Yooo! Vote yah, atau Follow akun aku.
Happy reading!!
****
Nafisya berdiri, lalu mendekat ke arah Angel. Nafisya mencoba menyelesaikan kesalahfahaman ini.
"Afwan, yang dibicarakan teman ana tidak benar. Ana bukan calon pak Alvaro," jelas Nafisya membuat Angel memutar matanya malas.
"Sya, Gu-"
Belum selesai bicara Nafisya langsung menyeret Angel entah kemana.
Sesari tadi Angel tidak henti-hentinya menggoda Nafisya. Entah itu mengatakan calon, pacar, dan lainnya. Nafisya hanya menghela nafas. "An, ana tidak ada hubungan apa-apa dengan pak Alvaro."
"Jangan bohong deh, aku tau ko kamu punya hubungan sama kulkas berjalan," kata Angel sesekali mencolek pelan bahu Nafisya.
"Hubungan apa? Kamu melihatnya sendiri."
Angel hanya mengangguk dengan senyuman yang tidak luntur.
"Kapan?" imbuh Nafisya.
"Kemarin. Waktu hujan deras dan kamu satu mobil dengan kulkas berjalan, bukan?" Angel bertanya kembali kepada Nafisya.
sekarang Nafisya faham. Ternyata itu yang menjadi masalahnya. Padahal dia hanya menumpang dan wajar saja bukan.
"Ana cuma diberi tumpangan Angel, tidak ada yang lain."
Angel menatap manik Nafisya. Niatnya untuk mencari kebohongan, namun sepertinya Nafisya tidak berbohong.
"Itu masalahnya. Asal kamu tau ya Sya, kata orang kulkas berjalan tidak pernah memberikan tumpangan pada sembarang orang terkecuali keluarga dan teman-temannya.
Nah, kamu bisa numpang lebih tepatnya diberi tumpangan. Itu artinya kamu orang spesial buat kulkas berjalan. Secara, kulkas berjalan itu dingin makanya diberi julukan kulkas berjalan, lagi tatapannya datar kaya jalan tol. Dia begitu sama orang lain. Tapi, aku yakin tidak dengan kamu," kata Angel panjang lebar.
Sempat-sempatnya dia menjelek-jelekan Alvaro. Dasar Angel.
"Sudahlah, itu hanya hal biasa saja. Toh ana tidak di ambil hati juga. Ana sama pak Alvaro hanya sebatas Mahasiswa dan dosen."
"Iya yang sebentar lagi akan menjadi pasangan suami istri," celoteh Angel sembari tertawa geli.
Nafisya meninggalkan Angel yang masih terkikik geli. Saat di pintu kelas Nafisya melangkah sembari menunduk dan
Byurr!!
Satu ember air dia atas pintu memgguyur Nafisya. Angel melototkan matanya saat melihat itu. Oh god, Angel menggertakan giginya menahan amarah.
Dia mengepalkan tangan saat melihat temannya dibully di depan matanya. Mendekat lalu berteriak meminta penjelasan kepada semua orang yang berada di sana.
Sementara Nafisya hanya menundukan kepalanya sembari menahan buliran bening yang sudah menumpuk dipelupuk matanya.
"Siapa yang berbuat kaya gini hah?!" pekik Angel dengan nafas yang tidak beratur, dada naik turun dan jangan lupakan tatapan yang mengintimidasi.
"Jawab woy! Kalian punya mulut gak, kalau punya pake atau mau gue potong tuh mulut?!" desis Angel. Semua hanya memelan saliva. Sekarang Angel benar-benar sudah seperti psycopath saja.
Semua hanya menunduk. Tidak ada yang berani untuk bicara. Lidah mereka rasanya kelu antara jujur dan menutup mulut.
"Ada apa ini!"
Deg
Mendengar 3 kata dengan nada dingin cukup membuat mereka tambah takut. Keringat dingin mereka rasakan saat suara yang tidak di harapkan datang.
"Saya tanya sekali lagi, ada apa ini! Apakah kalian tidak ingin menjawab pertanyaan saya?" tanya Alvaro sekali lagi dengan penuh penekanan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dosen (On Going)
RandomWarning!! Cerita ini berganti judul karenakan kurang ngeh antara cerita sama judul. Tidak ada yang dirubah hanya judul saja yang author ganti. Jodoh Allah yang mengatur. Kita hanyalah manusia yang bisa pasrah atas kehendaknya. cinta bukan datang da...