[Part - 32] Jebakan Nara

671 142 71
                                    

"Nah, kita sudah sampai." Ucap Nara kemudian segera turun.

Nara memberikan uang terlebih dahulu kepada supir taxi yang sudah dengan senang hati mengantarkan mereka hingga memakan waktu hampir dua jam.

--Tempatnya kalian bayangin sendiri gpp? Soalnya aku gk tau harus milih tempat dimana... TT namanya juga FF kan, fiksi, yaudahlah tempatnya juga fiksi (:(

Tzuyu terdiam sesaat, dia bahkan tidak menyadari jika kini mobil yang mengantar mereka sudah pergi. Dia melihat sebuah papan bertuliskan nama tempat itu, kemudian terlihat berfikir untuk beberapa saat.

"Bukankah ini...--"

"Dulu kita pernah piknik disini bersama orang tuaku, ingat tidak?" Sambar Nara. Tzuyu langsung menoleh saat kini Nara berada di sampingnya.

"Iya, aku mengingatnya. Saat itu aku belum genap satu Minggu di rumah kalian, tapi sudah mendapatkan perlakuan semanis itu." Ucap Tzuyu. Dia tersenyum, mengingat bagaimana bahagianya dia hari itu.

"Setahun setelah kau pergi, kami kembali lagi kesini, piknik." Ucap Nara sambil berjalan terlebih dahulu. Tidak ada yang bisa Tzuyu lakukan selain mengikuti langkah Nara.

"Wah, seandainya aku bisa ikut." Ucap Tzuyu.

"Kau tidak ikut pun, orang tuaku membicarakanmu terus kok."

"Benarkah?"

"Iya."

Hening beberapa saat. Mereka sama sekali tidak menyadari raut sedih satu sama lain sekarang.

"Lalu masalah bukit itu... Apakah bukit yang sama?" Tanya Tzuyu akhirnya.

"Bukan. Aku mengetahuinya dari orang-orang. Katanya tidak jauh dari bukit yang sering dipakai piknik. Mereka bilang disana ada ladang ilalang yang sangat indah, juga jika kau agak turun kebawah, ada ladang bunga dan sebuah danau yang sangat cantik."

"Kau belum tau apakah tempat itu benar-benar ada tapi kau ingin datang kesana? Bukankah akan lebih baik jika kita menyewa pemandu?"

"Tapi kalau mencari sendiri akan lebih seru. Lagipula aku akan pulang sebelum sore."

Tzuyu hanya tersenyum. Terlalu berfikir positif tentang Nara membuatnya bahkan tidak sadar jika Nara barusaja berkata 'aku akan pulang', bukan 'kita akan pulang'.

"Aku beberapa kali mengajak eomma dan appa untuk kesini lagi dan melihat tempat itu yang katanya sangat cantik. Tapi, mereka terlalu sibuk." Ucap Nara lagi, memecah keheningan.

"Jangan sedih begitu, aku kan ada untuk menemanimu. Lain kali, kita pergi dengan kedua orang tuamu." Ucap Tzuyu. Nara hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Mereka berjalan dengan santai, menerobos keheningan juga pepohonan yang tingginya hampir bahkan beberapa sudah melebihi sepuluh meter.

Dan hampir sepuluh menit mereka berjalan, Tzuyu baru menyadari sesuatu yang janggal.

Bukankah terlalu sepi untuk sebuah tempat wisata?

Tzuyu bahkan baru ingat, jika di pinggir jalan seharusnya ada pos jaga. Bukan hanya itu, seharusnya beberapa mobil terparkir di pinggir jalan, juga beberapa orang yang harusnya berlalu lalang bersama mereka.

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang