[6] tribute to the cat

714 113 13
                                    

Wendy mendapatkan tepuk tangan tentu saja. Ia menundukkan kepalanya sedikit menujukkan rasa hormat dan terimakasih kepada tamu undangan. Ia segera turun dari gazebo tersebut dan berjalan kembali ke mejanya. Suara sorakan dari Rosé kembali terdengar nyaring saat Wendy pundaknya ditekan sedikit berat saat Rosé menghampiri—terhuyung dan hampir terjungkal—dengan tangan satu laginya memegang ponsel pintar, memaksa Wendy untuk ikut berswafoto bersama.

"Wendy sayang," Rosé kembali menanamkan sebuah kecupan dalam di pipi Wendy. "Oh, kau sangat hebat." Ia menempelkan sisi pipi kirinya ke pipi kanannya.

"Rosé," sang ratu mengingatkan. "Kurasa kau terlalu banyak meminum anggur, kembalilah ke mejamu, Nak." Rosé membentuk sebuah lingkaran dengan jempol dan telunjuknya sambil cekikan berlari-lari kecil untuk kembali ke mejanya.

Acara dilanjutkan dengan band pengantar kembali bermain, melantunkan musik foxtrot dan beberapa pasang tamu undangan mulai bernari berpasang-pasangan di lantai mengitari air mancur cupid. Ayah dan ibunya berdansa bersama dengan tamu-tamu lainnya, Rosé kini tak lagi mengenal batasan saat menempelkan tubuhnya dengan seorang pria delegasi dari Arab.

"Yang Mulia," Wendy menoleh dan melihat Hoseok dengan senyum jahilnya mengulurkan tangan, mengajak Wendy untuk turut berdansa bersama yang lainnya.

Wendy menyambut uluran tangan Hoseok dan berdiri, mengikuti langkah lelaki tersebut. Musik foxtrot tiba-tiba berubah menjadi menjadi sebuah alunan manis biola yang merendisi lagu Stand by Me milik Ben E. King.

Wendy menatap Hoseok dalam. Pria itu jauh berbeda dari anak pipi tembem yang ia ingat dulu. Oh betapa Wendy selalu jengkel dengan kehadiran Hoseok kecil. Anak laki-laki yang terlalu bersemangat, bahkan badan kecilnya tak mengimbangi suaranya yang nyaring. Hoseok kecil selalu mengekor kemana pun Wendy pergi, tak peduli berapa kali Wendy menghardik dan menghalau si bocah pemilik senyum hangat yang membuat matahari iri.

Ayah mereka saling mengenal, dan Wendy ingat bagaimana ia dan keluarganya selalu mengambil waktu liburan selama dua minggu dulu setiap musim gugur—mereka akan menginap di rumah keluarga Hoseok yang berada di sebuah wilayah dataran tinggi Rodavia, sarat dengan dedaunan maple dan rusa jantan yang merupakan target buruan kesayangan Raja Yunho.

Wendy masih berumur 8 tahun pada saat itu dan jiwa penasarannya menggelora. Bersama dengan kucing yang ia miliki, seekor munchkin jenis British Shorthair berwarna awan mendung, ia bertualang menuju hutan-hutan indah yang mengelilingi tanah milik keluarga Hoseok. Sang ibu melarang Wendy untuk bepergian sendirian tentu saja, namun sebagai anak yang nakal, Wendy tetap pergi. Jaehyun selalu merengek untuk ikut, akan tetapi Wendy tak ingin diganggu dalam petualangan kecilnya—namun di saat bersamaan ia tahu bahwa Jaehyun akan menjadi seorang pengadu mungil yang akan membongkar tujuan Wendy sebenarnya.

Maka Wendy berbohong.

"Kau tunggu di sini," Wendy mendudukkan adik laki-lakinya tersebut. "Di dalam hutan sana ada seekor monster yang suka memangsa anak-anak! Aku akan membunuhnya dulu, kau tak bisa ikut. Nanti kau akan dilahap olehnya. Tunggu di sini, dan jaga rumah. Jangan biarkan Hyunggu atau Beomgyu keluar, atau mereka akan dimangsa juga."

Jaehyun meringis ketakutan setelah mendengar kata 'monster', memperlihatkan deretan gigi susu kecil. "Nanti Kakak dilahap juga, jangan ke sana!"

"Aku ini sudah besar," Wendy meyakinkan. "Monster itu tak mau makan orang yang sudah besar. Aku juga ditemani oleh Potato," Jaehyun melirik kucing kelabu yang kini menatap bocah kecil itu dengan mata hitam besar berkilaunya. "Potato akan menjagaku."

Jaehyun menangguk, sambil menggigit kuku dan matanya memerah. "Hati-hatilah."

Wendy melanjutkan perjalanannya, menyusuri jalan setapak yang tertutup daun-daun maple yang berjatuhan. Hanya ia dan Potato yang dapat berkeliaran kesana kemari tanpa harus diawasi.

of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang