IRMA ADELA
01 Juni 2020🎶
"Aku tak mudah untuk mencintai, aku tak mudah mengaku kucinta, aku tak mudah mengatakan aku jatuh cinta."🎶
•🍁🍁🍁🍁🍁•
Mendung bertamu diatas langit, menumpahkan butiran bening pada setiap dedaunan. Tentang dia yang kutemukan namun tak bisa kudapatkan. Tentang dia yang kurasa begitu hangat, namun tak berhak sekedar memeluk begitu erat.
Entahlah.. ini perihal rindu tanpa kediaman. Gerimis kali ini tak mampu menghapus jejak, karna genangan terlampau patuh pada patah.
Sekumpulan angin berbisik menawarkan duka, namun sang rintik terperangkap menghunus jiwa yang tak kunjung bertemu. Rindu adalah dahaga abadi, sebuah keadaan dimana logika menertawai hati saat belati kembali melukai.Arlizah Fatma Zafran
Perempuan bertudung labuh, manik mata yang sendu sebuah lisan yang tak lepas dari lantunan ayat suci Al-Qur'an, perempuan Salihah yang berakhlakul karimah. Sederhana, Pintar, lembut dalam bertutur sapa, seorang hamba salihah yang selalu berusaha menjaga diri dengan istigfar, ia benar-benar sosok idaman.
Lantas bagaimana denganku?
Aku seorang monokrom sendu dengan dunia putih abu-abu, tidak ada yang istimewa denganku. Tak pandai dalam segala hal, cenderung ceroboh melakukan suatu hal. Tak peduli apa yang dikatakan semesta. Aku adalah aku. Kesendirian adalah rumah, ia mampu memberi rasa nyaman yang bahkan sulit digambarkan.
Ia nyaman karena tak perlu takut untuk mengecewakan,
Ia nyaman karena rasa sepi memberi sebuah pelajaran,
Ia nyaman karena membuatmu merasa lega, tak ada yang menyakiti perasaan, karena tak ada seorang yang kau libatkan.*******
Nampak seorang gadis dengan langkah tak terarah, benar-benar konyol bagaimana bisa ia terfokus pada lembaran berjilid ditanganya? Sedangkan, kaki melenggang bebas ditepi jalan raya?"Permisi, kamu baca sambil jalan?" Seorang pria yang sedari tadi mengawasi kini mulai bersuara "Apa tidak bahaya?" Tanyanya lagi
Gadis itu menatap sejenak, tersenyum simpul lalu melenggang pergi
"Mbak??, Jalan pake mata, jangan sambil baca, bahaya!" Sepertinya ia mulai geram melihat perkataannya yang tak digubris sama sekali.
"Kalo jalan pake kaki, kalo liat pake mata gimana sih.."
TINN.!TIN!!!
Astaga!!Seorang gadis terhuyung dijalanan aspal, darah mendesir menjalari sebagian kaki dan kepalanya, baru beberapa detik diingatkan kini ia tersungkur ditepi jalan. Seorang pria terperanjat ia nampak kebingungan tidak ada seorangpun disini, dilihatnya dengan seksama gadis pucat pasi tergeletak dihadapannya, ia harus menolong gadis itu namun rasanya sedikit canggung, ia tak pernah berada sedekat ini dengan perempuan sebelumnya, yang benar saja ia dibesarkan dalam suasana khas pondok pesantren milik almarhum abah yang kini tengah ia kelola bersama keluarganya, bagaimana pun juga gadis ini harus segera ditolong.
******
Lembayung senja dengan bayangan siluet yang dihasilkan oleh rindang pepohonan, membuat sore ini begitu sempurna. Semilir angin seakan menyindir kepingan kenangan tentang tragedi sebuah pertemuan."Assalamu'alaikum, Jihan?" Sosok pria tak asing menyapaku dari belakang,
"Ahm.. Wa'alaikumus salam Arlan? Kau tau aku disini.?"
"Hm.. Jihan, Jangankan kau ada dimana? aku bahkan tau semua daftar kegiatan dalam hidupmu, novel.. makan, melamun, tidur Benarkan?" Ia tertawa renyah..ahh dunia terasa curang, langitku indah berhentilah waktu. Kumohon kali ini saja.. biarkan aku menikmati sejenak dimana hanya ada aku, Kau, Senja, dan rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi KETIGA KC
Short StoryKumpulan antologi cerita pendek oleh para penulis Keluarga Cerama. Silakan baca. Enjoyed!