Karya: Vinandr_
Upacara bendera sudah dimulai, yap hari ini adalah hari pertamaku menginjakan kaki di sekolah setelah libur semester satu, dan Tahun ini juga tahun terakhirku di sekolah. Entah apa yang akan kualami di tahun ketiga ini. Namun, aku sangat berharap jika aku mendapatkan banyak euphoria di tahun ini, ah ralat maksudku, aku hanya ingin mencipta euphoria sendiri di tahun ini. Semoga harapanku kali ini engkau bisa memberikannya Tuhan.
Ternyata, setelah libur panjang itu banyak sekali perubahan yang terjadi pada teman-temanku. Aku bisa melihatnya, namun satu yang belum berubah selama dua tahun ini adalah kebersamaan. Ya, kebersamaan belum tercipta diantara kami. Kami masih asik dengan urusan kami sendiri, entah mereka yang kurang peduli atau salah satu dari kami yang tidak mau berbaur.
Ada tawa diantara mereka, tapi aku juga tahu. Mereka juga diam-diam tidak saling menyukai. Entah memang membenci atau memang hanya sekedar tidak suka. Namun, yang selalu aku harapkan. Kita kembali. Kembali merangkul bahu-bahu yang luruh, saling merengkuh jiwa-jiwa yang rapuh. Dan melangkah beriringan untuk mencapai garis finish di depan sana. Setelah itu, kita saling menatap dan melempar tersenyum tulus.
****
Tinggal beberapa hitungan bulan lagi, aku akan berpisah dengan mereka. Mereka yang selalu saja membuat tertawa dengan sikap konyolnya, mereka yang selalu bisa membuat kesal dan mereka yang sedang berusaha memperbaiki apa yang belum diperbaiki. Semoga saja, di tahun baru ini semua resolusiku dan teman-temanku terpenuhi dan kebersamaan tercipta di kelas kami.
"Hei, apa kebersamaan kita tidak bisa kembali lagi? Tinggal hitungan bulan saja kita bersama, aku hanya ingin mencipta euphoria yang nyata bersama kalian." Aku mencoba memberi tahu apa yang aku rasakan kepada teman sekelasku.
Semunya hanya diam, sambil menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kita bisa saja kembali, tapi apa mereka mau bergabung menjadi kesatuan yang utuh seperti semula?" jawab ketua kelas sambil menunjuk ketiga teman kelasku.
"Berteman senyamanmu dan yang aku lihat mereka sangat tertekan masuk kelas ini," salah satu temanku menimpali.
"Sudahlah, aku memang menginginkan kelas kita kembali utuh tanpa perpecahan. Namun, kita juga tidak boleh memaksa mereka untuk menyukai kita," ucapku lalu pergi meninggalkan mereka yang masih diam membisu.
*****
Hari Selasa, hari wisuda. Yap, aku dan teman-temanku sudah berhasil mencapai garis finish itu, berjuang bersama dengan kebersamaan yang aku tunggu dari tahun lalu. Kita sudah mampu melawan ego kita, sampai akhirnya aku benar-benar merasakan euphoria yang sesungguhnya. Melihat teman-temanku tertawa lepas dan tersenyum tulus. Kebersamaan itu sudah tercipta. Namun, bahagiaku sirna tatkala menatap satu persatu teman-temanku. Kita berpisah. Perpisahan sudah ada di depan mata. Ini memang bukan akhir, tapi ini benar-benar sangat menyakitkan.
Aku tahu, setiap pertemuan memang selalu ada perpisahan. Dunia sudah menggariskan itu dan kita tak mampu mengelak. Kita hanya bisa ikhlas. Dan kita harus selalu yakin, bahwa suatu saat nanti kita akan bertemu kembali di bawah langit biru ini.
Sekarang yang aku rasa melebur jadi satu. Ada kebahagiaan juga ada kesedihan. Menatap mereka membuat aku ingin meneteskan air mata, kita saling merangkul sebelum akhirnya berpisah. Air mata itu, aku dapat menangkapnya dari satu persatu mata teman-temanku.
Teman, setelah ini kita akan berpisah. Entah, semesta akan mempertemukan kita kembali atau tidak. Di bawah langit bersemburat jingga ini, aku harap semesta mendengarkan bisikanku. Bisikan tentang kita, agar kita dapat kembali bertemu lagi nanti. Tanpa ada perselisihan lagi, hanya ada rasa bangga saat melihat perubahan kalian nanti.
Kita saling merangkul, berdiri sejajar menatap senja yang begitu indah di depan sana. Senja yang sebentar lagi akan digantikan dengan langit malam bertabur bintang. Senja yang akan meninggalkan kenangan hari ini.
Aku menunjuk matahari yang akan tenggelam, lalu berkata. "Di depan sana, esok hari. Kita akan bertemu dengan dunia yang sebenarnya, dunia yang ramah dan dunia yang kejam. Semuanya ada di depan sana. Kita hanya perlu terus melangkah, melewati rintangan yang ada. Menjadikan kita lebih tabah dan terus mengucap syukur.
Kita masih berkumpul, sebelum hari-hari yang kita lalui benar-benar sibuk. Kita menghabiskan waktu sebelum hari esok menjemput, memaksa kita untuk berlari kencang walaupun kaki sudah tidak sanggup menopang. Kita membentuk lingkaran, di tengah api unggun kita bernyanyi bersama. Bercerita hal-hal konyol sampai tertawa terpingkal-pingkal.
"Hey, sampai jumpa di lain hari. Untuk kita bertemu lagi, kurelakan dirimu pergi. Meskipun, ku tak siap untuk merindu. Ku tak siap tanpa dirimu. Ku harap terbaik untukmu." Aku sedikit menyanyikan lagu untuk mereka.
Aku mendongakan kepala ke atas, menghalau ribuan air mata yang akan mengalir. "Sampai jumpa teman, terima kasih kenangan tiga tahunnya. Jika kata orang kalian terburuk, untukku kalian tetap terbaik," ungkapku dalam hati.
Untuk kalian, teman kelasku.
Dari: @Vinandr
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi KETIGA KC
Short StoryKumpulan antologi cerita pendek oleh para penulis Keluarga Cerama. Silakan baca. Enjoyed!