7

12 5 0
                                    

Pukul. 19 : 50

"Arghh... Mati lo! njir lolos lagi!" Ucap Reymond gemes memainkan game diHPnya.

Pking ...

Notifikasi Hp Reymond berdering, ia langsung menggulir layar HPnya membuka aplikasi WhatsApp.

Grup Cogan Koplak

Faro : Mabar skuy
Arya : Mabar mulu lo, ngumpul-ngumpul aja skuy.
Galang : skuy! Gue bosan dirumah mulu
Reymond : OTW... Tapi dimana nih
Dava : kafe gue aja.
Reymond : OTW berangkat
Galang : OTW berangkat (1)
Faro:  OTW berangkat (2)
Dava: OTW masak (3)

Reymond menyimpan HPnya dinakas sebelah ranjangnya, lalu bergegas mandi. Setelah usai membersihkan tubuhnya ia melangkah membuka lemari pakaiannya. Ia memilih baju kaos putih polos dan kemeja kotak-kotak kombinasi warna merah maron dan hitam, serta celana jeans warna biru navy, tidak lupa juga ia memakai sepatu kets putih.

Usai membaluti tubuhnya dengan bahan sandang ia pun menyemprotkan parfum beraroma maskulin lembut pada lehernya dan pergelangan tangannya, membiarkan rambutnya yang masih basah berantakan, namun terlihat stylish.

Merasa sudah beres, ia segera menyambar Hp dan kunci motornya dinakas, lalu bergegas meninggalkan ruangan persegi tersebut, menuruni anak tangga satu persatu, berjalan ringan menuju pintu keluar. Namun, langkahnya terhenti saat Hendra memanggil namanya.

"Mau kemana kamu malam-malam begini?" Tanya Hendra.

"Tidak ada urusannya dengan anda" ucap Reymond tanpa menoleh pada lawan bicaranya, lalu kembali berjalan.

"REYMOND! KENAPA KAMU BERSIKAP BEGITU PADA PAPA!" Ucap Hendra meninggikan nada suaranya.

"Papa? Saya lupa kalau punya Papa" ucap Reymond datar, lalu menoleh pada Hendra.

"Kenapa kamu berubah nak" ucap Hendra lirih.

"Berubah? Saya tidak pernah berubah, tapi anda yang merubah semuanya" ketus Reymond.

"Maafkan papa nak" ucap Hendra.

"Semua sudah terlambat, andai saat Mama menderita anda ada untuk menjadi Sandarannya dan bukan bersenang ria dengan wanita lain, mungkin saat ini semua tidak akan terjadi"

"Harus berapa kali papa jelaskan ke kamu?"

"Penjelasan tidak akan merubah semuanya, bahkan Mama meninggal pun anda tidak ada untuk mengantarnya yang terakhir kalinya" ucap Reymond, lalu meninggalkan Hendra yang masih bergeming.

Reymond memakai helmnya lalu mengeluarkan motornya dari garasi rumah, dan melajukannya dengan kecepatan penuh meninggalkan pekarangan rumah.

Reymond pov.

Aku mengendarai motorku dengan cepat, kalau kalian berpikir ini bahaya, aku berharap, aku bisa mati sekarang juga.

Aku benar-benar merasa sudah tidak ada lagi alasan untuk tetap hidup. Karena, alasanku hidup hanya untuk melindungi dan menjaga Mama, tapi Mama sudah meninggal dunia tiga tahun lalu, aku benar-benar merasa sudah tidak berguna.

Tapi, kenapa aku masih hidup sampai sekarang? Jawabannya, aku tidak tau, aku rasa masih ada sesuatu yang sangat penting untuk aku lindungi dan dijaga, tapi siapa? Mama pernah berpesan padaku untuk selalu disamping orang yang dimaksudnya, tapi aku sama sekali tidak mengingat siapa yang dimaksud Mama. Apa aku amnesia pada satu kejadian?.

Lupakan semua itu, aku harus merilekskan pikiranku, karena aku sudah sampai ditujuanku.
cafe Davaliano”. Kafe ini milik Dava, jadi tidak heran kalau nama Kafenya menggunakan nama Dava, meski masih muda dia sudah jadi pembisnis yang sukses, itu semua berkat kedua orang tuanya yang tidak pernah meninggalkannya dan selalu mengajarinya untuk menata masa depan.

RAMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang