[Part - 46] Si Mata Kucing

389 68 54
                                    

Jam masih menunjukkan pukul lima pagi, tapi seperti biasa Yeri sudah sibuk dengan alat masak juga beberapa bahan masakan di depannya. Pulang larut malam membuatnya benar-benar kekurangan tidur, itu sebabnya dia tidak berhenti menguap sedari tadi.

"Eonni."

Yeri menoleh, melihat ke arah Heeyoung -adik perempuannya- yang kini berdiri dengan jarak beberapa langkah darinya.

"Ah, kau sudah bangun? Ada apa?" Tanya Yeri masih dengan mata yang tidak terbuka sempurna.

"Aku tidak ingin pergi sekolah." Ucapnya pelan.

"Kenapa? Kau sakit?" Tanya Yeri khawatir.

"Tidak."

Sesaat Yeri membuang nafas lega, dia kemudian kembali fokus kepada masakannya. "Lalu kenapa? Kau harus sekolah. Sekolah itu sangat penting untuk masa dep--"

"Aku takut."

"Eoh?"

Yeri benar-benar menghentikan aktifitasnya sekarang. Dia fokus ke arah Heeyoung yang sekarang malah diam. Tiba-tiba sebuah isakan terdengar, membuat Yeri segera menghampiri Heeyoung.

"Kenapa kau menangis? Cepat cerita kepada eonni."

"Saat kami pulang dari sekolah...--"

Flashback
"Yak Kim Munhee! Tidak bisakah kau mempercepat langkahmu?! Bahkan Hyeongsik lebih cepat daripada dirimu!" Kesal Heeyoung sambil sesekali menatap tajam Munhee yang berjalan beberapa langkah di belakangnya. Hyeongsik yang mendengar ocehan Heeyoung hanya diam, berjalan disamping Heeyoung.

"Noona tidak lihat ya aku kesulitan memasukkan buku kedalam tas? Tolonglah, bantu aku..." Entah Munhee sedang balik memarahi Heeyoung atau memohon sekarang.

"Itulah sebabnya aku selalu melarangmu membawa buku terlalu banyak! Membawa satu buku tidak akan membuatmu dikeluarkan dari sekolah!" Marah Heeyoung. Tapi pada akhirnya remaja berseragam SMP itu berjalan menghampiri Munhee dan membantu menutup resleting tasnya.

"Dan aku akan menjadi anak bodoh seperti Heeyoung noona." Gerutu Munhee.

"Apa kau bilang?!"

"Munhee Hyung, eomma dan Yeri noona bilang tidak boleh mengatai Heeyoung noona bodoh." Ucap Hyeongsik tiba-tiba. Munhee hanya menggerlingkan bola mata menanggapinya.

"Bahkan Hyeongsik lebih pintar darimu." Ucap Heeyoung.

"Itu namanya polos." Kesal Munhee.

"Sudahlah, cepat jalan! Kita harus segera sampai ke rumah sebelum malam! Tau sendiri kan Yeri eonni tidak bisa menjemput kita karena temannya kabur?"

"Tzuyu noona kabur? Mungkin karena Heeyoung noona jahat kepadanya." Ucap Hyeongsik yang sontak membuat Heeyoung membulatkan mata.

"Anak nakal ini!" Kesalnya. Dia sudah tidak tahan ingin mencakar wajah adiknya itu, tapi dia urungkan karena wajah Hyeongsik terlalu menggemaskan.

"Kau benar sekali. Hyeongsik pintar..." Ucap Munhee sembari mengacak rambut Hyeongsik, membuat Hyeongsik mengerucutkan bibirnya.

Kini Heeyoung yang menggerlingkan bola matanya, kemudian melipatkan tangannya saking kesalnya dia kepada kedua adiknya. Terlalu terlarut pada pertengkaran mereka, Heeyoung sampai lupa tidak memperhatikan jalan di depannya. Langkahnya terhenti saat tanpa sengaja menabrak bahu seseorang yang berhenti di depannya.

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang