[Part - 49 ] Ketidakpedulian Yang Tidak Pernah Ada

266 50 9
                                    

Tzuyu langsung berbaring diatas ranjang Queen size yang dua hari ini menemani tidurnya. Mendengarkan cerita tentang Park Myungsuk membuat perasaannya campur aduk.

"Sesayang itu Myungsuk ahjussi kepada eomma. Mungkin itu juga alasan, kenapa hanya aku anak kecil yang tidak pernah dilukai olehnya." Monolog Tzuyu.

Dia kembali mengingat apa saja yang pernah dilakukan Myungsuk tepat di depannya. Benci? Tentu saja dia akan selalu membenci orang bernama Park Myungsuk. Karena meski orang itu tidak pernah melukai fisiknya, mental Tzuyu berhasil dibuat rusak olehnya.

"Tapi orang sepertimu tidak pantas untuk dikasihani bukan? Kau mungkin juga memiliki kesedihan yang besar, tapi yang sudah kau lakukan selama ini membuatmu pantas menerima hukuman yang sangat mengerikan." Monolognya lagi.

Tuk

Tuk

Tuk

Suara ketukan di pintu kamar membuat Tzuyu menoleh, masih enggan mengubah posisinya.

Tzuyu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, saat orang yang kini mulai memasuki kamar bukan hanya hanya Yunhee. Sedetik kemudian Tzuyu mengubah posisinya, dia duduk di tepi ranjang kemudian mengalihkan pandangan. Tidak ingin melakukan kontak mata barang sedetikpun dengan dua orang yang selama ini membuat lukanya semakin perih setiap harinya.

Yunhee menyadari itu, dia tau akan sangat sulit bagi Tzuyu untuk menerima dua orang yang ikut membuat mental Tzuyu semakin hancur. Chou Xianzhi dan Chou Sooyoung, bahkan Yunhee pun masih geram kepada mereka karena tidak bisa menjadi orang tua yang baik untuk Tzuyu.

"Tzuyu,--"

"Aku ingin tidur." Potong Tzuyu. Sooyoung tidak bisa melanjutkan perkataannya, lidahnya kelu hanya untuk mengucapkan satu kata lagi.

Tzuyu sudah mengetahui sebagian besar rahasia yg dia sembunyikan selama ini. Masa lalu keluarganya, padahal Sooyoung berharap Tzuyu tidak akan pernah mengetahuinya.

"Halmeoni, tolong suruh mereka untuk pergi. Melihat wajah mereka saja sudah membuatku muak." Lanjut Tzuyu yang membuat dua orang itu semakin terpukul.

Yunhee menghembuskan nafas pelan, mencoba menahan diri agar tidak ada di pihak Tzuyu saat ini. Bagaimanapun, akan lebih baik membiarkan tiga orang itu bicara dan saling jujur tentang perasaan mereka.

"Tzuyu, halmeoni mengerti apa yang kau rasakan sekarang. Tapi jika bukan sekarang, halmeoni tidak yakin kau akan menemukan waktu yang tepat untuk berbicara kepada kedua orang tuamu."

Tzuyu langsung mengangkat wajahnya, dia tentu sangat tidak setuju dengan perkataan Yunhee.

"Tzuyu, eomma ingin memberitau sesuatu kepadamu." Ucap Sooyoung. Tapi tetap saja, mata cantik Tzuyu masih tidak lepas dari Yunhee yang kini tersenyum lembut--berusaha membujuk Tzuyu.

Yunhee mulai berbalik pergi, bertepatan dengan itu Tzuyu juga berdiri dan berniat mengejar Yunhee.

Grep

Tiba-tiba sebuah pelukan dari arah belakang membuat langkahnya terhenti. Pelukan yang sudah lama tidak Tzuyu rasakan, pelukan yang sempat Tzuyu rindukan, tapi sekarang hanya kebencian yang dia rasakan saat mengingatnya.

"Lepaskan!"

Tzuyu melepaskan pelukan Sooyoung dengan kasar, bahkan sampai membuat Sooyoung terdorong ke belakang. Xianzhi dengan sigap membantu menopang tubuh Sooyoung yang dengan mudahnya limbung.

"Aku pernah merindukan pelukan itu, eomma! Tapi sejak hari itu, sejak kalian berubah menjadi kasar dan dingin kepadaku, aku tidak pernah ingin merasakan hal macam itu lagi dari kalian! Jangankan pelukan! Aku bahkan muak melihat wajah kalian yang hanya bisa menampilkan sorot penuh emosi dan kebencian kepadaku!" Bentak Tzuyu. Air matanya mengalir meski dirinya tidak ingin menangis. Dadanya sesak, mengingat semua yang telah dilakukan kedua orang tuanya.

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang