Ding Dong

41 4 0
                                    

Cerita ini terinspirasi oleh lagu Ding Dong

Untuk permulaan, aku ingin mengatakan bahwa Antony Easton telah mati. Tahukah Deven Easton bahwa Antony yang menyadang status sebagai adiknya telah mati? Tentu saja tau. Devenlah yang telah membunuh Antony d tengah tengah hutan dan memenggal kepalanya.
Deven dan Antony telah menjadi rekan kerja selama bertahun tahun. Bukan rekan kerja bisnis. Melainkan rekan kerja untuk membunuh seseorang.

Psikopat? Itulah sebutan Bagi mereka. Mereka terlahir dari keluarga yang berantakan. Bahkan sang adik, Antony Easton tega membunuh kedua orang tuanya, beralasan mereka sangat menyusahkan jika hidup. Deven mengiyakan alasan Antony, dan mendukung Antony untuk membunuh kedua orang tuanya. kejam

Mereka, dua pemuda yang tak percaya tuhan. Tak percaya adanya surga dan neraka.

Sifat dingin dan sangat kasar sekasar besi gerinda, melekat pada kedua pemuda itu . Memeras, mencabik, menindas. Itulah keseharian yang dia lakukan bersama Antony. Hati sedingin es kutub terlukis di wajah mereka. Rasa dingin selalu ditebarkan kemana mana.

Semenjak Antony mati, jiwa psikopat Devan semakin menjadi jadi. Semakin brutal untuk membunuh seseorang. Minggu lalu ia membunuh seorang gadis. Menyekapnya, kemudian memotong motong tubuhnya lalu dibakar. Entah apa yang dipikirkan olehnya, hingga membakar tubuh gadis itu dan memberikan kepada anjing beringas yang sedang kelaparan. Nice

Paris, Prancis.

Malam ini malam natal. Kabut tebal menutupi jalanan, hawa dingin menebar ke seluruh ruangan.
Deven menikmati makan malam ditemani sepi di Rumah yang sangat besar dan cukup lebar. Rumah yang sangat usang dan tua. Bahkan orang lain pun bisa beranggapan bahwa rumah itu adalah rumah kosong yang tak layak huni.

Dari balik jendela
Ku tatap erat wajahmu
Kau diam membeku
Ku datang mendekatimu

Kali ini sesuatu aneh terjadi bahkan bisa dibilang tak masuk akal. Deven yang tak sengaja memandangi salah satu sudut jendela rumahnya. Deven menatap fenomena aneh tersebut. Dibalik jendela itu, samar samar ia melihat wajah Antony. Wajah itu sedang memandang Deven dengan tajam dan merah. Deven terkejut, jantungnya berdetak kalut, tiap syarafnya tersentak karena sensasi ganjil yang baru pertama ia alami.

Perlu digaris bawahi, bahwa Deven sang psikopat tak percaya dengan Hantu.

Beberapa detik kemudian wajah itu menghilang. Deven tak mau ambil pusing, menurutnya mungkin ia hanya berhalusinasi. Kemudian Deven beranjak pergi dari tempat itu.

Deven terus menaiki tangga dengan pelan. Sebelum merebahkan tubuhnya, ia memeriksa setiap sudut ruangan kamarnya. Ketakutan terhadap kedatangan Antony melekat diwajahnya.

Di balik kasurmu
Atau dibawah mejamu
Dimana dirimu
Mungkin di dalam lemari

Memastikan bahawa tak ada wajah yang bersembunyi di bawah ranjang, kamar mandi atau pun di dalam lemari pakaian. Setelah cukup puas dengan tindakkannya akhirnya dia merebahkan tubuhnya.

dok dok dok dok
Ketukan pintu misterius. Lagi lagi seluruh syaraf ditubuhnya tersentak oleh suara itu.

Tok tok di depan kamarmu ku ketuk pintu
Dan mencoba masuk kamarmu
Tok tok di dalam kamarmu ku cari kamu
Akan kutemukan dirimu

"Apa apaan ini! Ini semua hanya omong kosong!" kata Deven bangun dari tidurnya. Dan menatap pintu putih kamarnya.

Entah kenapa ada darah menebus dari pintu itu. Warna merah mendominasi pintu yang sebelumnya berwarnah putih. Bersamaan dengan itu, sosok Antony muncul. Dia menyaksikan hal ganjil itu dengan mata telanjangnya sendiri

Damn!

Wajah Antonny sangat menyeramkan. Wajah penuh darah diseluruh tubuhnya. Rantai melilit di perut, kaki dan kedua tangannya. Bagaikan seekor binatang yang sedang dirantai oleh tuannya. Aura hitam mengelilingi Antony.
Darahnya tersirap, Deven segera turun dari ranjangnya

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Deven sengit dan sedikit ketakutan.

"Banyak!" Teriak suara Antonny memenuhi ruangan "Kau harus ikut denganku!" tambahnya

"Tidak, aku masih banyak urusan!" jawabnya berusaha terlihat tenang

"Kau membunuhku!" ucap Antonny beringas dengan mata merahnya.

"Memang sudah waktunya kau harus mati!" ucap Deven memasukan kedua tangannya kedalam saku celana.

Mendengar hal itu sosok Antony menjerit, menakutkan. Lalu mengguncang semua rantai yang ada di tubuhnya. Membuat bulu kudu merinding. Masih ada hal yang mengerikan setelah itu. Sosok Antony dengan sengaja mengeluarkan kedua bola matanya dan melemparkan di depan Deven, kemudian kepalanya terpisah dari tubuhnya. Menggelinding di lantai kamarnya.

Tubuh Deven gemetar tak karuan. Dia mengigil, lalu mengusap keringat dingin di keningnya.

Saat ini sosok Antony memegang sebuah kapak penuh darah ditangannya. Entah semenjak kapan dan darimana sosok Antony membawa kapak.

Deven terhenyak dan berjalan mundur semakin dia mundur sosok Antonny semakin mendekatinnya. Sosok itu memberi syarat agar Deven mendekat, secara ajaib Deven pun mematuhinya. Setelah jarak mereka tinggal dua langkah, tangan Antonny melayangkan kapak tepat di kepala Deven.

craass

Darah menyiprat di lantai. Deven ambruk, kepalanya terpisah dari badannya. Kemudian terdengar suara tangis tersedu sedu yang memilukan dan penuh amarah memenuhi ruangan, meratapi perbuatan keji yang telah dilakukan di dunia. Kemudian sosok itu berjalan mengambil kepala Deven sembari melantunkan lagu kematian. Lalu dia melayang, menghilang ditelan kegelapan malam.     

  ••End••

Hallo, nama ku Handayani, salah satu introvert yang lahir dibumi pada tanggal 26 maret silam. Aku seorang pelajar, yang sudah terbiasa memulihkan hati sendiri, wkwkw.
Kalian bisa panggil Philo atau Yani. Philo? Aneh bukan. Sebutan itu kudapat dari satu makhluk yang ada di bumi.

Selamat berpuasa dan terimakasih telah membaca

Akun wattpad philo_yani
Instagram @me_yaniii

Antologi KETIGA KCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang