⚠ implikasi seksual , dimohonkan kebijaksanaan pembaca.
_
_
"Dan," Wendy menelan ludah. "Dia mengatakan sesuatu?"
Jimin dan Taehyung berhadapan satu sama lain sebelum menggeleng dengan canggung. Mereka bertiga tahu bahwa kedua belah pihak sekarang ini bohong mengenai kebenarannya. Wendy yang berbohong mengenai tidak tahu menahu mengenai 'urusan' Namjoon, serta Taehyung dan Jimin yang berbohong tentang kondisi sang Kapten.
"Baiklah," Wendy terlihat enggan melepas mereka berdua dengan informasi yang ia dapatkan mengenai Namjoon memiliki 'urusan' lain yang harus ia selesaikan di Horofess. "Kalian boleh kembali ke tempat masing-masing."
Jimin dan Taehyung membungkuk dan mengucapkan selamat malam pada sang Putri dan kemudian menghilang dari balik pintu yang menutup. Wendy kemudian berjalan menuju kasurnya dan duduk di tepi. Ia terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya mencoba untuk meraih ponsel.
Hoseok mengirimkannya sebuah pesan.
Hoseok
Kau sibuk besok? Aku menemukan sebuah tempat sewa sepeda. Jika kau mau, kita bisa pergi naik sepeda sekeliling pulau.
Wendy
Maaf Hoseok, sepertinya aku tidak bisa.
Pangeran Yoongi mengajakku ke pulau burung.
Hoseok
Ah begitu. Aku mengerti.
Selamat bersenang-senang!
Wendy menghela napas dan membaringkan tubuhnya ke kasur selagi kakinya bergelantungan di tepian. Ia kemudian melihat kembali ponselnya dan jam digital ponsel menunjukkan bahwa pukul sudah lewat beberapa menit dari tengah malam.
Ia tahu bahwa ia seharusnya tidur jika ingin bangun pagi esok hari, namun hatinya tiba-tiba merasa gelisah ketika Taehyung dan Jimin melapor akan kedatangan mereka, hanya berdua saja selagi Namjoon dan Jungkook tak bisa hadir. Dari gaya bicara mereka yang berbeda dari biasanya, Wendy bisa membaca gelagat bahwa ada sesuatu yang mereka sembunyikan—terkhusus setelah apa yang terjadi pada malam sebelumnya.
Setelah bergelut dengan benak untuk beberapa saat, akhirnya Wendy memutuskan bahwa hanya satu hal yang bisa ia lakukan sekarang untuk memberi kejernihan pada pikirannya.
"Selamat malam, Yang Mulia."
Hati Wendy mencelos mendengar suara Namjoon ketika menjawab telepon dan tak bisa dipungkiri bahwa setidaknya Namjoon masih hidup merupakan hal yang terklarifikasi karena Wendy mendengar suara pria itu secara langsung. Wendy menahan napasnya beberapa saat untuk mencoba tidak mengeluarkan respon apapun yang bisa menandakan kekhawatirannya pada Namjoon, namun bodohnya Wendy yang mana jika ia tak langsung berbicara ketika Namjoon mengucapkan salam, pria itu pasti akan berasumsi bahwa Wendy sedang tidak baik-baik saja.
"Halo? Yang Mulia? Kau masih ada di sana? Mengapa tidak berbicara? Apakah kau baik-baik saja? Apakah kau sedang dalam bahaya? Kau sedang bersama siapa? Kau dalam keadaan terancam? Jimin dan Taehyung sudah sampai, bukan? Kau sudah bertemu mereka? Apakah mereka tidak berjaga—"
"Aku baik-baik saja, Kapten," Wendy berkata lirih.
Wendy bisa mendengar Namjoon menghela napas lega dan sebuah pengutaraan 'syukurlah' dari ujung sambungan dapat terdengar. Wendy menggigit bibirnya dan mencoba untuk mendekatkan lagi tiap jengkal ponselnya ke daun telinga, walaupun sekarang ponselnya sudah tak bisa lagi menempel lebih dekat tidak peduli sekuat apapun ia coba dorong ke telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}
FanfictionHidup Wendy bagaikan labirin, penuh kejutan dan tak lari dari kompleksitas. Berisikan gemerlapan lampu gantung dan alunan musik klasik, serta sutra yang dikenakan oleh orang-orang yang berkuasa di negerinya; dibalut dengan aroma kuat alkohol. Intipl...