Yooo!! Jangan lupa untuk tekan bintang dan komenannya. Supaya bisa lebih semangat untuk menulisnya.
***
Sekarang Dini sudah di depan ruangan Alvaro. Tiba-tiba Dini merasakan gugup. Mengetuk pintu dengan berani dan suara dingin menyambutnya.
"Masuk!"
Dini masuk dengan senyuman nakalnya sementara Alvaro tidak tertarik dan masih fokus dengan kegiatannya.
"Maaf pak, ini data yang anda minta," ujar Dini, Alvaro mendongkakan kepalanya dengan ekspresi datar.
"Apakah saya menyuruh kamu?" tanya Alvaro yang membuat Dini kelagapan.
"E-eh, Nafisya sedang sibuk jadi, dia menyuruh saya untuk memberikan ini kepada bapak," ucapnya berbohong.
"Ya sudah, taruh saja di sana!" perintah Alvaro pada meja Yang berada di sampingnya.
****
Nafisya berjalan melirik ke kiri dan ke kanan. Sedari tadi dia mencari keberadaan Angel. Kira-kira kemana Angel?
Setelah Nafisya kelelahan mencari Angel, dia memutuskan untuk kembali saja ke kelasnya.
Nafisya Pov
Ana menghela nafas panjang, kaki ini terasa sangat letih mencari Angel yang bahkan tidak ketemu. Kami pun lupa untuk saling menukar nomor telepon.
Tujuan ana selanjutnya adalah kembali ke kelas. Sebenarnya, ini jam istirahat. Di karenakan hari ini hari senin dan ana lagi menjalankan puasa sunah.
Setelah ana tiba di kelas. Semua siswa masih berkumpul tepatnya para perempuan yang sibuk mendengarkan cerita Dini waktu memberikan data.
Sebenarnya, ana tidak penasaran. Namun, secara tidak sengaja saja mendengarnya.
Samar-samar ana mendengar dia mengeluh. Menghela nafas dan langsung mengerucutkan bibirnya.
"Kalian tau gak? Waktu gue masuk gugupnya luar biasa. Dan kalian tau bagaimana respon pak Al? Dia dingin banget deh, dan bla bla bla...," jelas Dini sementara yang lain hanya menyimak saja.
Pov And
*****
Setelah kuliah selesai, Nafisya tengah menunggu taxi online. Dia menemgadahkan kepala ke atas dan melihat awan yang mulai mendung.
Tak lama, satu tetes air hujan turun. Lalu hujan pun terjadi dengan lebatnya. Nafisya hanya berdiam di tempat. Tanpa ada niat untuk berteduh. Sementara, orang lain tengah sibuk mencari tempat berteduh.
Tiba-tiba sebuah mobil menepi di samping Nafisya. Monolog Nafisya mobil itu mogok mungkin. Kaca mobil terbuka dan memperlihatkan seorang pria yang pokus melihat ke arah depan.
Nafisya melangkah hendak mendekati mobil tersebut.
"E-eh afwan, apakah mobil anda mogok?" tanya Nafisya sesekali mengusap air hujan yang mengenai wajah yang tertutup cadar.
Nafisya terkejut, ternyata yang berada di dalam mobil adalah kulkas berjalan. Ups maksudnya Alvaro.
"Eh, Assalamualaikum pak," sapa Nafisya yang di jawab oleh Alvaro dengan nada rendah.
"Kenapa kamu di sini, Bukannya berteduh?" tanya Alvaro.
"Ana suka sama hujan. Oh ya, mengapa Anda berhenti di sini. Apakah mobil Anda mogok?" tanya Nafisya.
"Tidak. Apakah kamu butuh tumpangan?" tanya Alvaro sembari menatap manik Nafisya. Nafisya hanya tersenyum kikuk. Apakah dia menunggu taxi online atau menumpang kepada Alvaro.
"Sudah, kamu ikut saja. Hujan begini akan macet," terang Alvaro membuat Nafisya mengangguk.
Toh, apa salahnya bukan dia menumpang sama orang. Itung-itung mengirit uang.
Nafisya membuka pintu mobil belakang dan langsung mendapat teguran tajam dari Alvaro.
"Apa yang kamu lakukan? Apakah kamu pikir saya supir kamu," pekik Alvaro yang membuat Nafisya menggeleng.
"Kamu duduk dengan saya di depan!" perintah Alvaro yang menbuat Nafisya mengangguk. Belum lama, Nafisya kembali berhenti.
"Afwan, tapi badan ana basah, dan mobil anda bisa terkena air," lirih Nafisya dan hanya mendapat dengusan dari Alvaro.
"Kamu pikit mobil saya apa 'an, kalau basah tinggal dikeringkan saja bukan."
Nafisya langsung masuk dan duduk. Mobil itu melaju dengan hati-hati. Nafisya memandang keluar. Dia melihat mobil yang berlalu-lalang. Jika sudah begini, dia jadi merindukan keluarganya.
Nafisya tidak mengetahui bahwa sedari tadi Alvaro memperhatikannya. Alvaro sempat tersenyum sekilas dan kembali seperti semula, mode datar.
Nafisya melihat sekilas dari pantulan kaca mobil Alvaro tengah memperhatikannya. Dia melirik dan melihat Alvaro tengah fokus menyetir.
Apakah barusan dia hanya berhalusinasi. Tapi, tidak! Dengan jelas Nafisya dapat melihat itu. Nafisya hanya menghela nafas dan kembali fokus melihat ke jalan.
Alvaro menghela nafas, untung saja dia mengalihkan pandangan saat Nafisya akan melihat ke arahnya.
'Kenapa gue gak bisa lepaskan pandangan dari lo'
To Be Continued
Jangan lupa vote yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dosen (On Going)
RandomWarning!! Cerita ini berganti judul karenakan kurang ngeh antara cerita sama judul. Tidak ada yang dirubah hanya judul saja yang author ganti. Jodoh Allah yang mengatur. Kita hanyalah manusia yang bisa pasrah atas kehendaknya. cinta bukan datang da...