1

76 9 0
                                    

Sebagai awal cerita,
Pliisss.... Vomment guys...

Happy reading^^

Rani Queenadya Bisma, siswi kelas 12 IPA di SMA GEBYAR, ia adalah gadis tomboy dan jutek. Banyak siswa yang tidak suka padanya karena ia selalu bersikap dingin dan jutek, namun dia akan menjadi gadis yang ramah dan cerewet jika kalian sudah mengenalnya lebih dekat.

"Bundaa.... Rani berangkat dulu ya..." Teriak Rani sembari menyumpal mulutnya dengan roti selai, ia bergegas keluar rumah menuju garasi, ia mengeluarkan sepedanya.

Walau ia difasilitasi mobil oleh ayahnya tapi Rani lebih memilih sepeda ini lebih sehat, dan dia tidak mau mengumbar hartanya.

Saat Rani akan meroda pedal sepedanya, terdengar teriakan dari dalam rumahnya memanggil-manggil namanya, ia menoleh kearah pintu rumah, dan benar saja Bundanya berlari kecil menujunya.

"Neng tunggu bentar bunda belum masukin kotak makananmu dalam tas" ucap Anna. Bunda Rani. Terengah-engah.

Rani tersenyum menampakkan sebaris giginya. Menerima kotak makannya." Bunda makasih, Rani berangkat dulu, sudah telat nih" ucap Rani menunjuk jam tangannya.

"Iya, kamu hati-hati ya" ucap Anna mencium kening Rani dibalas dengan kecupan dipungung tangannya.

"Assalamualaikum Bunda"

Rani mulai menginjak pedal sepedanya dan meroda secepat mungkin, ia harus lebih cepat jika tidak, dia akan dihukum oleh pak botak, eh maksudnya pak Harto.

Rani merasa lega karena telah sampai didepan Gerbang sekolah. Ia melihat jam tangannya. "Kurang lima menit, perfect Rani"

Rani memarkirkan sepedanya, kemudian berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah, ia menatap kosong kedepan. Mengabaikan sorot mata yang terus mengikutinya.

Dooorrr

Rani terperanjat menatap kesal gadis yang sudah disampingnya. "Sial lo, ngagetin aja" ucap rani memukul pelan lengan gadis itu.

"Abis lo jalan kayak dihipnotis. nggak nengok-nengok kalo jalan" ucap Lia masih cekikikan.

Rani hanya diam dan terus jalan meninggalkan Lia yang berjalan lambat karena menahan tawanya. Ekspresi Rani saat kaget sangat lucu baginya.

"Ran tunggu dong" Lia mengejar Rani mencoba menyamakan langkahnya dengan Rani.

"Ran"

"Hmm"

"Lo tau nggak, kalo kelas bakal diroling, karena gedung kelas belakang bakal direnovasi"

"Iya tau kok, semoga aja kita tetap sekelas"

Mereka berjalan menuju mading mungkin saja disana ada terpampang pengumuman tentang roling kelas.

Benar. Disana tertera daftar nama siswa serta kelasnya. Rani dan Lia mencari nama mereka. Mata Lia membulat saat menemukan namanya berada di Kelas 12 IPA 3 kemudian disusul dengan nama Rani.

"Ran kita sekelas cuk" memeluk Rani girang, Rani hanya tertawa menanggapi temannya yang kelewat girang ini.

"Asyiaaapp... Gue bisa nyontek lagi sama lo" ucap Lia masih dengan wajah cerianya.

Namun senyum Rani memudar lalu menjitak kapala temannya itu. "Enak aja lo, belajar sono jangan nyontek mulu, ingat kita udah kelas 12 dan pasti kita akan banyak dapat ujian dari guru-guru".

Kemudian tatapan Rani kembali pada mading dan membaca semua nama yang ada dalam kelasnya, tidak banyak berubah hanya ada 5 orang yang dipindahkan dan ada 10 orang tambahan.

Dia membaca dan matanya terhenti pada satu nama, ia melebarkan pandangannya, membaca dengan jelas nama yang tertera pada kertas itu, REYMOND ANGGA BRAMASTA
sumpah demi spongebob yang nyalain api diair, gue sekelas dengan Rey?. Batin Rani.

Rani dan Lia memasuki kelas barunya, sudah banyak yang mengisi kursi dikelas, sepertinya mereka yang terakhir.

Rani menarik Lia menuju bangku yang kosong, mereka duduk kemudian sibuk dengan kegiatan masing-masing. Rani membaca Novel dan Lia bermain Hp.

"Ada guru, tenang semua!" ucap Dava teman kelas lama Rani.

Spontan semua siswa langsung hening dan duduk dengan rapi seperti murid yang teladan. Rani menutup novelnya dan memasukkannya dalam tas dan duduk tenang.

Tak lama seorang guru yang masih muda memasuki kelas mareka dengan dibaluti kemeja biru yang rapi, ia duduk dikursinya dan menyapa siswa dikelas.

"Selamat pagi anak-anak" sapa guru tersebut.

"Pagi pak" balas siswa serentak.

"Ok, sepertinya saya harus memperkenalkan diri saya, karena saya melihat banyak wajah baru disini" ucap Guru itu ramah.

"Ya elah pak, siapa sih yang nggak kenal bapak, secara bapak satu-satunya Guru bujang disekolah, dan lagi bapak ganteng banget" ucap Lia berbisik, Rani menyikut lengan Lia menyuruhnya diam.

"Nama saya Abdi Maulana, kalian bisa panggil saya Pak Abdi" ucap Pak Abdi menulis namanya dipapan tulis.

"Panggilan Bapak terlalu tua untuk wajah yang masih muda dan tampan" jerit seorang siswi yang duduk dibangku depan, membuat seisi kelas tertawa juga Pak Abdi.

"Jangan begitu malu saya kamu puji, oke-oke lupakan, saya disini akan menjadi guru Matematika sekaligus wali kelas kalian"

"Yeeesss... Wali kelas kita ganteng guys"

"Gue bakal semangat belajar kalo gini"

"Gue bakal ngapalin semua rumus matematika yang rumit, serumit cinta gue"

"Bakal susah nih ngegebet cewek dikelas"

"Kayaknya gue harus cari cewek dari kelas lain"

Ucapan para siswa membuat pak Abdi tertawa dan menampakkan gigi gingsulnya serta lesung pipinya yang manis, membuat para siswi menjerit.

Hanya Rani yang tenang tidak menjerit seperti gadis lainnya, ia menatap malas pada teman-tamannya yang menggila.

"Semuanya tenang, saya akan mulai materi hari ini"

Tak lama semua siswa tenang kembali dan memperhatikan arahan Pak Abdi.

"Hari ini kita akan pemilihan ketua kelas dan wakil serta staf lainnya, tapi mula-mula saya akan mengacak tempat duduk kalian berdasarkan absen nama"

Mendengar itu Rani membelalak tak percaya, dia mengingat-ingat letak namanya lalu menatap Reymond yang duduk tidak jauh dengannya, merasa diperhatikan Reymond menoleh dan pandangan mereka bertemu, segera Rani memalingkan wajahnya.

Ini gila, semoga gue nggak sebangku dengan dia. Batin Rani.

Semua siswa disuruh untuk berdiri didepan dengan tas mereka, satu persatu nama mereka disebut dan diarahkan tempat duduknya.

"Selanjutnya... Rani Queenadya Bisma kamu duduk disana" ucap pak Abdi menunjuk bangku dekat tembok, ketiga dari belakang.

Rani berjalan menuju bangku yang ditunjuk pak Abdi dan meletakkan tasnya dan menjatuhkan bokongnya dengan malas.

"Kemudian... Reymond Angga Bramasta, kamu duduk dengan Rani, silahkan" ucap Pak Abdi mempersilahkan Reymond.

Namun Reymond tidak berpindah dari tempatnya berdiri, dia menatap Rani tajam juga Rani menatapnya sinis.

"Reymond kenapa masih disini? Ayo sekarang kamu kesana" ucap Pak Abdi menunjuk bangku disebelah Rani.

"Pak bisa diganti nggak, sama siapa gitu selain dia" ucap Reymond sopan.

"Maaf Reymond ini sudah aturan sekarang kamu duduk sekarang"

Reymond berjalan malas dan duduk disebelah Rani. Rani langsung bergeser menjaga jarak dengan Reymond. Mereka saling menatap seolah bendera peperangan telah dikibarkan diantara mereka.



tbc.


RAMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang