"Apa-apaan?" Yoongi menatap tangkapan Namjoon tak percaya begitu sang kapten memijak tanah. Orang-orang segera berkerumun; sebagian dari mereka bahkan segera mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan tangkapan sang kapten bersama anak buahnya.
Jimin dan Taehyung segera membantu Namjoon dan Jungkook untuk menurunkan buaya tangkapan sang kapten.
Taehyung mengerang ketika ia mendapatkan jatah perut buaya tersebut. "Berapa kira-kira berat buaya ini?"
Namjoon yang berada di hadapan Taehyung terlihat kesusahan, namun tetap berusaha menjawab. "Sekitar 300 kilo, mungkin? Aku tak tahu juga."
"Kenapa kalian memilih untuk menangkap ini? Bukankah tuan putri jelas-jelas mengatakan 'bebek'?" tanya Taehyung lagi.
"Ini kejutan," kata Namjoon. Setelah bersusah payah dan beberapa pengawal tambahan harus turun tangan untuk membawa buaya tersebut ke daratan, Wendy menghampiri mereka untuk melihat buaya yang kini tergeletak di tanah.
Ia masih melihat buaya tersebut dengan tatapan asing—tak tahu harus berkata apa. Namjoon mengusap telapak tangannya sendiri sambil was-was menunggu reaksi sang putri. Namun setelah menunggu beberapa saat, wanita itu tak kunjung mengeluarkan suara maupun mengalihkan pandangannya dari monster titan tersebut.
"Maaf aku tak mendapatkan bebek untuk Anda, Yang Mulia," Namjoon berkata dengan hati-hati. Wendy melihatnya dengan tatapan datar, tak menunjukkan ekspresi marah ataupun bahagia. Namjoon mulai merasakan panik dalam benaknya. berpikir mungkin ia terlalu memandai dan seharusnya ia tetap kukuh pada target bebek.
Wendy terlihat membuka mulutnya sedikit, mencoba untuk mencerna kata apa yang akan ia lontarkan dan Namjoon begitu gugup. Jungkook mendekatkan dirinya pada Namjoon untuk berbisik. "Sial," katanya. "Sepertinya sang putri tak begitu puas dengan hadiahnya."
"Tunggu sebentar," Namjoon mencoba untuk menenangkan Jungkook dan dirinya juga.
Wendy berlutut. Dengan hati-hati ia menurunkan tangan perlahan dan menyentuh kulit buaya itu dengan jari-jari lentiknya. "Mati?" Wendy bertanya dengan masih ekspresi yang tak mudah ditebak.
"Sangat mati, Yang Mulia," Jungkook yang menjawab sang putri. "Kapten Kim menembaknya tepat di kepala buaya itu. Kau masih bisa melihat pelurunya tertancap di sini." Segera Jungkook berlutut di sebelah Wendy dan sibuk memperlihatkan sebuah besi kuning yang tertancap begitu dalam di antara kedua mata buaya yang tertutup.
Wendy mencondongkan tubuhnya lebih dekat lagi kepada peluru tertancap tersebut.
"Hati-hati," Hoseok bersuara, khawatir jika tiba-tiba saja buaya tersebut hidup kembali dan menerkam Wendy.
Perlahan tapi pasti, Wendy segera menancapkan telunjuknya dalam sedikit ruang yang tersisa tempat peluru itu bersemayam. Orang-orang di sekitar mengeluarkan erangan jijik ketika melihat putri mereka dengan berani memasukkan jarinya ke dalam lubang tembakan buaya tersebut.
Dengan sedikit kesusahan, Wendy berhasil mengeluarkan peluru yang berlumuran darah dan meletakkan benda kekuningan itu ke tanah. Ia kembali menelusuri tubuh panjang buaya itu dan melihat luka lainnya yang terletak di badan.
"Luka apa ini?" tanya sang putri, meminta penjelasan pada Namjoon.
Namjoon melihat ke luka yang dimaksud oleh tuan putri. "Eh," Namjoon terhenti sejenak. "Luka bekas tombak. Ketika kami menemukannya, yang pertama kami lakukan adalah segera menombak tubuh buaya tersebut agar tidak melarikan diri dari sekitaran perahu. Setelah menemukan titik sasaran yang tepat, barulah kami tembak."
"Buaya ini kami temukan berenang di air pada malam hari," tambah Jungkook. "Sungguh sangat tak kami sangka, karena biasanya mereka akan beristirahat di tepian sungai."
![](https://img.wattpad.com/cover/207117242-288-k592985.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}
Fiksi PenggemarHidup Wendy bagaikan labirin, penuh kejutan dan tak lari dari kompleksitas. Berisikan gemerlapan lampu gantung dan alunan musik klasik, serta sutra yang dikenakan oleh orang-orang yang berkuasa di negerinya; dibalut dengan aroma kuat alkohol. Intipl...