[8] earl grey

651 118 22
                                    

Yoongi segera menghidupkan sebuah pemantik untuk menyalakan sebatang rokok yang kini bersemayam di antara kedua bibirnya. Ia berdiri di balkon kamar dan melihat lurus ke arah sebuah labirin kecil yang ditata di tengah-tengah taman belakang istana keluarganya. Yoongi dengan malas menghembuskan asap rokok dari mulutnya sebelum berbalik saat mendengar suara pintu kamarnya dibuka, dan Kyungsoo beserta koki istana masuk sambil membawa sebuah kereta makanan.

Kyungsoo dengan rapi mempersiapkan sebuah meja bundar dengan kain putih untuk menutupi meja tersebut. Di tengah-tengah, sebuah bunga tulip berwarna kuning ia letak dalam sebuah vas ramping, dikelilingi dengan berbagai jenis pastri dan kudapan ringan lainnya. Yoongi segera duduk dan mengambil sebuah telur utuh dengan cangkangnya yang terletak di sebuah piring kecil dekat vas bunga. Ia meretakkan cangkang tersebut dan sebelum benar-benar terbuka dan terbelah menjadi dua bagian, ia mengarahkan telur tersebut dan membuka cangkang retak ke atas sebuah gelas berisi kopi. Yoongi melihat bagaimana cairan bening dan kuning tersebut meluncur langsung ke dalam kopinya. Tanpa pikir panjang ataupun mengaduk terlebih dahulu, segera ia teguk kopi tersebut selagi koki istana meletakkan sebuah piring dengan tiga helai panekuk yang dikelilingi oleh berbagai daging asap dan sosis.

"Jangan makan terlalu banyak pastri," Kyungsoo mengingatkan saat Yoongi menjejalkan sebuah pie mini ke dalam mulutnya yang penuh. "Dan tolong bersikaplah seperti seorang pangeran yang sopan. Kau ini adalah putra ke empat raja. Jika kau memang akan menjadi suami calon ratu Rodavia, derajatmu akan hampir sama dengan wanita tersebut. Ingatlah tata krama saat makan dan jangan permalukan kerajaan kita."

Kyungsoo tentu saja tidak dipedulikan oleh Yoongi dan Kyungsoo tidak keberatan—sudah menjadi makanannya tiap hari.

"Kau tahu sesuatu mengenai Putri Mahkota Rodavia, kan?" Kyungsoo mengangkat alisnya bertanya. "Jika kau mengetahui hal-hal positif tentang putri tersebut, mungkin Nyonya Duta Besar akan kagum dan memberitakan hal-hal baik tentangmu kepada Raja Yunho."

"Aku bahkan tak tahu namanya." Yoongi berterus terang yang disambut dengan putaran bola mata Kyungsoo—mengisyarakatkan bahwa sekretaris pribadi sang pangeran itu sangat jengkel.

"Son, Seung, Wan.," Kyungsoo pelan-pelan menyebut tiap suku kata dari nama tuan putri. "Namun biasa di panggil Wendy."

"Mengapa?" Yoongi bertanya.

"Maksudmu?"

"Namanya Seungwan." Yoongi memotong sebuah sosis menjadi dua. "Lalu mengapa ia dipanggil Wendy?"

"Panggilan sayang dari ibunya kurasa." Kyungsoo mengambil sebuah kursi dan duduk di hadapan Yoongi. Ia lelah berdiri dan bertengger pada pagar balkon. "Namun kini panggilan tersebut sudah melekat ke publik sehingga ia dipanggil dengan nama Wendy. Kasus ini sama dengan panggilan Pangeran Harry. Ia terlahir dengan nama Henry, tapi dipanggil Harry oleh orang banyak." Kyungsoo mengambil sebuah gelas dan menuangkan kopi dari teko yang masih terletak di kereta makanan yang ditinggal oleh koki istana. "Tapi titel lengkap sang putri tetap menggunakan nama lahirnya yaitu Yang Mulia Putri Seungwan, Putri Mahkota Rodavia. Tapi jika kau hanya menggunakan Yang Mulia Putri Wendy, itu tidak apa-apa. Titel lengkap hanya dipergunakan saat mengumumkan keberadaannya dalam acara-acara formal oleh orang yang mengundang atau mengadakan acara."

Yoongi hanya merespon dengan sebuah gumaman sebelum kembali fokus dengan makanannya.

"Bersikap baiklah pada Duta Besar Rodavia nanti sore. Pastikan kau memberi impresi pertama yang bagus padanya."

*****

Seorang wanita dengan menggunakan sebuah setelan berwarna oranye terang dan topi wanita-wanita kerajaan yang sederhana berjalan masuk ke dalam ruang singgasana diikuti oleh seorang lelaki yang menggunakan sebuah tuksedo hitam biasa. Yoongi melihat wanita tersebut membungkuk menghadap raja dan ratu sebelum memberi salam.

of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang