10

335 57 5
                                        

Sohyun berjalan-jalan disekitar sekolah sambil menunggu berakhirnya jam istirahat. Sohyun terus melangkahkan kakinya tanpa arah dan saat tersadar ia telah berada di taman sekolah, tempat kesukaan Sehun saat sedang di sekolah. Ia sangat merindukan Sehun, ia rindu saat dimana ia menempel, bermain, bermanja, dan bercanda dengannya.

Terus-menerus berjalan tanpa tujuan membuat tenaga Sohyun sedikit terkuras. Ia hendak beristirahat disalah satu kursi yang ada di taman sekolah. Saat hendak mencari kursi yang pas, tiba-tiba penglihatannya menangkap sosok Sehun yang sedang duduk berdua bersama Yeri. Dan untuk kesekian kalinya dada Sohyun kembali merasakan sakit yang luar biasa. Ia pun berjalan perlahan mendekati mereka.

"Sehun oppa." sapa Sohyun lemas.

Sehun yang mendengar sapaan Sohyun hanya membuang muka. "Yeri-ah ayo pergi!" ujarnya sambil beranjak dari kursi yang ia duduki dan menarik tangan Yeri pergi.

"Oppa tunggu!" pekik Sohyun yang berhasil menghentikan langkah mereka berdua.

"Apa? Apa lagi yang ingin kau katakan sekarang?" tukas Sehun sinis.

"Aku tahu oppa marah padaku karena saat itu aku membiarkan Yeri menangis sendirian. Oppa ingin aku minta maaf dan berlutut pada Yerikan? Baiklah, jika ini yang oppa inginkan aku akan melakukannya." tutur Sohyun dengan mata yang berkaca-kaca.

Sehun dan Yeri tertegun mendengar perkataan Sohyun, terutama Sehun. Ia sama sekali tidak berpikir untuk menyuruh Sohyun melakukan hal seperti itu. Semarah apapun dia pada Sohyun, ia tidak mungkin membiarkan Sohyun menginjak-injak harga dirinya sendiri dengan berlutut pada Yeri.

"So...Sohyun'ssi." kata Yeri pelan, ia merasa tidak enak pada Sohyun. Ia sama sekali tidak ingin Sohyun berlutut padanya. Lagipula Sohyun tidak melakukan kesalahan apapun padanya.

"Yeri-ah maafkan aku." Sohyun yang sejak tadi mencoba untuk tegar akhirnya tak mampu lagi menyembunyikan kesedihannya. Seketika air matanya jatuh membasahi pipinya. Kemudian dengan perlahan ia membungkukkan badannya hendak berlutut pada Yeri.

Yeri dan Sehun pun tidak tinggal diam. Mereka hendak menghentikan aksi Sohyun, tetapi dari arah belakang Jungkook lebih duluan datang untuk menghentikannya.

"Dasar bodoh! Kemana dirimu yang dulu hah? Kau mau membiarkan dua orang ini menginjak-injak harga dirimu?" bentak Jungkook pada Sohyun. Ia benar-benar tidak habis pikir Sohyun akan melakukan hal sekonyol ini.

"Jungkook-ah lepaskan aku! Biarkan aku berlutut padanya dengan begitu Sehun oppa akan memaafkanku." balas Sohyun berusaha melepaskan dirinya dari pegangan Jungkook.

"YAA! Sampai kapan kau akan terus mengejarnya? Dia bahkan tidak peduli denganmu! Apa cinta yang seperti itu yang kau inginkan hah?" kali ini volume suara Jungkook meningkat hingga membuat Yeri dan Sehun tertegun.

"Aku baik-baik saja! Aku akan melakukan apapun demi cintaku meskipun itu harus membuatku sakit dan bahkan menginjak-injak harga diriku." balas Sohyun dengan nada suara yang tinggi pula. "Aku... aku baik-baik saja." tuturnya mulai lemas. Sudah tidak ada lagi tenaga yang tersisa untuk berdebat dengan Jungkook sehingga ia hanya bisa menangis.

Jungkook merasa iba pada sahabatnya dan langsung mendekapnya meskipun dihadapannya ada Yeri dan Sehun yang sejak tadi terdiam menyaksikan perdebatan mereka.

"Jangan lakukan hal yang membuat hatimu sakit! Jangan siksa dirimu!" pinta Jungkook lembut sembari memeluk Sohyun erat.

Sehun tidak suka melihat Jungkook mendekap Sohyun seperti yang ia saksikan sekarang, tetapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Ia kemudian melirik Yeri yang tengah menatap Jungkook. Tentu saja ia tahu kalau saat itu Yeri tengah berusaha menahan air matanya karena cemburu melihat kemesraan Jungkook dan Sohyun. Dengan lembut ia pun menutup mata Yeri dengan kedua telapak tangannya.

"Jangan perhatikan mereka! Itu akan membuatmu semakin merasa sakit." bisiknya pada Yeri. Sehun bisa merasakan tangannya basah akibat air mata Yeri yang tidak tertahankan lagi.

"Ayo!" ucap Sehun kemudian menuntun Yeri berjalan pergi dengan mata yang tertutup.

***

"Sohyun-ah" panggil seorang pria paruh bayah.

"Appa!" sahut Sohyun sembari berlari ke arah ayahnya yang baru saja tiba dari Amerika.

Mereka berpelukan layaknya seorang ayah dan anak yang terpisah sekian lama. Mereka saling melepaskan rindu. Sohyun begitu merindukan ayahnya, maklum dari semua anggota keluarganya dia paling dekat dengan ayahnya.

Hari ini ayah, ibu, serta kakak laki-laki Sohyun datang ke Korea untuk mengunjunginya.

"Appa, eomma, maaf. Aku tidak bisa menjemput kalian di bandara karena ada ulangan yang tidak bisa ku tinggalkan di sekolah." tutur Sohyun sambil bergantian menatap anggota keluarganya.

"Tidak apa sayang. Bagaimaa kabarmu?" tanya ibu Sohyun sembari tersenyum manis pada anak bungsu kesayangannya.

"Mmmm, Kabarku baik eomma." jawab Sohyun sambil beralih kepelukan ibunnya.

"Astaga adikku! Lama tidak bertemu kau semakin kurus saja." ejek Junmyeon sambil mengacak-acak rambut Sohyun.

"Yaa Ahjussi, Berhenti!" pekik Sohyun sambil menepis tangan Junmyeon. "Kau memang tidak pernah mengkhawatirkanku. Jangan-jangan kau ikut ke sini karena kesepian di Amerika, Joohyun Ahjumma kan ada disini." guraunya sambil menjulurkan lidahnya untuk mengejak Junmyeon.

"Yaa berhenti memanggil kami Ahjussi dan Ahjumma!" pekik Junmyeon kesal.

"Hentikan! Kalian benar-benar aneh, kalau tidak bertemu selalu mengatakan rindu, tapi kalau sudah bertemu saling mengejek, seperti kucing dan tikus saja." gerutu sang ayah yang pusing melihat tingkah kedua anaknya yang jarang akur.

"Sayang kau pasti lapar, eomma sudah menyiapkan makan siang untukmu. Ayo!" ujar eomma Sohyun. Mereka sekeluarga pun beranjak dari tempat mereka menuju ruang makan.

Keluarga Sohyun yang terbilang cukup harmonis tengah melangsungkan makan siang mereka dengan damai dan penuh kebahagian. Akhir-akhir ini Sohyun sering merasa tidak bersemangat akibat masalahnya dengan Sehun yang belum terselesaikan, tetapi saat menyantap hidangan yang dibuatkan oleh ibunya ia tampak menikmatinya. Ia juga berharap kedatangan keluarganya dapat membuat perasaannya sedikit membaik.

"Sohyun-ah, lusa appa, eomma, dan juga Junmyeon akan pergi ke Cina. Appa harap kau bersedia ikut dengan kami." ujar ayah Sohyun disela-sela makan siang mereka.

"Ya? Apa yang appa mau lakukan di Cina?" tanya Sohyun.

"Appa ingin bertemu dengan sahabat appa dan juga ingin mempertemukanmu dengan anaknya." jawab ayah Sohyun.

"Apa?" Sohyun nampak bingung dengan jawaban ayahnya. Ia belum bisa menangkap maksud dari perkataan ayahnya.

"Sayang, appamu bermaksud menjodohkanmu dengan anak dari sahabatnya. Kalau kau setuju ikutlah dengan kami ke Cina untuk beberapa hari." jelas ibu Sohyun.

"Ya?" kali ini nada suara Sohyun meninggi akibat shock mengetahui dirinya akan dijodohkan.

Dengan pelan Sohyun meletakkan sumpit yang ia pegang dimeja makan, kemudian ia terdiam menunduk. Masalah yang satu belum terselesaikan, namun masalah yang lain mucul. Ia harap kedua orang tuanya bisa memaklumi keadaannya saat ini.

Some Day | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang