08

310 50 4
                                    

"Sehun oppa! Kau mengagetkanku saja." tegur Yeri sembari menoleh ke belakang, ke arah Sehun.

Yeri menyadari bahwa Sehun tidak menatap ke arahnya, namun fokus pada buku harian yang terbuka di atas pangkuannya. Spontan Yeri langsung menutup buku hariannya. Sekarang ia merasa malu karena perasaan sekaligus rahasianya diketahui oleh Sehun.

"Yeri-ah." panggil Sehun pelan. Ia tidak sanggup untuk menahannya lebih lama lagi, dan .....

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" seketika tawa Sehun pecah menggema di udara. Yah, sejak tadi ia menahan tawanya karena merasa Yeri sangat lucu. Ia benar-benar tidak menyangka adik manisnya menyukai Jungkook.

"Oppa kenapa?" tanya Yeri malu sekaligus heran melihat tingkah Sehun.

"Kau? Kau menyukai si tembok? Hahahaha Yeri-ah, kau itu adik yang manis. Apa tidak salah kau menyukai orang seperti Jungkook?" Sehun balik bertanya sambil menyeringai lebar.

"Apa? Tembok? Oppa, kau kejam sekali." erang Yeri.

"Maaf Yeri-ah! kau tahu, Jungkook itu tidak ada bedanya dengan sebuah tembok. Dia selalu diam, tidak pernah berbicara persis seperti tembok." gurau Sehun.

Yeri menatap tajam pada Sehun. Meskipun ia sudah menganggap Sehun seperti saudaranya sendiri, tetapi ia tidak terima kalau orang yang ia cinta di hina terlebih lagi disamakan dengan sebuah tembok.

Sehun terus tertawa hingga akhirnya tersadar pada Yeri yang terus menatapnya dengan tatapan tajam. Segeralah ia membungkam tawanya, mengantisipasi agar Yeri tidak mengamuk, "Maaf Yeri-ah! Aku tidak bermaksud menghinanya, tapi yang kukatakan itu kenyataan." ujarnya yang semakin membuat Yeri kesal.

"Oppa, kau tidak mengerti perasaanku. Lebih baik aku berhenti saja jadi adikmu." gerutu Yeri.

"Oh, aku mengerti, jangan berhenti jadi adikku! Jangan!" tegas Sehun, "Yeri-ah meskipun aku mengatakan Jungkook seperti tembok bukan berarti aku tidak mendukungmu. Memang sih Jungkook sangat dingin, tapi kalau diperhatikan sepertinya dia itu orang yang baik." sambungnya.

Tatapan Yeri yang tajam bagaikan ujung mata pisau perlahan memudar digantikan dengan tatapan lembut yang terpancar dari sepasang mata indahnya saat mendengar perkataan Sehun.

"Tenang saja oppa akan mendukung dan siap membantumu. Yeri-ah, apa kau lupa kalau aku itu sebangku dengan Jungkook?" tanya Sehun penuh selidik.

"Aku tau." jawab Yeri lemas diikuti dengan raut wajahnya yang berubah menjadi murung, "Tapi, aku tidak yakin bisa menjadi pacarnya Jungkook sunbae. Jangankan pacarnya, menjadi temannya pun mungkin mustahil bagiku." sambungnya.

"Kenapa? Apa dia bersikap kasar padamu?" tanya Sehun khawatir.

"Tidak, hanya ....." Yeri terdiam sejenak. Ia mencoba merangkai kata-kata yang akan segera terucap dari bibirnya.

Kriiinnnggg ... kriiinnnggg ... kriiinnnggg!!!

Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, menandakan waktu istirahat telah berakhir. Yeri kemudian mengurungkan niatnya untuk memberi tahu Sehun hal yang membuatnya sedikit patah semangat untuk memperjuangkan cinta pertamanya.

"Hanya?" Sehun melanjutkan perkataan Yeri yang sempat terhenti.

"Tidak oppa, bukan masalah besar." balas Yeri sembari tersenyum pahit pada Sehun, "Oppa aku ada ulangan setelah ini, jadi aku harus kembali ke kelas sekarang. Oppa dadah!" pamitnya.

Sehun merasa Yeri menyembunyikan sesuatu darinya, "Mungkin dia sedang ada masalah dan belum siap menceritakannya padaku." batin Sehun.

"Baiklah, pergilah ke kelasmu! Jangan pikirkan si tembok dan fokuslah pada ulanganmu! Fighting!" kata Sehun menyemangati Yeri.

Some Day | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang