Part 24

26 0 0
                                    

Part 24
Bima & Arimbi

"Misi paket" ujar seorang kurir paket yang baru saja bangun dari motornya itu hendak mengetuk pintu rumah bima.

"Misi paket" kedua kalinya teriakan kurir paket itu hendak mengentuk pintu bima seraya mengelap keringat panas siang ini dengan jaket tokodefia-nya itu.

Bima yang mendengar teriakan itupun terbangun dari tidurnya, tentunya dengan wajah sumringahnya yang masih terbayang paras arimbi.

Masih dengan buka bantalnya, ia pun lekas membuka pintu untuk mengambil paket itu.

"Jangan dibuka ya mas,biar papah yang buka" bisik sang kurir itu yang membingungkan bima

"Siap pak" bima berpura-pura mengiyakan permintaan sang kurir.

Sesampainya di ruang tamu, bima yang penasaran pun membuka kotak hitam yang dipenuhi bubble wrap itu dan "kreekk" bima terkaget saat bola matanya dengan seksama mengamati isi kotak itu,tidak ada apa-apa disana, kecuali sebuah boneka teddy bear berukuran sedang berawanra coklat tua.

"Untuk apa papah memesan boneka teddy bear" gumam bima dalam hatinya yang menyempitnya kedua bola matanya seperti orang keheranan.

"Bodo ah, yang penting ini hari yang indah"ujar bima yang perlahan melangkahkan kaki menjauh dari paket itu hendak mengambil handuk dan lekas ke kamar mandi.

Sudah sewajarnya BIN itu rahasia negara, baik dari identitas para anggotanya, misi rahasia serta resiko-resiko lainnya.

Sebenarnya bila boneka teddy bear itu digunting pada bagian leher, maka isinya adalah "identitas samaran (ktp,password, dan identitas lainnya yang dibuatkan khusus dari negara) serta sebuah surat gulungan yang berisi misi rahasia dari sebuah negara.berbagai macam cara memang ketika BIN memberi tugas untuk para anggotanya.

Bima yang hanya memakai seutas handuk untuk menutupi bagian badannya dari perut sampai lututnya itu berkata
"Waduh, ni anak belum bangun lagi"

Kemudian disusul dengan eraman susilo dikasurnya hendak tersadar dari tidur panjangnnya itu.kedua tangannya mengangkat keatas hendak menguletkan badannya.

Dan... " Sreekk" entah tarikan tangan susilo yang kencang atau memang bima yang mengikat handuknya tidak terlalu kencang.

Bima yang kaget melihat tingkah susilo kali ini betul-betul malu setengah mati. Entah disengaja atau tidak sekarang bima berdiri dihadapan susilo tanpa sehelai benangpun dibadannya.

Bima yang tercengang dan bukannya ia kembali mengangkat handuknya justru menatap susilo dengan tatapan melotot antara kesal, kaget dan tidak mengerti lagi akan kelakuan sahabatnya itu pun kearah susilo seraya berkata "SUS, INI SERIUS, LO GA BIRAHI SAMA GUE KAN?"

Dengan muka penuh iler sehabis bangun tidur dan seperti anak kecil yang polos susilo hanya berkata "lo ngapain bim bugil depan gue...otong lo oke juga" kata susislo yang masih terkantuk melihat orang dihadapannya sekarang telanjang bulat.

"Bukannya pake lagi anduk lo, mau pamer atau gimana ni?"

"BODO AMAT SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, SEKARANG LO MANDI CEPETAN!! KITA JEMPUT SEKAR OKE"

Kata bima yang kali ini benar benar kesal dengan sahabatnya itu, seraya mengangkat handuknya dan berganti baju siap siap untuk berangkat kuliah.

Dengan jalan tergopoh-gopoh susilo yang masih setengah sadar pun masuk ke kamar mandi bima dan berkata "AYO LAH BIM, ADU BATANG KITA HAHAHA" terkekeh susislo dari balik pintu kamar mandi.

"Duh kakang kula demen sampean..
Demene kula sampe bleg-blegan..
TUMPAK TING TING JOOSSS" terdengar penuh semangat suara susilo dari dalam kamar mandi menyanyikan potongan lirik lagu juragan empang itu

Bima yang kali ini terkekeh mendengar suara temannya itu pun menunjukan keisengannya dengan mematikan lampu, dan mengganjal pintu dengan gagang sapu supaya susilo tidak bisa keluar dari kamar mandi rumahnya itu.

Terima kasih sudah membaca🙏🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bima dan ArimbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang