01

794 89 4
                                    

Beberapa minggu telah berlalu sejak Sohyun bertemu dengan cinta pertamanya yang tak lain adalah lelaki yang menabraknya hingga terjatuh. Sejak kejadian itu pula ia selalu mengikuti ke mana pun lelaki itu pergi. Tidak hanya itu, ia juga mencari tahu segala sesuatu yang menyangkut lelaki itu mulai dari A hingga Z. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh Sohyun, selain karena dia memiliki segalanya, dia juga seorang gadis yang pantang menyerah. Ia tumbuh menjadi seperti itu karena sejak kecil ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan sehingga tidak ada kata mustahil dalam kamus hidupnya.

***

Sohyun's POV

Seumur hidupku baru pertama kalinya aku melihat lelaki sesempurna dia. Takdir telah mempertemukan kita berdua dan aku terus mengikuti lelaki itu. Meskipun awalnya dia merasa risih karena selalu ku ikuti, tetapi lambat laun dia mulai terbiasa dengan keberadaanku. Dia memang tidak pernah memperlakukanku dengan lembut tapi saat bersamanya aku merasa nyaman dan hatiku menjadi hangat. Sehun oppa, I love you so much!

Oh iya! Aku hampir lupa memperkenalkan cinta pertamaku itu. Namanya Oh Sehun, dia duduk di kelas tiga dan aku di kelas dua. Usia kami hanya terpaut setahun. Minggu lalu ia pindah ke sekolahku dan aku sangat senang ketika mengetahui akulah orang pertama yang ia kenal saat pindah di Seoul High School. Dan aku pastikan dia akan menjadi milikku untuk selamanya.

***

Author's POV

"Sampai kapan kau akan terus mengekor seperti ini padaku? Kau tidak akan ikut sampai ke dalamkan?" tukas Sehun sambil melirik sebuah toilet khusus pria.

"Mmmm ..." Sohyun berpikir sejenak, "Kalau oppa mengizinkanku masuk, aku akan masuk bersama oppa." sambungnya.

Dengan cepat Sehun mengharamkan pernyataan Sohyun, "JANGAN! Kau tidak boleh masuk ke dalam. Kau tunggu saja disini! Mengerti?" kata Sehun tegas.

"Mengerti oppa! Oppa, masuklah ke dalam! Aku akan tetap diam disini." balas Sohyun.

Sehun menatap tajam pada Sohyun, "Apa perkataanmu bisa dipercaya?" tukasnya. Ia khawatir kalau saja Sohyun sampai nekat masuk ke dalam toilet untuk mengikutinya.

Sohyun juga ikut menatap Sehun dengan memasang wajah manisnya, "Oppa, percayalah padaku! Karena oppa sudah melarangku maka aku tidak akan masuk ke dalam." tutur Sohyun meyakinkan Sehun.

"Baiklah!" ucap Sehun lalu berjalan memasuki toilet.

Sohyun pun tetap diam di tempatnya sesuai dengan janjinya kepada Sehun. Entah sejak kapan ia berubah menjadi anak yang bisa diatur. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa dia hanya patuh terhadap perkataan Sehun.

"Kim Sohyun! Apa yang kau lakukan disini? Ini kan toilet pria, jangan-jangan kau punya kebiasaan baru mengintip ..." tegur seorang lelaki yang baru saja keluar dari toilet.

Sohyun secepat mungkin membantah tuduhan yang mencoreng reputasinya, "Yaa! Apakah masuk akal seorang ratu sekolah melakukan hal kotor seperti itu? Jaga mulutmu! Jangan bicara sembarangan!" bentaknya.

"Aku tahu!" kata lelaki itu tersenyum manis lalu mengelus-elus kepala Sohyun.

"Jungkook-ah kapan kau tiba di Korea? Bagaimana kabar paman dan bibi? Mereka baik-baik saja kan?" tanya Sohyun. Seminggu yang lalu Jungkook pergi mengunjungi orang tuanya yang tinggal di Amerika.

"Aku baru saja tiba tadi malam. Mereka baik-baik saja, kau tidak menanyakan kabarku? Kau tidak rindu padaku?" tanya Jungkook.

"Tadinya aku rindu sekali padamu tapi karena kau sudah memfitnahku mengintip orang di toilet, rasa rinduku berkurang 99 persen." jawab Sohyun kesal.

"Setidaknya masih ada satu persen dan itu artinya kau masih rindu padaku." gurau Jungkook yang langsung memeluk Sohyun. Sohyun pun ikut mendekap dipelukan sahabatnya itu.

Sohyun dan Jungkook sudah berteman sejak kecil. Mereka tinggal bersebelahan rumah saat masih berdomisili di Amerika. Dan juga ayah Jungkook adalah rekan bisnis ayah Sohyun. Jadi, tak heran jika mereka terlihat sangat akrab. Saat Sohyun memutuskan untuk pindah ke Korea, Jungkook juga ikut-ikutan pindah ke Korea dengan alasan ia tidak bisa jauh-jauh dari teman bermainnya itu. Memang benar, karena Jungkook hanya bisa bergaul baik dengan Sohyun.

Belum lama setelah kedua sahabat itu saling melepas rindu, Sehun muncul dari dalam toilet.

"Oh oppa kau sudah selesai. Oh iya, oppa perkenalkan dia temanku namanya Bae Jungkook." kata Sohyun pada Sehun.

Sehun merasa nama Bae Jungkook itu sudah tidak asing ditelinganya. Nama itu sering ia dengar saat wali kelas mengecek daftar kehadiran murid-murid di kelasnya, "Aaahh ~ ternyata kau yang bernama Bae Jungkook." seru Sehun, "Namaku Sehun. Aku satu kelas denganmu sekaligus teman duduk barumu." sambungnya.

Jungkook tertegun mendengar perkataan Sehun. Selama ini ia memang duduk sendiri, bukan karena tidak ada yang mau duduk dengannya tetapi karena ia memang lebih suka sendiri.

"Woah! Luar biasa! Ini benar-benar takdir. Jungkook-ah kau bisa berteman baik dengan Sehun oppa." seru Sohyun.

"Tidak mau! Aku tidak ingin berteman dengan orang lain. Aku hanya akan berteman denganmu." kata Jungkook kesal.

"Baiklah! Aku mengerti. Tapi karena Sehun oppa temanku, jadi kau harus bersikap baik padanya. Okay!" pinta Sohyun. Ia tahu betul bahwa sahabatnya itu sangat sulit bergaul dengan orang lain.

Sementara Sehun merasa lucu mendengar perkataan Jungkook. Ia juga tidak mau terlibat banyak dengan orang-orang yang mengenal Sohyun, Sohyun saja sudah membuatnya sakit kepala. Ia pun melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu yang secara otomatis di ikuti oleh Sohyun.

"Yaa Sohyun, kau mau kemana?" teriak Jungkook yang membuat Sohyun dan Sehun menghentikan langkahnya, "Jangan karena kau punya teman baru lantas kau akan melupakan teman lamamu." gerutu Jungkook.

Sebuah ide cemerlang terlintas dibenak Sehun, "Sohyun-ssi kau tidak boleh seperti itu pada temanmu. Itu namanya habis manis sepah dibuang. Aku akan kembali ke kelas sekarang, jadi kau pergilah bermain dengannya." tutur Sehun lembut berharap Sohyun akan mendengar perkataannya.

Sohyun merasa seperti ingin terbang saja. Ini pertama kalinya Sehun berbicara sangat lembut padanya, "Baiklah oppa! Aku akan pergi dengannya. Oppa, pulang sekolah nanti kita pulang sama-sama yah!" kata Sohyun yang bahkan tidak menyadari bahwa ini hanyalah akal-akalan Sehun agar bisa lepas darinya.

"Terserah kau saja." kata Sehun lalu bergegas pergi dari tempat itu.

***

Sehun sedang berjalan-jalan disekitar taman sekolah sambil menghirup udara segar dimusim semi. Ia sungguh menikmati saat-saat dimana Sohyun tidak mengikutinya.

Brruuuuukkk!!!

Sehun serentak terkejut mendengar suara seperti ada sesuatu yang jatuh. Ia pun mencoba mencari tahu dari mana suara itu berasal. Dan ia lebih terkejut lagi saat menemukan seorang gadis yang terkapar diatas tanah dan terlihat kesakitan.

"Kau tak apa?" tanya Sehun pada gadis itu.

"Ya, aku baik-baik saja." jawab gadis itu.

Sehun pun membantunya kembali berdiri, "Kau terluka!" seru Sehun yang mendapati darah keluar dari lutut gadis itu. Ia pun mendudukkan gadis itu di salah satu kursi taman yang tidak jauh dari situ. Lalu ia mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya untuk menutupi luka gadis itu.

"Terima kasih sudah menolongku dan maaf karena sudah merepotkanmu." kata gadis itu lembut.

"Sama-sama, tapi lukamu kelihatannya parah. Apa mau ku antar ke UKS?" tanya Sehun.

"Tidak usah, terima kasih. Aku tidak apa-apa. Maaf sapu tanganmu jadi kotor karena menutupi lukaku."

"Tidak apa-apa, tidak usah dipikirkan!" kata Sehun lalu kemudian menyungingkan senyuman kepada gadis manis itu. Ia memperhatikan gadis itu, matanya sembab seperti orang yang baru saja menangis. Tatapannya terlihat kosong, "Tampaknya dia sedang ada masalah." pikir Sehun.

"Sekali lagi terima kasih sudah menolongku. Aku akan mengembalikan sapu tanganmu secepatnya." kata gadis itu kemudian berlalu pergi.

Sehun terus memperhatikan gadis itu yang berlalu semakin jauh. Gadis itu mengingatkannya pada seseorang. Seseorang yang sangat berarti bagi Sehun.

Some Day | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang