[Part - 22] Masalalu Jungkook dan Dendam Nara

1K 150 67
                                    

"Mungkin sangat tidak sopan jika aku bertanya hal pribadi tentang Tzuyu. Tapi, apa Halmeoni tau kenapa dia seperti itu? Aku bertanya hal ini karena dia sepertinya mengenal appaku. Dan aku merasa, kasus yang melibatkan appaku, juga penyebab appa ku meninggal ada hubungannya dengan Tzuyu."

"...Halmeoni?" Panggil Jungkook saat orang di depannya itu malah diam.

"Jungkook, sebenarnya... Halmeoni bukan halmeoni Tzuyu."

.

.

Perkataan Yunhee sukses membuat tubuhnya terasa membeku. Antara kaget, marah, kecewa juga rasa menyesal kini dia rasakan. Jungkook memejamkan mata, menahan emosi yang mungkin akan meledak di depan Yunhee jika ia gagal mengaturnya sedikit saja.

"Jungkook?-"

"Aku ingin sendiri Halmeoni." Ucap Jungkook tanpa sedikitpun melirik Yeoja paruh baya di depannya.

Yunhee langsung mengalihkan pandangannya, kemudian memutuskan untuk berdiri--berniat pergi dari sana.

Jungkook membuka matanya, ia melirik ke arah Yunhee yang kini sudah berjalan menjauh dengan satu buah lilin yang dia pegang.

"Bodoh kau Jeon Jungkook!" Gerutunya pada diri sendiri.

Jika harus jujur kepada siapa dia marah, maka Jungkook sebenarnya marah kepada dirinya sendiri. Dia merasa jika dia yang barusaja berbicara dengan Yunhee adalah Jungkook yang paling bodoh yang pernah ia kenal.

Bagaimana bisa tadi dia bicara semua itu pada Yunhee? Akan baik jika Yunhee memang mengetahui sesuatu. Tapi pada kenyataannya Yeoja paruh baya itu tidak mengetahui apapun tentang Tzuyu, dan yang lebih membuat Jungkook emosi adalah, Yunhee dan Tzuyu tidak memiliki hubungan darah apapun!

Itu artinya, Jungkook barusaja mengatakan salah satu masalah terbesarnya kepada orang asing. Mungkin Yunhee akan diam sekarang, karena tidak mengetahui siapa ayah Jungkook. Tapi nanti, bagaimana? Bagaimana jika Yunhee mencari tau atau tanpa sengaja mengetahui berita tentang kematian ayahnya yang sampai saat ini masih menjadi misteri?

Jika suatu saat Yunhee mengetahui kebenaran yang sebenarnya dan berpihak padanya, itu akan lebih baik. Tapi bagaimana jika Yunhee malah memanfaatkan kasus lama itu?

'Tidak, Halmeoni bukan orang seperti itu.' Batin Jungkook--mencoba menjauhkan semua pikiran buruk tentang Yunhee.

--
Anak berusia delapan tahun itu berjalan dengan santai menuju rumahnya, setelah sebelumnya memberikan senyum menggemaskannya ke arah ahjussi yang tidak lain adalah supir pribadinya.

Jeon Jungkook -anak itu- bersenandung, kepalanya juga tangan dan kakinya sesekali mengikuti irama yang dirinya ciptakan. Tiga hari mengikuti karya wisata dengan teman-temannya membuatnya sangat senang.

Dia dengan cekatan mengambil sesuatu dari dalam tas nya. Satu lembar kertas, alasan lain kenapa hari ini dia sangat senang--selain karena dia baru pulang dari kegiatan karya wisata. Jungkook sangat yakin, kedua orang tuanya juga akan senang jika melihatnya.

Pertunjukan piano di acara kenaikan kelasnya. Hal itu berhasil membuat Jungkook kembali tersenyum.

Prang

Suara barang pecah memecah fokus Jungkook dari kertas yang kini ada di tangannya. Matanya kini tertuju ke lantai dua, tempat suara itu berasal.

"Tuan muda, sebaiknya anda-"

"Biarkan aku lewat." Ucap Jungkook cepat. Dia sangat khawatir, apalagi barusaja dia mendengar sebuah teriakan dari Semi--ibunya.

Jungkook membuka pintu kamar itu pelan, tubuhnya membeku melihat apa yang dia lihat kini.

PersonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang