Dengan perasaan yang masih setengah shock serta mata yang sedikit membengkak akibat menangis, Yeri menuntun Sehun berjalan keluar rumah. Setelah mengantar Yeri dan ibunya kembali ke rumah, Sehun bergegas pamit, tak ingin berlama-lama disana karena suasana hati yang sedang buruk. Saat ini ia ingin menyendiri untuk menenangkan hatinya yang entah kapan rasa sakitnya akan hilang.
"Oppa kenapa?" Yeri yang sejak tadi membungkam mulutnya akhirnya mulai berujar. Sedang Sehun terlihat bingung mendengar pertanyaan yang dilontarkan Yeri kepadanya.
"Kenapa oppa meninggalkan Sohyun padahal oppa juga mencintainya?" tanya Yeri.
Meskipun Sehun tidak pernah mengatakan bahwa ia menyukai Sohyun, namun Yeri tahu persis dengan perasaannya. Ia tahu bahwa sebenarnya Sehun juga mencintai Sohyun, tetapi dirinya tak pernah menyadari akan hal itu.
Mendengar pertanyaan Yeri, Sehun hanya berusaha tersenyum kemudian terdiam sejenak, "Mungkin kami memang tidak ditakdirkan untuk bersama." jawabnya lemas.
Yeri menatap penuh haru pada Sehun. Wajahnya tampak sangat murung. Yeri merasa iba padanya karena ia telah banyak kehilangan orang-orang yang ia cintai. Mulai dari ibu dan adiknya, dan sekarang ia akan kehilangan gadis yang ia cintai.
"Kalau begitu aku pulang dulu, annyeong." pamit Sehun.
Belum jauh Sehun melangkahkan kakinya Yeri kembali menyeru, "Sehun oppa!" panggilnya.
Sehun pun segera menoleh kepada Yeri."Oppa semangat!" seru Yeri menyemangati Sehun.
Meskipun Sehun sangat merasa sedih, namun melihat Yeri yang sangat antusias menyemangatinya ia pun beruasaha untuk tersenyum, "Terima kasih Yeri-ah." balasnya kemudian beranjak pergi.
***
Selepas jam sekolah Sohyun hendak menemui Yeri di kelasnya. Ia ingin meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah ia lakukan pada Yeri. Ia pun mempercepat langkahnya menyusuri lorong sekolah. Untungnya saat sampai disana ia masih mendapati sosok Yeri yang tengah membersihkan papan tulis.
"Yeri-ah." panggilnya sambil melambaikan tangan ke arah Yeri.
Yeri yang mendengar namanya dipanggil segera menoleh, "Sohyun?" tukasnya terkejut kemudian berjalan ke arah Sohyun.
Sohyun langsung memeluk Yeri dan segera meminta maaf padanya, "Yeri-ah maafkan aku. Aku sungguh menyesali perbuatanku" katanya.
"Ti...tidak Sohyun, kau tidak salah. Aku yang salah karena tidak menjelaskan semuanya sejak awal. Maaf!" balas Yeri.
"Tidak, tidak! Aku yang salah. Aku terlalu memikirkan diriku sendiri, tidak pernah memberimu kesempatan untuk menjelaskan semuanya." tutur Sohyun yang masih memeluk Yeri.
Yeri tersenyum bahagia mendengar ucapan Sohyun. Akhirnya kesalahpahaman ini bisa berakhir dan ia bisa berbaikan lagi dengan Sohyun. Ia pun ikut memeluk Sohyun, "Tidak apa Sohyun." ujarnya.
"Kita masih bisa berteman lagikan?" tanya Sohyun penuh harap.
"Tentu saja." jawab Yeri sambil menyodorkan jari kelingkingnya pada Sohyun.
Sohyun pun melingkarkan jari kelingkingnya ke jari Yeri kemudian mereka tertawa bahagia bersama. Akhirnya, satu masalah terselesaikan.
"Yeri-ah, aku titip Jungkook padamu. Dia membutuhkan cintamu yang tulus, tetaplah mencintainya! Mengerti?" pinta Sohyun.
Yeri hendak membalas ucapan Sohyun, namun Sohyun kembali angkat suara, "Yeri-ah aku sedang terburu-buru. Aku harus pergi sekarang, annyeong." pamitnya.
Sebelum pergi Sohyun menyempatkan dirinya tersenyum tulus pada Yeri, tetapi dibalik senyumannya yang manis itu tersimpan rasa sedih yang berusaha ia sembunyikan dari Yeri.
Sekolah nampaknya mulai sepi, murid-murid telah kembali ke rumah masing-masing. Yang tertinggal hanyalah murid kelas tiga yang masih melangsungkan pelajaran tambahan selepas jam sekolah. Setelah selesai menemui Yeri, Sohyun pun melanjutkan langkahnya menuju kelas Sehun dan Jungkook. Disana ia hanya bisa mengamati mereka dari balik jendela secara sembunyi-sembunyi.
"Meskipun aku tidak bisa memilikimu, tetapi hatiku selalu ada untukmu oppa. Mungkin suatu saat nanti aku bisa mendapatkan cintamu, mendapatkan hatimu sepenuhnya. Suatu saat nanti." gumam Sohyun sambil terus menatap ke arah Sehun.
Tanpa ia sadari butiran-butiran air mata jatuh membasahi pipinya. Meskipun begitu, tak sekali pun ia mengalihkan penglihatannya dari Sehun hingga akhirnya bel sekolah berbunyi menandakan pelajaran tambahan telah usai.
"Sehun oppa annyeong. Aku sangat mencintaimu." gumamnya dengan air mata yang mengalir semakin deras. Kemudian ia bergegas pergi sebelum Sehun dan Jungkook melihat sosoknya.
Sohyun berlari sekencang mungkin menuju lapangan sekolah. Di sana telah terparkir sebuah mobil putih mengkilap nan mewah dengan seorang supir yang telah siap menjemputnya.
"Agasshi sudah saatnya bersiap-siap ke bandara." ujar sang supir kepada Sohyun.
"Tunggu sebentar! Masih ada satu tempat lagi yang harus kudatangi."
Sohyun pun dengan cepat melangkahkan kaki menuju tempat terakhir yang akan ia datangi sebelum pergi meninggalkan segalanya. Kemudian ia menghentikan langkahnya tidak jauh dari pintu gerbang sekolah. Ia memandang sekeliling tempat itu dengan mata yang berkaca-kaca. Tempat itulah yang menjadi tujuan terakhirnya, tempat yang mempertemukan dirinya dengan cinta pertamanya, Sehun. Butiran air mata kembali jatuh dari sepasang mata indah Sohyun. Ia tidak sanggup untuk meninggalkan semua kenangannya bersama Sehun.
"Agasshi maaf, tapi kita tidak punya banyak waktu lagi. Agasshi harus bersiap-siap ke bandara sekarang." supir Sohyun datang menghampirinya dan mengajaknya untuk segera pergi.
Tampaknya sudah tidak ada lagi waktu untuk berlama-lama disana. Sohyun sudah harus pergi sebelum dirinya ketinggalan pesawat. Hari ini ia akan terbang ke Cina tanpa sepengetahuan Sehun, Jungkook, dan Yeri. Ia sengaja merahasiakan kepergiannya karena dirinya pun tidak tahu kapan ia bisa kembali lagi ke Korea. Bahkan dirinya mungkin tidak akan pernah lagi kembali dan menghilang dari kehidupan mereka untuk selamanya.
Sohyun melangkah masuk ke dalam mobilnya dengan lemas bercampur sedih. Supir yang bertanggung jawab mengantarnya ke bandara pun langsung mengemudikan modil putih mengkilap milik Sohyun menuju rumahnya, mengambil semua barang-barang yang akan dibawa ke Cina.
"Annyeong! Aku harap kalian tidak akan melupakanku." batinnya sedih.
***
Pesawat yang ditumpangi Sohyun sukses mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Cina. Sohyun beserta penumpang lainnya pun bergegas turun dari pesawat. Sohyun datang sendirian ke Cina karena keluarganya telah lebih dulu datang. Dengan menuntun sebuah koper berwarna biru muda yang berukuran cukup besar, ia berjalan keluar bandara dengan gayanya yang elegan.
"Annyeonghaseyo Sohyun-ssi!" sapa seorang lelaki yang sejak tadi menunggu kedatangan Sohyun. Penampilannya cukup menarik, namun tak cukup untuk menarik perhatian Sohyun.
"Siapa?" tanya Sohyun ketus, "Aah! Kau suruhan appaku? Kaukan yang disuruh datang kesini menjemputku?" tukasnya.
"Ya?" lelaki itu terlihat kecewa mendengar tebakan Sohyun yang asal-asalan. "Bukan, aku adalah orang yang akan dijodohkan denganmu." jawabnya ramah.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Some Day | ✔️
Romantizm"Suatu saat nanti pasti aku akan mendapatkanmu, bukan aku yang akan meminta, tapi kau sendiri yang akan memberikannya sendiri padaku. Sebuah Cinta." Staring : Kim So Hyun a.k.a Kim Sohyun Oh Sehun a.k.a Oh Sehun Kim Yerim a.k.a Kim Yerim Jeon Jungko...