24

8 2 2
                                    

Seminggu telah berlalu dan akhirnya Rani sudah bisa pulang dari Rumah Sakit, tapi ia harus rutin mengonsumsi beberapa obat dari ayahnya. Ya, ayah Rani adalah seorang dokter.

Sekarang Rani sedang duduk dikursi penumpang didalam mobil. Kepalanya ia sandarkan dikaca mobil, memperhatikan jalan yang terus dilewatinya. Diluar sana sedang turun hujan yang sangat lebat. Rasa dingin sudah menyelinap sampai ke tulang.

Melihat hujan yang begitu lebat, membuat senyum Rani merekah entah kenapa. Sepertinya hujan mengingatkan akan sesuatu yang pernah Rani alami.

Rani menurunkan sedikit jendelanya dan membiarkan angin serta tetesan air hujan menerpa wajahnya. Kemudian ia menutup kembali jendela tersebut, kerena takut diomeli Anna.

Sebenarnya apa yang dipikirkan Rani? Dari ekspresinya ia begitu senang. Jawabannya 'Reymond'. Ada satu rahasia yang harus kalian tau dari Rani.

Alasan kenapa ia selalu jail ke Reymond, kenapa ia selalu galak ke Reymond, dan selalu memikirkan Reymond.

Suka? Itu adalah jawaban yang tepat. Sudah lama ia menyukai sosok Reymond, tapi ia selalu memendamnya dan diam. Ia sangat takut jika harus mengungkapkan perasaannya, ia takut jika ditolak dan dibenci. Sahabat sudah cukup baginya untuk terus didekat Reymond.

Walaupun Reymond memiliki sifat yang bisa dibilang sangat menyebalkan, tapi Rani menyukai setiap tingkah Reymond. Ia selalu bersikap kasar ke Reymond agar rasa sukanya tak terlalu nampak.

Diposisi ini memang sangat berat. Apalagi jika kamu menjadi tempat curhatannya. Setiap kali Reymond membahas seseorang yang ia suka, hal itu benar-benar membuat Rani kecewa.

Tidak bisakah Reymond melihatku disini? Aku selalu menunggunya sadar dengan perasaanku, tak apa jika dia tak suka padaku, setidaknya dia tau betapa beratnya jika menyukainya dalam diam. Menerima segala perlakuan manisnya pada gadis lain, aku selalu bersikap tegar, tapi hatiku telah hancur dibuatnya. Tapi, bagaimana bisa perasaan itu tak pernah hilang? Dan tumbuh makin besar. Itulah yang dipikirkan Rani.

Rani menghela nafas beratnya. Terlalu sakit jika terus bertahan dan Terlalu bodoh jika terus berharap.
Haruskah Rani melepas semua perasaan itu?

Abaikan semua itu. Kerena sekarang Rani sudah tiba dipekarangan rumahnya. Segera Rani berlari masuk kedalam rumah, karena hujan masih setia membasahi bumi.

Setelah merapikan barang-barangnya, Rani merebahkan tubuhnya di kasur yang sangat ia rindukan. Tiba-tiba saja Rani melompat dari kasurnya dan lari keluar menuruni tangga.

"Mau kemana?" Tanya Reno yang tengah asik menonton Upin Ipin.

"Ada yang gue lupa dimobil" ucap Rani tergesa-gesa, lalu berlalu keluar rumah menuju garasi.

"Dimana?" Gumam Rani seraya mencari barang tersebut.

"Ah ini dia" ucap Rani ketika menemukannya dibawah mobil. Kenapa bisa? Mungkin terjatuh ketika Rani keluar.

"Untung aja nggak ilang" ucap Rani berjalan masuk ke rumah.

"Udah dapat?" Tanya Reno.

"Udah, nih" ucap Rani menunjukkan barang tersebut.

"Udah, nih" ucap Rani menunjukkan barang tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAMONDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang