chapter 12

5.9K 247 4
                                    


Yoo jangan lupa vote nya!
Happy reading!!

                      ******

Sedari tadi Alvaro tidak mau diam. Entah apa yang terjadi. Sang mama juga hanya menggeleng, ada apa dengan putranya itu. Dan tidak biasanya juga dia pulang tanpa alasan.

"Mama, i'm coming!" teriak seorang anak dengan suara cemprengny.

"Hush, kamu inim dikira ini hutan apa,main teriak-teriak. Bukannya ngucapin salam," tegur sang mama yang membuat anak itu cengengesan.

"Hehe, naaf Ma. Assalamualaikum," ulang anak tersebut.

Anak tersebut adalah adik dari Alvaro. Dia baru menginjak kelas tiga. Adik perempuan yang paling cerewet seperti mamanya.

Sebenarnya, Alvaro mempunyai 2 adik. Yang satu perempuan dan yang satu lagi laki-laki. Kalau yang perempuan seperti mamanya, kalau yang laki-laki tidak jauh beda dengan dirinya.

"Woaaa! Kak Al pulang yah. Uh, ngapain tuh kayak gitu. Lagi main kuda-kudaan yah, kok gak ngajak sih," gerutu Alisa sembari mempoutkan bibir mungilnya.

Dengan cepat Alisa berlari. Membuang tas dan langsung menaiki tubuh Alvaro yang tengah push up.

"Yee! Ayo kuda maju," teriak Alisa kegirangan sembari memukul bokong Alvaro.

"Ya ampun Alis, apa yang kamu lakukan, turun! Berat tau. " Alvaro berbicara sembari meliuk-liukan badannya.

"Gak mau, kakak 'kan kuda. Ayo jalan! Push ... Push ...," kata Alisa sambil tertawa girang.

"Alis, turun!" perintah Alvaro dengan nada sedikit membentak.

"Hiks ... Huwaaa! Mama kak Al jahat. Alis benci kakak! Huhu ...,"  teriak Alisa dan langsung berlari ke kamarnya.

Sang mama hanya menggelengkan kepalanya. Dia sudah menyerah dengan sikap Alvaro.

Tak lama adik alvaro yang laki-laki datang dengan tas yang di sampingkan. Dia masuk dengan raut dingin. Mengucapkan salam dan mengecup tangan sang mama.

"Kamu gak kecup tangan aku, Boy?" tanya Alvaro. Alvian hanya menatap Alvaro datar.

"Kamu siapa? Apakah kita saling mengenal?" tanya Alvian dengan wajah tanpa dosanya. Alvaro menjitak dahi adik lacnatnya.

Takk!!

"Aww! Sakit kak," teriak alvian sembari mengusap dahinya.

"Siapa suruh sok gak kenal. Mau kakak sleding lagi ke perut mama, hah?!" tanya Alvaro yang membuat Alvian meringis.

"Ogah, lagian ini salah kakak juga yang jarang pulang. Masih ingat punya keluarga," desis Alvian yang membuat Alvaro berdecak kesal.

"Bocil mana faham," ujar Alvaro.

"Ish ... Aku bukan bocil ya! Aku udah gede," ketus Alvian tidak terima.

Sang mama hanya bisa memijit pangkal hidungnya. Dia sudah pusing mempunyai dua anak laki-laki yang tidak mau mengalah.

"Sudah, kalian jangan bertengkar. Alvi, kamu ganti baju dan kamu Al, bujuk Alisa, dia nangis gara-gara kamu."

Alvian dan Alvaro saling menatap taja. "Siapa yang pertama sampai di kamar akan mendapatkan uang jajan selama satu minggu," teriak Alvaro sembari berlari. Alvian ikut berlari sembari mengumpat sang kakak.

Dan yah yang pertama sampai adalah Alvian. Kenapa? Karena tadi sewaktu berlari Alvaro hampir menang, namun dikarenakan ada yang menelpon Alvaro akhirnya Alvian yang menang.

"Yeyy! Aku menang, ingat kak uang jajan selama satu minggu," teriak Alvian kegirangan dan langsung berjalan ke arah walk in closet.

Disana Alvaro melihat Alisa yang tengah bergelung dengan selimut. Samae-samar dia mendengar sebuah isakan.

Alvaro menyingkap selimut dan terlihatlah Alisa yang tengah menangis sembari memeluk boneka.

"Alis, ini kakak Al."

Alisa hanya diam tanpa berniat menjawab. Alvaro naik ke atas ranjang yang berganbar barbie tersebut. Mendudukan Alisa dan memeluknya. "Maafkan kakak soal tadi yah princes."

"Kakak jahat, Alisa benci kakak huhu ...," teriak Alisa sembari memukul Alvaro bertubi-tubi dengan tangan mungilnya.

"Iya maafin kakak yah, besok jalan-jalan sama kakak mau gak?" bujuk Alvaro yang membuat Alisa mengangguk.

                        ****

Keesokan Harinya Alvaro tengah menunggu kedatangan Nafisya. Dia sudah menunggu satu jam dan Nafisya belum datang juga. Tak lama dia melihat nafisya tengah berjalan kearahnya.

"Assalamualaikum pak, maaf menunggu lama," sapa Nafisya.

"Waalaikumsalam, iya gak papa kok. Jadi tentang lamaran saya kemarin----"

"Ana sudah ada jawabannya pak dan jawaban ana adalah Afwan ana tidak bisa," ujar Nafisya dan langsung pergi meninggalkan Alvaro yang tengah mematung.

Tbc

Sweet Dosen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang