya. Sesaat, Tzuyu berpikir kalau dia harus naik taxi agar tidak terlambat sampai di kafe tempatnya bekerja, tapi niatnya harus musnah saat melihat uang di tas kecilnya.

"Tzuyu, untuk beberapa hari kedepan, kau harus hemat." Ucapnya pada diri sendiri. Setelah itu ia kembali melangkahkan kakinya menuju halte. Tidak perlu waktu lama, bus datang dan Tzuyu segera masuk ke dalamnya.

Tzuyu memilih untuk duduk di dekat jendela, jaga-jaga kalau dirinya mengantuk. Setidaknya dengan melihat keadaan di luar, kemungkinan mengantuk baginya akan semakin kecil. Tzuyu menikmati waktunya di dalam bus, tidak ada hal apapun yang mengganggu pikirannya untuk sesaat, hingga seorang namja tiba-tiba duduk di sampingnya. Tzuyu melihat sekilas ke arah namja itu, tapi kemudian dia bersikap tidak peduli.

"Maaf, apa kau Chou Tzuyu?"

Namja di samping Tzuyu tiba-tiba berucap. Tzuyu menoleh, melihat ke arah pria itu. Dengan ekspresi yang masih terkesan dingin, Tzuyu melihat wajah namja itu cukup lama, tapi tidak terbesit satupun nama di otaknya. Tzuyu sungguh tidak mengenal namja di sampingnya itu.

Namja itu tersenyum. Menyadari kalau Tzuyu tidak mengenalinya.

"Kau tidak mengenalku?" Tanya namja itu. Tzuyu menggeleng sebagai jawaban.

"Ahh.. yasudahlah, nanti juga kau mengenalku." Ucap namja itu masih dengan senyumnya.

Tzuyu hanya melihat namja di sampingnya aneh untuk sesaat, kemudian ia kembali melihat ke arah jendela. Sungguh, Tzuyu sangat tidak peduli.

Bus berhenti, Tzuyu segera turun, begitu juga dengan namja di sampingnya. Cuaca yang mulai dingin membuat Tzuyu mempercepat langkahnya agar segera sampai di kafe tempatnya bekerja. Tapi hal lain mengusiknya. Namja yang dia temui di dalam bus mengikutinya dari belakang. Tzuyu mencoba tidak peduli, tapi lama kelamaan, dia menjadi semakin takut. Tzuyu semakin mempercepat langkahnya.

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang