Rindu Kekasih

29 5 10
                                    

Penulis: @Hawapratama
Cerita ini terinspirasi dari lagu "Sayang" yang dipopulerkan oleh Shae.

***

Cerita ini mengandung POV 2. Cerita pertamaku dengan POV 2. Semoga bisa dipahami.

***

"Rindu merupakan perasaan ingin berjumpa dengan yang kita sayangi."

- Poetree Malu -

***


Kamu keluar rumah. Memandang langit hitam. Wajahmu sendu, seperti merindukan seseorang atau sesuatu yang telah lama tidak berjumpa. Lalu, kamu menghela napas. Wajahmu menjadi menunduk dengan sebelah tangan direntangkan hingga menyentuh batang pohon mangga. Kamu terlihat sedang berpikir.

Beberapa detik kemudian, matamu mengarah ke jalanan yang sepi. Angin berhembus lembut menerbangkan selembar daun. Matamu berkaca-kaca.

"Semoga engkau tidak mengkhianatiku." Harapmu penuh. Dari kata-katamu, kamu seperti bicara kepada kekasih. Kamu masih mencintainya?

Kamu pun menatap layar gadget. Jarimu menekan tombol untuk menghidupkan layar. Bagian depan benda pipih pun menampilkan wajah sejoli. Mereka tampak mesra dan serasi. Yang laki-laki mirip denganmu. Yang perempuan membiarkan rambutnya tergerai indah. Tidak ada yang tidak bahagia. Senyum manis terlukis di sana.

Raut wajahmu berubah, seperti kesal pada sesuatu atau seseorang. Tanganmu menggenggam lebih erat gadget. Tampak dirimu menggeram dari ubun-ubun hingga meluncur ke telapak kaki.

Prang!!! Tiba-tiba kamu menjatuhkan barang elektronikmu dengan keras seraya berteriak, "Akh!". Napasmu penuh amarah.

Tak lama kemudian, kamu terduduk. Beristifar dengan tangan kanan menyentuh dahi. Setelah reda, tanganmu pun meraih gadget. Memeluk seperti merasa sangat menyesal. "Maafkan aku. Maafkan aku," katamu dengan sedu sedan. Kamu mencoba menyalakan dan memencet-mencet. "Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa." Senangmu tak terkira.

Kemudian, kamu menghapus air matamu. Membuka aplikasi galeri. Memilih folder "Aku dan Kekasih". Matamu kembali berkaca-kaca saat melihat kumpulan foto kekasihmu, juga fotomu dengannya. Foto di pojok kiri atas kamu pilih. Menekan titik tiga di pojok kanan atas, lalu pencet tayangan slide. Layar pun foto yang lain. Bergerak sendiri seperti mesin. Kamu selalu tersenyum.

Akhirnya, tayangan slide berhenti. Kamu pun melihat kontak kekasihmu. Entah apa yang kamu lakukan. Matamu selalu tertuju ke sana. Menit di gadgetmu berganti, kamu tetap menunggu. Lima belas menit telah berlalu, tapi matamu belum berubah dari menatapnya. Sekuat itukah kamu? Kalau mata sakit, kamu baru tahu rasa.

Angin mampir seperti mengucapkan selamat tinggal. Namun, kamu tidak membalas kodenya. Burung betina dan ketiga anaknya bersarang di dahan. Sang induk memeluk anak-anaknya, seperti meminta mereka lekas tidur. Kelelawar mengepakkan sayap mengintari halaman rumahmu, seperti mencari santapan.

Tring! Tring! Tring! Gadgetmu berbunyi. Ikon telepon bergetar di layarmu. Sayangnya, kamu tidak menyambutnya. Hanya menatap dengan muka datar. Bagaimana jika yang meneleponmu sangat membutuhkanmu?

Tring! Tring! Tring! Kali ini wajahmu tidak bisa dituliskan dengan kata-kata. Mata bersinar, bibir melengkung ke atas, dan lain-lain. "Ha-halo." Sebuah kata pertama setelah menggeser kode hijau ke atas. Suaramu serak, bersamaan dengan mengucurkan air dari matamu.

Antologi KETIGA KCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang