MAGIC HEART

114 12 2
                                    

Magic Heart
Karya : Agatha
Akun: AgathaPtr4

🌼
Kamu adalah bukti, dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saatku bernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini
Kaulah bentuk terindah, dari baiknya tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu
🌼

Dunia yang penuh ilusi, berjuta imajinasi, namun tak dapat dipungkiri jika kedua hati saling mengagumi. Indahnya rasa cinta menggoreskan bekas yang akan selalu tak kulupa walau mata membuta, bibir membisu, ataupun telinga tuli. Aku terlalu mengenang indahnya cinta, hingga semua itu memberiku sebuah makna.
Kala itu, sembari berjalan di pinggir pantai dengan deburan ombak yang membawa suasana tenang dan taklupa magic hours yang menemaniku kala senja ingin meninggalkan dunianya. Seorang gadis berparas cantik, duduk di bawah sinar senja yang menambah elok kecantikannya untuk aku yang memandangnya.
Pandangan ini tak bisa ku palingkan kemanapun, seolah mata hanya terpusat pada paras cantiknya. Aku bukanlah mahluk Tuhan yang sempurna, jika ego ini menginginkan hati bersatu dengannya mungkin itu hanya mimpi.
"Telah engkau kirimkan mahlukmu Tuhan, indah paras cantik menggoda hati, membuat jantung hambamu ini telah hilang kendali" bisik hatiku sembari memandangnya. Pesonanya kian menjadi mimpi indahku malam ini.
Usai sudah mata ini memandangnya, gadis yang ku pandang berjalan pulang. Aku berharap esok hari ia kembali ketempat ini. Dimana senja menjadi saksi, mata ini menggumi paras cantik karunia Ilahi. Aku juga kembali dimana ranjang penuh kapuk empuk bersembunyi dan memanggilku untuk menggelutinya. Aku membayangkan betapa indahnya duniaku bila hadirnya menambah warna di kanvas hidupku.
Glerr!!
Petir menyambar, tanda berhayalku telah usai. Mungkin di malam ini aku ingin berdo'a untuk esok agar depertemukan dengannya kembali.
Sabtu, 22 Maret di malam yang indah di temani bulan purnama yang sinarnya terang benderang. Saksi dimana do'aku terkabul aku dipertemukan kembali dengannya di sebuah tempat dimana tempat itu sangat cocok untuk menikmati indahnya merajut asmara, dan lampu kecil yang berkedip menambah pesona malam ini.
Ku dekati dia, aku mencoba berbicara dengannya " boleh saya duduk disini?" ujarku. Dan dibalaslah dengannya "tentu saja". Mungkin aku memang manusia yang lemah, namun aku bukan manuia yang payah jika hanya memendam asmara yang terlilit gundah. Ku perlahan menyusun kata untuk ku ungkapkan padanya.
"em..em.. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu!" ucapku padanya. "katakan saja" jawabnya. Entah kenapa jantung ini seperti gunung eropsi yang ingin mengeluarkan laharnya. Dan ku kuatkan diriku untuk membuatnya tau akan sukaku padanya.
Ku ambil sebuah polpen dari jaket yang ku kenakan.
"kemarikan tanganmu" perintahku padanya.
"untuk apa?" jawabnya.
"berikan saja padaku" balasku padanya dengan senyuman.
Dan kutuliskan " if you agree!, yesterday i start like you" pipinya yang merah merona dengan senyumannya yang manis menambah percayaku akan setujunya dugaanku.
Tiba - tiba dia berkata " Sebelum kamu menyukaiku, aku lebih dulu menyukaimu. Pria yang sedang menulis lalu dia membuang kertasnya dan terus berulang. Namun membuatku jatuh hati ketika kedua mata ini menatapmu" ujarnya. Perasaan bahagia kian menyelimutiku di malam yang indah ini.
1 tahun kemudian....
Hari dimana aku membendung semua amarahku, aku kecewa dengan semua ini. Orang tuaku, memaksaku untuk selalu berada di bawah kendalinya. Hingga suatu waktu, aku sedang berkumpul dengan temanku, ku nikmati secangkir air kenikmatan untuk sejenak melupakan rasa luka yang ku lewati dalam dunia ini. Tibalah dia gadis pujaanku. Dia berusaha berkata halus padaku dan mengingatkanku untuk kembali pulang. Namun, kata - kata darinya bagiku menghinaku, aku terlalu banyak di buai air nikmat dunia, hingga tanganku ini lepas menamparnya dengan keras. "Urus saja dirimu sendiri!!" teriakku padanya.
Dia tak beranjak dari tempat itu, dia tetap menungguku disana sembari air matanya berlinang. Aku tak menghiraukannya. Egoku yang besar membutakanku. Namun, aku tak segera sadar.
Tiba - tiba hujan datang.
Teman - temanku meninggalkanku di tempat itu. Hanya ada aku dan dia. Perlahan dia memegang tanganku dan berkata "pulanglah, mereka sangat sayang padamu" ujarnya padaku. Aku tetap saja membantahnya. Lalu dia menangis dan memelukku. Seketika aku tersadar, teganya diriku melukai hati yang lembut ini, dia yang di sampingku saat ini begini karenaku. Aku tak mau terlihat menangis di hadapannya, ku katakan padanya "bidadariku, tenanglah saat ini kekasihmu sudah ada di genggamanmu, maafkan aku yang telah melukai hati muliamu, karena aku terlalu buta dengan duniaku" ucapku padanya.
Aku pulang, dan ku selesaikan pertikaianku dengan orang tuaku. Di tengah malam gulita bisikan rindu mengiang di telingaku. Aku mencoba menghubunginya namun aku tak bisa mendapat kabar darinya. Tiba -tiba dia menghilang tanpa kabar. Entah kemana dirinya berada saat ini.
Sudah genap seminggu dia tak menghubungiku, ku kira dia marah padaku. Ku kirim setangkai mawar dan coklat ke rumahnya. Ku ketok pintunya, namun tak ada respond apapun yang ku terima. Ku tinggalkan itu di depan pintu rumahnya.
Aku gelisah mencari kabarnya. Hingga suatu waktu, aku mendapat nontif dari nomor yang tak ku kenal. "Dia jantungmu, temui aku di cafe tempatmu mengungkapkan rasa cintamu" isi pesan itu. Segera ku bergegas kesana, ku menunggu lama tapi aku tak tau siapa yang ingin ku temui. Nomornya sangat misterius. Tiba - tiba seorang perempuan datang padaku. "kamu mencarinya bukan?" ujarnya sambil menunjukan fotonya. "yah benar, kamu siapa?" tanyaku padanya. "tak perlu kamu tau siapa diriku. " ujarnya. Dan di langsung bercerita jika jatung yang berdetak ini adalah miliknya. Dia berbohong jika dia menyukaiku kala ku sedang menulis sebuah lagu di pinggir pantai itu. Yang sebenarnya adalah dia telah lama menyukaiku tanpa aku tau bahwa dialah yang selama ini selalu mengirimkan surat kalaku duduk di bangku SMA. Dia menyukaiku karena aku seorang penyanyi dan pemain gitar. Pertama kali dia melihatku di sebuah ajang pencarian bakat, dia mulai menyimpan rasa. Hingga kita satu SMA, namun dia merubah penampilannya .Dia yang dulunya cupu berubah menjadi peri cantik. Namun, aku tak sadar akan hadirnya selama ini.
Kala itu aku jatuh sakit karena jatungku ini bermasalah. Dialah yang mendonorkan jantungnya untukku. Karena dia tau bahwa umurnya tak lama lagi. Dan ternyata saat di pantai itu, dia melarikan diri dari kemoterapinya. Aku sangat bodoh dan tak tau semua ini, orang tuaku pun juga tak pernah bercerita padaku. Setelah perempuan itu bercerita aku pun faham dengan apa yang selama ini aku rasakan. Di dekatnya aku merasa tenang, di sampingnya aku merasa damai, dan hadirnya muncul pelangi dalam angan.
Semenjak itu aku tau, bahwa aku sangat bersalah ketika menamparnya waktu itu. Seminggu lagi adalah ajangku berkompetisi membuat sebuah lagu. Kulewati tiap malam dengan tangisan kehilangan dirinya, ku curahkan semua isi hatiku pada lagu itu, tentang hadirnya, cantiknya, lembutmya dan semua tentangnya.
Tiba saatnya aku audisi. Ku nyanyikan lagu itu dengan segala rasaku yang ku tuangkan lewat lagu. Petikan gitar menambah rasa sedihku senandungkan lagu itu. Tiap kali aku tampil dia selalu ada, namun kali ini sinar mata yang memandangku bak pangerannya menghilang secara sengaja. Di situ aku tak bertekad untuk memenangkan audisi itu. Aku hanya ingin lagu yang ku buat untuknya tersampaikan padanya. Sembari bernyanyi hatiku terus berteriak.
"tersampaikan.. Tersampaikan.. Sampaikanlah"
Emosi ku meraja lela hinga petikan gitar terlalu keras ku petik. Tiba - tiba muncul dia di depanku, menari bak mengiringi iringan laguku. Ku mulai menikmati laguku. Hingga di akhir lagu tiba -tiba dia menghilang begitu saja. Tak ku sangka itu hanyalah bayangannya. Dan sambutan dari penonton sangat meriah dengan tepuk tangan dan tetesan air mata di setiap muka.
Saat-saat penobatan juara, aku tak menghiraukannya karena disaat ini aku hanya butuh dirinya hadir bersamaku. Akulah pemenang pembuat lagu pada audisi itu, aku tak senang ataupun gembira. Rasa sedihku menggebu - gebu dan seolah-olah memaksaku menangis.
Dari hari itu, aku mulai merasa kesepian. Tanpa hadirnya, senyumnya, dan paras cantik yang ku pandang kala senja itu. Besok adalah hari dimana aku lahir ke dunia ini. Umurku yang ke 25 ini, berharap akan hadirnya esok hari.
Ke esokan harinya...
Saatnya hari ini tiba. Hari dimana ada keramaian dan kemeriahan namun aku merasa kesepian. Selepas potong kue, aku mengambil gitar dalam kamarku. Dan munyanyikan lagu itu, namun saat itu aku menyanyi dengan menutup mataku. Karena seusai lagu ini kunyanyikan ku harap di hadir di depan mataku.
Senandung laguku..
Perlahan aku membuka mataku, namun sia-sia harapanku. Dia tak kunjung datang di hadapanku. Ketika aku ingin membanting gitarku tiba-tiba langkah kaki terdengar tak asing datang mengarahku. Dengan lembutnya dia memanggilku "pangeranku" ucapnya dari bibir manisnya. Dia memakai gaun putih dengan mahkota tampak seorang bidadari turun dari khayangan untukku. Aku segera bergegas berlari ke arahnya.
Aku memeluknya dengan erat hingga rasa rindu ini terobati. Namun, rasa pelukan ini sangat berbeda dengan pelukannya waktu itu. Ku lepaskan pelukan itu, lalu aku berkata " siapa engkau!!" bentakku. "bidadarimu" jawabnya. "bukan" selaku di saat dia menjawabnya.
"dimana bidadariku?" tanyaku sembari rasa gelisah. Dia tersenyum dan menoleh ke belakang. Tibalah seorang perempuan duduk di kursi roda mengenakan pakaian yang sama. Aku bingung dengan keduanya. Dan ternyata yang sesungguhnya adalah dia yang duduk di kursi roda. Dan yang ku peluk adalah kembarannya.
Aku rapuh kalaku melihat dia terbaring lemah di kursi roda. " waktuku tak lama" bisiknya. Dengan sigap ku nyanyikan laguku yang ku buat untuknya. Semua terharu melihat peristiwa itu. Usai lagu yang ku nyanyikan dia menutup matanya dan meninggalkan ku sendiri di dunia.
Waktu takkan pernah mengusaikan paras cantik mu, karena waktu telah menyimpan cantikmu di saku kehidupanku. Engkau bidadariku, tidurlah hingga aku menyusulmu di nirwana tempatmu menungguku. Inilah kisah baruku, dimana rembulan dan kejora menjadi bukti mahluk Tuhan yang dikirimnya untukku, kembali di ambil dari pelukanku. Namun aku percaya, kelak di nirwana Tuhan kembali mempertemukannya denganku. Kini hanya tersisa paras cantiknya di bingkai bilik kamarku, yang selalu menemani tiap tidur lelapku. Bidadariku, aku akan selalu merindukanmu, walau dunia kita saat ini menyulitkan kita untuk bersatu.

TAMAT.

******

Hallo teman, Agatha namaku. Aku menempuh pendidikan di SMA N 1 SRENGAT tepatnya di wilayah Kab.Blitar yang ku cintai. Terimakasih telah membaca karyaku. Aku adalah orang paling beruntung bila karyaku bisa menjadi sebuah kenangan dalam sejarah bacamu. Tunggu karyaku selanjutnya ya:)

Antologi KETIGA KCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang