"Putri Wendy!" Minseok segera berjalan merentangkan tangannya dan mendekap Wendy dalam sebuah rangkuman hangat. "Aku tak mengira kau akan ikut?"
Wendy yang kemudian melepas pelukannya tersenyum. "Pulau yang dimiliki oleh Wonpil begitu indah sehingga aku tak ingin menyianyiakan kesempatan ini. Lagipula minggu ini adalah dua minggu terakhir dari musim panas. Aku harus bisa memanfaatkan waktu liburanku."
"Benar sekali," Minseok mengangguk mengerti.
"Kurasa ini juga merupakan kesempatan bagus untuk mengenal Pangeran Yoongi lebih jauh lagi," Wendy memiringkan kepalanya ke arah Yoongi yang hanya menatapnya sinis dari belakang Minseok. "Kita pasti akan bersenang-senang. Betul, kan, Sayang?"
Yoongi mendelik ketika Wendy mengutarakan kata 'Sayang' kepadanya.
"Oh ya," Wendy melanjutkan ia berbalik dan melihat kepada rombongan yang ia bawa. "Mereka ingin ikut juga."
Minseok tersenyum canggung ke arah Rosé yang sedang mengerling manja ke arah pria dengan wajah bulat tersebut. "Dimana para pengawal Anda?" tanya Minseok.
"Mereka akan menyusul," kata Wendy.
Yoongi mengernyitkan dahi. "Bukankah Kapten Namjoon hadiahnya hangus? Karena memakai amunisi timah?"
"Oh mereka tidak kesini untuk berlibur. Mereka kesini untuk mengawalku," jawab Wendy santai. Ia kemudian berbalik menuju salah satu pria berjas hitam yang berdiri dekat dengan Kino. "Hongseok, bisakah kau menghubungi Namjoon untuk menyusul di penerbangan selanjutnya? Aku pergi tanpa memberitahu mereka ketika Hoseok dan Rosé menjemputku."
Pria yang dipanggil Hongseok tadi mengangguk.
"Oh?" timpal Minseok. "Mereka tidak tahu kau pergi? Bukankah itu hal yang kurang bijak?"
Wendy menggeleng. "Mereka sedang mengurus suatu hal sehingga aku tak sempat memberi tahu. Rencana aku akan ikut dalam perjalanan ini begitu mendadak. Tapi aku sudah meminta sekretarisku untuk menyampaikan pesan pada mereka."
"Baiklah!" Wendy melanjutkan. Ia berbalik dan mulai berteriak memberi perintah kepada para pria berjas di belakangnya. "Tolong bantu bawa barang Adik-adikku. Selama kita di sana, komando terpimpin akan dipegang oleh Kapten Song!"
Seorang pria berbadan cukup besar kemudian keluar dari barisannya yang berada di dekat Yoonbin. Ia menunduk memberi hormat kepada Wendy dan berbalik, mulai memerintahkan pengawal-pengawal lainnya untuk mulai bergerak.
Setelah melihat para pengawal melakukan tugas mereka, Wendy kembali berbalik menghadap Minseok dan Yoongi. "Baiklah! Ayo kita berangkat!"
*****
"Mereka kemana katamu?" Taehyung bertanya kembali pada Seokjin yang kini sibuk menaik-turunkan kantong teh ke dalam cangkirnya.
"Pergi ke resort milik Tuan Wonpil," jawab Seokjin.
"Kapan?" tanya Taehyung lagi.
"Sekitar satu jam yang lalu ia dijemput oleh Hoseok. Ia bilang kalian bisa menyusul pada penerbangan selanjutnya menuju Lyana," Seokjin mengeluarkan kantong teh tersebut untuk disingkirkan dan membawa mulut cangkir ke bibirnya sendiri. Ia seduh perlahan teh tersebut dan mendesah akibat panasnya yang menyengat lidah seketika.
"Kenapa ia tidak bilang pada kami terlebih dahulu?" Kini Jimin yang bertanya.
"Kalian tidak bisa ditemukan di manapun. Rencananya untuk ikut ke resort itu begitu mendadak. Bahkan Seulgi sendiri kewalahan mempersiapkan barang-barangnya," Seokjin meletakkan kembali cangkirnya ke atas meja. "Lagipula kemana kalian membawa Jaehyun? Jongin tadi kesini untuk menjemputnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}
FanfictionHidup Wendy bagaikan labirin, penuh kejutan dan tak lari dari kompleksitas. Berisikan gemerlapan lampu gantung dan alunan musik klasik, serta sutra yang dikenakan oleh orang-orang yang berkuasa di negerinya; dibalut dengan aroma kuat alkohol. Intipl...