Chapter 23 (Warning 17+)

9.9K 242 11
                                    

Jangan lupa vote yah! Biar aku semangat

Happy reading!
Warning!! Untuk 17+
Bocah jangan ngeyel, dosa tanggung sendiri.

                            ****

Nafisya membuka cadarnya dengan perlahan. Setelah cadar itu sepenuhnya terbuka, Alvaro terdiam. Dia terkagum sungguh Nafisya memiliki paras yang sangat cantik.

Alvaro mengecup kening Nafisya, beralih pada kedua mata, hidung dan terakhir bibir Nafisya. Nafisya tercekat bahwa Firs kissnya sudah hilang di ambil oleh suaminya.

"Aku tau, itu firs kiss kamu. Sekarang kamu mandi dan nanti aku nyusul," bisik Alvaro dengan suara serak basah. Sungguh suara Alvaro terkesan sangat sexy bagi Nafisya.

Nafisya mengangguk dan berlalu ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi Nafisya tidak berhenti tersenyum, sungguh dia sangat bahagia.

Setelah 30 menit berlalu Nafisya keluar dan melihat Alvaro yang tengah tertidur di ranjang. Sepertinya Alvaro kelelahan buktinya, Alvaro tidak mengganti pakaiannya.

Nafi berjalan dan mengampiri Alvaro. "Mas, bangun. Mas mandi duli dan kita shalat isya berjamaah," Ujar Nafisya. Alvaro membuka matanya dan yang pertama dia lihat adalah Nafisya atau istrinya.

"Hmm ... Aku mandi dulu," kata Alvaro dan pergi ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi Alvaro keluar dengan pakaian yang sudah lengkap. Nafisya sudah lengkap dengan peralatan shalat. Alvaro memakai sarung dan mereka melaksanakan shalat dengan lancar. Ini adalah hari pertama kalinya Nafisya dan Alvaro shalat bersama.

Setelah selesai shalat, mereka berdoa bersama. Nafisya mengecup tangan  alvaro dan Alvaro mengecup kening Nafisya lama.

Setelah shalat isya dilaksanakan Alvaro dan Nafisya berjalan menuju ranjang. Nafisya gugup, dia melihat Alvaro yang tengah memperhatikannya. Yang Nafisya gugupi adalah mungkin saat Alvaro meminta hak sebagai seorang suami.

"Aku tau kamu lelah, jadi istirahatlah. Aku tidak akan memaksa kamu untuk memenuhi hak sebagai seorang istri," ucap Alvaro.

Nafisya merasa tidak tega. Dia tahu bahwa Alvaro menahan untuk tidak menerjang Nafisya. Nafisya tidak akan durhaka terhadap suami. Dia selalu ingat pesan uminya yang mengatakan bahwa kita harus melakukan apa yang suami inginkan.

Nafisya tersenyum. Dia melihat Alvaro yang sudah memejamkan mata. Nafisya merangkak dan menaiki tubuh Alvaro. Nafisya mengecup kening Alvaro lama. Alvaro terkejut saat melihat Nafisya tengah berada di atasnya.

Nafisya beralih mencium bibir tebal Alvaro. Sungguh dia merasa sangat malu, bagaimana bisa dia memulainya. Nafisya menghilangkan rasa malunya dan terus melumat bibir Alvaro.

Alvaro membalas ciuman Nafisya. Sungguh sepertinya sekarang dia tidak akan melepaskan Nafisya.

"Sudah mulai nakal yah, Honey," bisik Alvaro yang membuat Nafisya menunduk dan turun dari atas tubuh Alvaro.

Sekarang posisi Alvaro adalah berada di atas Nafisya. Dia mencium kening Nafisya. "Apakah kamu benar-benar yakin?" tanya Alvaro sekali lagi. Sungguh jika kali ini Nafisya mengatakan belum siap maka dia akan menghentikan ini semua sebelum terlambat.

"Ana sangat yakin, Mas," lirih Nafisya.

Alvaro sudah tidak tahan dia mencium bibir Nafisya dengan rakus. Beralih mencium telinga Nafisya yang membuat Nafisya melenguh kecil. Sungguh kelemahan dirinya adalah telinga.

Setelah puas mencium dan menjilat daun telinga Nafisya. Alvaro beralih mencium leher putih bersih Nafisya. Alvaro menyesap leher Nafisya dan terlihatlah jelas kissmark.

Dan setelah itu Nafisya menyerahkan keperawanannya kapada suaminya. Sekarang dia sudah menjadi milik Alvaro seutuhnya.

    
                       ****

Pukul tiga dini Nafisya terbangun. Dia merasakan perutnya berat. Dia melihat Alvaro tengah tertidur dengan damai. Sungguh jika sedang tidur seperti ini, Alvaro terlihat sangat polos.

Nafisya mengingat kembali malam yang penuh dengan kebahagian. Dia merasakan pipinya mulai memanas.

Sungguh semalaman Alvaro tidak membiarkan Nafisya untuk beristirahat walau sebentar. Nafsu yang di miliki Alvaro sungguh besar.

Nafisya mengelus kepala Alvaro dengan sangat sayang. Dia merasakan bahwa ini semua hanyalah mimpi.

Nafisya membelai wajah Alvaro, dari mata hingga dagu. Nafisya mengecup beberapa kali kening Alvaro.

Alvaro tidak merasa terganggu. Nafisya beralih pada telinga Alvaro, dengan jahil dia menjilat daun telinga Alvaro. Alvaro melenguh saat merasakan telinganya di jilat.

Nafisya menghentikan aksinya dan berjalan menuju kamar mandi. Jika sampai Alvaro terbangun maka hingga siang dia akan dikamar bersama Alvaro.

Setelah acara mandi selesai. Nafisya melihat Alvaro yang masih setia dengan tidurnya. Nafisya duduk di samping Alvaro dan mengecup kening Alvaro.

"Mas, bangun ini sudah subuh, Mas harus mandi," ujar Nafisya sembari mengelus kepala Alvaro.

Alvaro membuka matanya dan melihat Nafisya sudah lengkap dengan pakaiannya. "Honey! Kamu sudah mandi?" tanya Alvaro manja dan malah menarik Nafisya.

"Iya Ana sudah mandi, sekarang giliran mas." Alvaro tidak mendengarkan Nafisya dan malah menenggelamkan kepalanya pada leher Nafisya yang tidak tertutup hijab. Yah, karena sudah Halal Nafisya tidak perlu menutupi apapun dari Alvaro.

"Honey, kenapa kamu tidak menunggu aku? Kita harusnya mandi bareng," kata Alvaro manja yang membuat Nafisya terkekeh.

"Kalau kita mandi bareng yang ada sampai siang tidak akan bisa keluar kamar," goda Nafisya sembari membelai kepala Alvaro.

Alvaro terdiam merasakan tangan mungil Nafisya membelai kepalanya. Sungguh dalam hidupnya selama ini dia tidak bisa merasakan kebahagia ini.

Nafisya menghentikan elusannya yang membuat Alvaro menggeram kesal. "Bangun Mas, mandi sebentar lagi subuh."

Dengan berat hati Alvaro melepaskan pelukan itu dan berjalan ke arah kamar mandi dengan keadaan telanjang. Nafisya menganga tidak percaya, Alvaro baru saja berjalan dengan keadaan telanjang di hadapannya.

Nafisya menutup wajahnya dan langsung berlari ke arah walk in closet untuk menyiapkan pakaian Alvaro.

Tbc
Maaf yh acara suami istri nya di skip aja. Jujur aku gemeteran ngetiknya😁

Sweet Dosen (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang