seorang perempuan dari Bandung yang melanjutkan kuliah di Jakarta.
Dia hanyalah keluarga sederhana. Namun, bagaimana bisa dia kuliah di Jakarta?.
Itulah kelebihannya, dia seorang perempuan yang cerdas lagi cantik. Dia mempunyai Umi dan Abi, dan juga kakak laki-laki.
Sang abi bukanlah pekerja kantoran, dia hanyalah seorang Ustadz di daerah nya. Umi nya pun adalah pendamping sang Abi.
Nafisya tidak pernah malu mempunyai keluarga yang sederhana. Justru, dia sangat bersyukur karena dia mempunyai Umi, Abi dan sang kakak yang menyayanginya.
Lalu bagaimana dengan sang kakak? Hafiz atau sang kakak tengah belajar di Universitas Arab. Diapun sama dengan Nafisya yang mempunyai kelebihan.
__
"Assalamu'alaikum umi, abi."
Seseorang membuka pintu dan menghampiri kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang tamu.
Mencium tangan kedua nya dan ikut duduk.
"Umi, abi, ana punya berita bagus untuk kalian." Sang perempuan tersenyum sembari memberikan selembar kertas.
Sang umi membuka kertas tersebut dan langsung memeluk sang anak. "Kamu mendapat beasiswa, Nak?" tanya nya.
Nafisya mengangguk dan membalas pelukan sang umi.
"Alhamdulillah kalau begitu, kapan kamu akan kesana?" tanya sang abi.
"Lusa Abi, apakah kalian merestui ana?"
"In syaa Allah kami akan merestui kamu, Nak! Tapi, kamu harus hati-hati," peringat sang abi sembari tersenyum.
"Maafkan abi yang belum bisa membahagiakan kamu, Nak! Dengan kamu kuliah kamu tidak akan merasa kesusahan."
Nafisya memeluk abi yang tengah menangis. Dia merasa sesak saat sang abi mengatakan dia kuliah supaya tidak merasa kesusahan.
Nafisya tidak pernah menyesal mempunyai keluarga yang serba sederhana. Mungkin, beasiswa juga salah satu jalan dari Allah untuk nya.
"Abi jangan bicara seperti itu, ana tidak pernah merasa kesusahan. Ada Allah yang membantu kita dan juga ada kalian yang selalu ada buat ana.
Cukup kalian yang ana inginkan. Ana ingin umi dan abi selalu menemani ana sampai kapan pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dosen (On Going)
RandomWarning!! Cerita ini berganti judul karenakan kurang ngeh antara cerita sama judul. Tidak ada yang dirubah hanya judul saja yang author ganti. Jodoh Allah yang mengatur. Kita hanyalah manusia yang bisa pasrah atas kehendaknya. cinta bukan datang da...