Begitu mereka sampai di resort milik Wonpil, Wendy segera menghambur ke dalam pelukannya.
"Wendy Darling!" Itulah yang selalu Wonpil katakan ketika wanita itu memeluknya erat.
"Kurasa kau memang jatuh cinta padaku, ya?" tanya Wendy bercanda selagi ia menghirup dalam wangi kuat dari parfum yang selalu Wonpil gunakan.
"Kau tahu aku memanggilmu dengan embel-embel 'Darling' karena Wendy Darling adalah seorang karakter di literasi Peter Pan itu, kan?" Wonpil tertawa dan mengacak sayang rambut Wendy layaknya seorang kakak laki-laki pada adik kecilnya.
Wendy segera melepas pelukan dan cemberut, memberikan lampu hijau pada Wonpil yang tak menyianyiakan kesempatan untuk menyentil bibir wanita itu.
"Kau benar-benar mematahkan hatiku," Wendy memicingkan matanya, berpura-pura marah.
"Jangan seperti itu Wendy," kata Wonpil. "Kau tahu, kan, calon suamimu ada di belakangmu sekarang?"
Wendy menoleh untuk melihat Yoongi yang masih sibuk berdiskusi dengan pengawal barunya.
"Oh ya," kata Wonpil tiba-tiba. "Mari kuantarkan kalian ke kamar masing-masing."
Wonpil membawa mereka menuju cottage-cottage mungil yang berjejer di pinggir pantai.
"Karena Rosé dan Pangeran Minseok dipindahkan menjadi satu kamar," Wonpil kemudian melihat kunci yang ia pegang. "Pilih saja kamar mana yang kalian mau antara dua kamar yang seharusnya menjadi kamar masing-masing. Tenang saja, tiap kamarnya memiliki proteksi. Hanya saja tidak kedap suara. So I mean it when I say 'please be considerate to your surroundings'."
Rosé berteriak girang dan segera merangkul Minseok, dengan cepat merampas salah satu kunci dari tangan Wonpil tanpa memperdulikan kamar yang mana dan berlari bersama Minseok yang hanya pasrah ditarik. Wonpil kemudian membagikan satu per satu kunci yang ia pegang kepada masing-masing rombongan. Setelah memastikan tiap mereka mendapatkan jatah kamar, pria itu kemudian berjalan mendekati Wendy dan mengisyaratkan Yoongi untuk mengikuti langkahnya.
Wendy membelalakkan mata melihat Yoongi yang mengekor Wonpil. Ia tidak akan di tetapkan satu kamar dengan Yoongi, kan?
"Kamarmu ada yang di paling pinggir, sedangkan kamar Pangeran Yoongi berada di sebelum kamarmu. Jaraknya lumayan jauh dari sini, maka mari kuantar kalian," Wonpil berkata.
Benar saja. Cottage milik Wendy terletak paling ujung menghadap lautan, sedangkan Yoongi merupakan penghuni cottage sebelumnya.
"Kurasa cukup bijak bagiku menempatkan dua calon suami istri di kamar yang bersebelahan dan terletak sedikit di lokasi yang terisolasi agar kalian punya waktu berdua. Pemandangan dari sini akan begitu indah ketika matahari akan terbit dan terbenam. Semoga kalian menikmati waktu kalian di sini. Beristirahatlah untuk beberapa saat dan kembali ke gedung utama untuk makan malam. Udang yang dimasak oleh koki kami sangat lezat." Wonpil kemudian memberikan satu per satu kunci cottage mereka dan kembali ke bangunan utama. Kini Wendy ditinggal sendiri dengan Yoongi.
"Jadi..." Yoongi hendak berkata, namun menoleh untuk tidak menemukan Wendy dimanapun. Dari kejauhan ia dapat mendengar suara pintu yang ditutup. Sepertinya wanita itu sudah bergerak menuju tempatnya tanpa sepengetahuan Yoongi. "Ia hantu atau apa? Kenapa suara langkah kakinya tak bisa kudengar padahal yang ia tapaki ini adalah deretan papan."
*****
"Kau bisa menghubunginya?" tanya Taehyung yang masih sibuk dengan ponselnya sendiri.
"Belum," gumam Jimin yang sama-sama sibuk dengan ponselnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}
FanficHidup Wendy bagaikan labirin, penuh kejutan dan tak lari dari kompleksitas. Berisikan gemerlapan lampu gantung dan alunan musik klasik, serta sutra yang dikenakan oleh orang-orang yang berkuasa di negerinya; dibalut dengan aroma kuat alkohol. Intipl...